Jumat, 3 Oktober 2025

Liga Inggris

Hadapi 3 Laga Penentu Karier Manajernya, Ole: Tak Ada Waktu Untuk Merajuk, Man United Harus Bersatu

Hadapi 3 Laga Penentu Karier Manajernya, Ole: Tak Ada Waktu Untuk Merajuk, Man United Harus Bersatu

Penulis: Muhammad Barir
AFP/OLI SCARFF
Manajer Manchester United asal Norwegia Ole Gunnar Solskjaer memberi isyarat dari pinggir lapangan selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester United dan Liverpool di Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris, pada 24 Oktober 2021. (Photo by Oli SCARFF / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, MANCHESTER- Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer akan menghadapi masa-masa krusial dalam karier manajerialnya.

Tiga pertandingan mendatang akan menjadi penentu karier manajerialnya di Manchester United.

Tiga laga itu akan dimulai pada laga Sabtu ini saat Man United melawan Tottenham Hotspur.

Solskjaer berjuang untuk bisa mempertahankan pekerjaannya sebagai manajer Man Utd.

Manchester United melakukan perjalanan ke Tottenham pada hari Sabtu.

Laga ini penting untuk dimenangkan agar bisa tetap berhubungan dengan posisi empat besar Liga Premier.

Baca juga: Dewan Tim Berkumpul, Manchester United Telah Membuat Keputusan Akhir Tentang Masa Depan Solskjaer

Baca juga: Cristiano Ronaldo Meminta Rekan-rekannya di Man United Untuk Tetap Mendukung Ole Gunnar Solskjaer

Chelsea, Liverpool dan Manchester City berusaha untuk melepaskan diri dari kejaran tim-tim di bawahnya.

Ole Gunnar Solskjaer mempertahankan pekerjaannya setelah kekalahan memalukan 0-5 United di tangan Liverpool pekan lalu.

Timnya hanya mengambil satu poin dari 12 poin terakhir yang ditawarkan.

Pemimpin klasemen Chelsea, Liverpool dan juara bertahan City semuanya memiliki pertandingan yang bisa dimenangkan akhir pekan ini.

sementara Leicester dan Arsenal saling berhadapan dalam pertarungan menarik antara dua tim yang telah menemukan performa terbaiknya.

Mengutip dari AFP Sport, ada beberapa poin pembicaraan utama menjelang aksi tersebut.

Solskjaer di Ambang Pemecatan

Solskjaer menyebut kekalahan 0-5 timnya oleh pasukan Jurgen Klopp di Old Trafford sebagai hari tergelapnya sebagai bos Setan Merah.

Pelatih asal Norwegia itu dilaporkan telah diberi tiga pertandingan untuk menyelamatkan pekerjaannya.

Tiga pertandingan itu adalah laga tandang melawan Tottenham, laga melawan Atalanta, dan derby Manchester melawan Manchester City asuhan Pep Guardiola.

Kekalahan MU dari Liverpool terjadi setahun setelah 10 pemain United kalah di kandang dengan skor 1-6 melawan Spurs.

“Ini jauh lebih buruk,” kata Solskjaer.

"Kami memiliki pertandingan besar yang akan datang, jadi tidak ada waktu untuk merajuk, tidak ada waktu untuk mengasihani diri sendiri. Kita harus bersatu," ucap Solskjaer.

Sejak Solskjaer menggantikan Jose Mourinho pada Desember 2018, MU gagal memenangkan trofi atau menantang gelar juara yang realistis.

Meskipun baru-baru ini merekrut Cristiano Ronaldo, Jadon Sancho, dan Raphael Varane, mereka berada delapan poin di bawah pemimpin klasemen, Chelsea dan secara realistis keluar dari persaingan juara.

Mereka hanya mencatat satu clean sheet di semua kompetisi musim ini dan pada laga ini, mereka tidak akan diperkuat Paul Pogba yang diskors di London.

Chelsea, Liverpool, Man City di Tiga Besar

Dibutuhkan pemain yang berani untuk bersaing melawan Chelsea, Liverpool atau juara bertahan Manchester City untuk memenangkan tabel Liga Premier.

Hanya dua poin yang memisahkan ketiga klub. Chelsea di puncak dengan 22 poin, Liverpool 21 poin, dan Man City 20 poin.

Sedangkan MU dengan West Ham yang berada di posisi keempat terpaut tiga poin.

MU sempat difavoritkan meraih gelar juara pada awal musim ini. Namun kini MU makin jauh tertinggal dari peluang merebut gelar juara.

Chelsea Lawan Newcastle

Chelsea, yang menghancurkan Norwich 7-0 akhir pekan lalu, akan menyukai peluang mereka untuk menang melawan Newcastle yang sedang kesulitan.

Newcastle dikelola oleh bos sementara Graeme Jones setelah pengambilalihan yang dipimpin Saudi bulan ini dan juga pemecatan manajer Steve Bruce.

City menghadapi Crystal Palace yang kesulitan, yang hanya menang satu kali dan seri enam kali dari sembilan pertandingan liga mereka di bawah bos baru Patrick Vieira.

Arsenal dan Leicester Menatap ke Atas

Arsenal dan Leicester mengalami awal yang buruk untuk kampanye liga mereka tetapi keduanya hanya berjarak tiga poin dari empat besar menyusul peningkatan tajam dalam bentuk.

Pasukan Mikel Arteta berada di dasar klasemen setelah kalah dalam tiga pertandingan pertama mereka tanpa mencetak gol.

Itu adalah awal terburuk mereka dalam satu musim dalam 67 tahun.

Tetapi tidak terkalahkan dalam delapan pertandingan di semua kompetisi.

The Gunners belum berkompetisi di Liga Champions sejak 2017 dan Leicester telah menggantikan mereka sebagai pemain reguler di enam besar.

The Foxes mengikuti kemenangan Community Shield mereka melawan Manchester City dengan hanya dua kemenangan dari tujuh pertandingan pembukaan Liga Premier mereka.

Tetapi tetap bersemangat setelah kemenangan beruntun melawan Manchester United dan Brentford.

Tim asuhan Brendan Rodgers nyaris gagal tampil di Liga Champions selama dua musim berturut-turut meski menghabiskan lebih banyak waktu di empat besar daripada tim lain mana pun selama waktu itu.

“Mungkin berbeda musim ini dibandingkan dengan dua musim terakhir ketika kami mulai bersemangat dan turun,” kata Rodgers.

"Ini bisa menjadi musim di mana kami membangun dan menyelesaikan bagian kedua musim dengan sangat kuat," kata Rodgers.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved