Sabtu, 4 Oktober 2025

Super Pandit

Nyali Adaptasi Strategi Solskjaer dan Identitas Penyerang Gaek Manchester United

Keberainan Solskjaer merubah sistem permainannya menjadi 3-5-2 patut diberi apresiasi, ia belajar dari kekalahan menyakitkan saat dihajar Liverpool.

Penulis: deivor ismanto
Editor: Dwi Setiawan
GLYN KIRK / AFP
Manajer Manchester United asal Norwegia Ole Gunnar Solskjaer (kanan) berjabat tangan dengan striker Manchester United asal Portugal Cristiano Ronaldo (kiri) saat ia digantikan selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Tottenham Hotspur dan Manchester United di Stadion Tottenham Hotspur di London, pada 30 Oktober. 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Ole Gunnar Solskjaer berhasil membawa Manchester United meraih hasil kemenangan meyakinkan saat bertemu Tottenham Hotspur pada (30/10/2021) malam WIB.

Pertandingan yang berlangsung di Tottenham Hotspurs Stadium tersebut, Manchester United berhasil mempermalukan The Lilywhites dengan skor tiga gol tanpa balas.

Gol-gol Setan Merah berhasil disarangkan oleh duo lini depan mereka, Cristiano Ronaldo dan Edinson Cavani, serta tambahan satu gol dari kaki Marcus Rashford yang masuk di babak kedua.

Baca juga: Reaksi Solskjaer Usai Manchester United Permalukan Spurs, Bicara Koneksi Ronaldo & Cavani

Baca juga: Fakta Kemenangan Manchester United atas Spurs: Rekor Langka Ronaldo Terjaga, Nyawa Kedua Ole

Sorotan tentunya tertuju pada perubahan strategi yang dilakukan oleh sang juru taktik United, Ole Gunnar Solskjaer.

Jika biasanya pelatih asal Norwegia bermain dengan skema 4-2-3-1, di pertandingan kemarin, Solskjaer melakukan perubahan dan bermain dengan menggunakan 3-5-2.

Dengan sistem tersebut, kecakapan Setan Merah dalam melakukan serangan balik begitu efektif dengan beberapa kali mampu mengeksploitasi pertahanan Spurs yang dipimpin Cristian Romero dan Eric Dier.

Meskipun hanya menguasai ball possession sebanyak 42 persen, United mampu melakukan tembakan sebanyak 10 kali, empat diantaranya mengarah ke gawang yang dijaga Hugo Lloris.

Solskjaer melandaskan sistemnya pada permainan posisional yang disokong oleh double pivot tipikal box to box, Fred dan Scott Mctominay.

Serangan Setan Merah dimandori oleh pemain nomor sepuluh mereka, Bruno Fernandes yang aktif bergerak dan menjembatani serangan United.

Pemain asal Portugal tersebut adalah kreator serangan utama Setan Merah, ia menjadi yang tertinggi dalam hal progressive passes (6.16) begitu juga passes attempted (63.25).

Aliran bola dan serangan United ke sepertiga akhir hampir selalu berawal dari Bruno, statisiknya begitu mencolok, passes into final third Bruno berada di angka 4.79, lagi-lagi yang tertinggi.

Solskjaer nampaknya banyak belajar akan kekalahan memalukan saat bersua Liverpool di pertandingan sebelumnya.

Bruno yang bermain tepat dibelakang dua striker Setan Merah begitu aktif melakukan pressing di lini tengah, bahkan saat bertahan, pemain berusia 27 tahun tersebut sejajar bersama double pivot yang dipasang Solskjaer.

Hasilnya, Spurs yang menguasai jalannya pertandingan tak mampu bergerak lebih banyak selain berputar-putar di area tengah.

Keberadaan tiga bek sejajar juga membuat pertahanan Setan Merah lebih solid, jika sebelumnya mereka kebobolan sebanyak lima gol.

Dalam laga semalam, bahkan Harry Kane dan kolega tak mampu menciptakan shot on goal sekalipun, David de Gea pun dibuat jadi pengangguran.

Skema dasar 3-5-2 yang dipakai berubah menjadi 5-3-2 saat bertahan, menumpuknya pemain United di belakang memberanikan Solskjaer untuk bermain dengan garis pertahanan rendah.

Striker Manchester United asal Portugal Cristiano Ronaldo (kedua dari kanan) merayakan dengan rekan satu timnya setelah mencetak gol pembuka pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Tottenham Hotspur dan Manchester United di Stadion Tottenham Hotspur di London, pada 30 Oktober 2021.
Striker Manchester United asal Portugal Cristiano Ronaldo (kedua dari kanan) merayakan dengan rekan satu timnya setelah mencetak gol pembuka pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Tottenham Hotspur dan Manchester United di Stadion Tottenham Hotspur di London, pada 30 Oktober 2021. (GLYN KIRK / AFP)

Hal tersebut memberi keuntungan pada Setan Merah saat melakukan serangan balik, para pemain The Lilywhites yang bermain cukup tinggi memudahkan Bruno untuk menjembatani Cristiano Ronaldo dan Edinson Cavani yang menjadi ujung tombak.

Satu gol yang diciptakan Cavani adalah contohnya, Spurs yang keasikan menyerang lupa jika United memiliki dua striker dengan intusisi menyerang mematikan.

Lewat serangan balik cepat, Cristiano Ronaldo yang menerima bola dari Bruno Fernandes, mengirim umpan terobosan yang mengarah ke kaki Cavani, dengan dingin, striker berusia 34 tahun tersebut mampu melakukan finishing, dan mencatatkan namanya di papan skor untuk membawa United unggul dengan defisit dua gol.

"Mereka tampil bagus saat dimainkan bersama, mereka saling menghormati satu sama lain," kata Solskjaer dilansir Khelnow.

"Para pemain muda kami harus belajar dari Ronaldo dan Cavani. Kerja keras dan kualitas mereka luar biasa di lapangan," lanjutnya.

Ya, keputusan Solskjaer untuk memasang dua striker gaek tersebut memang memberikan impact spontan dalam urusan menyerang Setan Merah.

Pergerakan tanpa bola mereka di depan membuat barisan pertahanan Spurs kelimpungan, mereka juga memudahkan Bruno untuk menambah pundi-pundi assistnya, gol dari Ronaldo semalam adalah hasil dari umpan matang sang playmaker.

Sementara itu, Manchester United juga lebih menitikberatkan sayap kiri untuk menyerang.

Dilansir Whoscored, sebanyak 51% serangan United berlangsung dari sayap kiri. Solskjaer mengandalkan Luke Shaw dan Cristiano Ronaldo, hingga Bruno Fernandes yang aktif bergerak ke kedua sayap dari lini tersebut.

Keputusan Solskjaer untuk lebih menyerang dari sisi kanan cukup rasional, Luke Shaw lebih baik dalam urusan menyerang ketimbang Wan-Bissaka yang berada di wing back kanan, akurasi crossing pun Shaw lebih unggul.

Keberadaan Wan-Bissaka di sisi kanan lebih difungsikan sebagai pemutus serangan Spurs, Son Heung-min yang berhadap bersama Wan-Bisakka dibuat mati kutu dalam pertandingan semalam.

Aaron Wan Bissaka
Aaron Wan Bissaka (TWITTER.COM/MANUTDINPIDGI)

Tiga bek sejajar yang dipasang Solskjaer juga memberikan performa gemilang. Victor Lindelof, Raphael Varane, dan Harry Maguire mampu memberi rasa aman kepada De Gea untuk lebih bersantai berada di bawah mistar gawang.

Ketiga bek tersebut melakukan blocked shots sebanyak 4 kali, clearances sejumlah 25 kali, serta 7 kali interceptions. Aspek-aspek bertahan tersebut mampu membuat gawang United terhindar dari kebobolan bahkan shots on target.

Keberainan Solskjaer merubah sistem permainannya menjadi 3-5-2 patut diberi apresiasi, ia banyak belajar dengan kekalahan menyakitkan saat berhadapan dengan Liverpool.

Efisiensi permainan dan agresifitas serangan balik Manchester United perlu dipertahankan sang juru taktik agar terhindar dari pemecatan yang selama sepekan ini begitu ramai dibicarakan.

Konsistensi yang selama hampir empat tahun menjadi masalah Solskjaer sudah saatnya mampu ia benahi.

Keputusan cerdas yang ia lakukan di pertandingan kemarin harus selalu ia tunjukkan di pertandingan-pertandingan Setan Merah kedepannya.

Dua laga sulit sudah menanti Manchester United di ajang domestik ataupun kontinental.

Mereka dijadwalkan akan bertemu Atalanta dalam ajang Liga Champions sebelum akhirnya di ajang Liga Inggris, skuat asuhan Solskjaer berhadapan dengan rival sekota, Manchester City.

(Tribunnews.com/Deivor)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
6
5
0
1
12
7
5
15
2
Bournemouth
7
4
2
1
11
8
3
14
3
Arsenal
6
4
1
1
12
3
9
13
4
Crystal Palace
6
3
3
0
8
3
5
12
5
Tottenham
6
3
2
1
11
4
7
11
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved