Liga Italia
Makna Melatih AS Roma Versi Jose Mourinho - Titik Klimaks Kembalinya Gairah The Special One
Pelatih Jose Mourinho yang berjuluk "The Special One" merasa dirinya kembali menemukan gairah melatih sepak bola sejak menerima pinangan AS Roma.
TRIBUNNEWS.COM - Pengakuan menarik disampaikan oleh Jose Mourinho yang saat ini menahkodai klub asal Italia bernama AS Roma.
Pelatih berjuluk "The Special One" itu merasa dirinya kembali menemukan gairah melatih sepak bola sejak menerima pinangan AS Roma.
AS Roma seakan-akan dipandang menjadi tempat yang tepat untuk Mourinho melanjutkan kariernya setelah dipecat Spurs pada musim lalu.

Mourinho pun langsung menunjukkan kualitas dengan membawa AS Roma tampil cukup bagus pada awal musim ini.
Setelah tujuh pertandingan liga dilewati, AS Roma tercatat mampu memenangkan lima laga dan mengklaim satu tempat di pos empat besar saat ini.
Misi untuk bisa meraih kembali tiket Liga Champions pun semakin terbuka jika AS Roma mampu mempertahankan performa terbaiknya.
Dan Mourinho akan menjadi tokoh utama yang diandalkan untuk mewujudkan misi tersebut.
Baca juga: Berita AS Roma, Lawan Juventus Pekan ke-8, Jose Mourinho Janji Beri Trofi Juara ke Giallorossi
Baca juga: Adaptasi Alessandro Florenzi di AC Milan, Dibuang Mourinho dan Dibutuhkan Pioli
Mourinho pun merasa seperti seorang pelatih sepak bola yang memiliki gairah lagi setelah bergabung dengan AS Roma.
"Saya merasa seperti seorang pelatih hari ini daripada 10 atau 20 tahun yang lalu," ungkap Mourinho dilansir Esqueire Italia.
"Jika seorang pelatih tidak berkembang, itu karena dia telah kehilangan gairah dan mentalitas yang membantunya berkembang setiap hari,".

Lebih lanjut, Mourinho menganggap ada perbedaan mencolok antara seorang pelatih dengan pemain.
Pelatih asal Portugal itu memandang pelatih akan semakin menjadi lebih baik dengan bertambahnya usia lantaran ia mendapatkan banyak pengalaman.
Situasi itu berbeda dengan pemain yang cenderung mengalami penurunan jika bertambah usia setiap tahunnya.
Alhasil Mourinho memandang pekerjaan melatih tidaklah mengacu pada usia tertentu.
"Ini bukanlah pekerjaan dimana usia adalah penting atau memakan fisik," akui Mourinho.
"Ini kebalikan dari pemain, pengalaman hanya bisa membuat anda lebih baik, saya hanya memikirkan pertandingan berikutnya saja sekarang,".
"Semua pertandingan yang saya lakoni dan semua trofi yang saya menangkan sudah ada di saku saya,".
"Saya akan punya waktu untuk melihatnya, saya sekarang fokus untuk memikirkan laga berikutnya saja," tukasnya.
Baca juga: Racikan AC Milan di Bawah Pioli, Andalkan Trio Kessie, Tonali & Brahim Diaz hingga Pujian Baresi
Baca juga: Kebangkitan Juventus Bersama Allegri, Andalkan Bernardeschi, Locatelli dan Chiesa, Pujian Del Piero

Mourinho pun berhasrat untuk bisa memberikan gelar juara kepada AS Roma yang telah memberinya kepercayaan.
Raihan gelar juara dipandang Mourinho akan mampu menambah gairah para penggemar dalam mendukung tim kebangaannya.
Seandainya Mourinho tidak bisa memberikan gelar, ia tetap merasa bangga lantaran bisa menjadi pioner pondasi AS Roma yang dibangun mulai musim ini.
"Saya ingin memberikan gelar kepada klub, karena klub hidup dengan itu, gelar juga meningkatkan gairah penggemar," tegas Mourinho.
"Saya mengerti bahwa cinta untuk AS Roma melampui piala, itu adalah perihal gairah pribadi,".
"Jika gelar itu datang bersamaku, itu akan terasa sempurna,".
"Jika tidak, tetap akan indah lantaran aku bisa berkontribusi pada pembangunan masa depan tim ini yang menjadi impian semua orang," tutup pelatih berjuluk The Special One tersebut.

Gairah melatih sepak bola yang dimiliki Mourinho memang sempat menurun ketika berbagai kritik mengarahnya ketika kembali ke Inggris.
Setelah pemecatan oleh Chelsea, Mourinho mengalami periode tak mudah ketika dipercaya melatih Manchester United.
Ada banyak kritikan yang mengarah kepada Mourinho entah itu metode taktik hingga kekacauan antar pemain di belakang layar.
Baca juga: Habis Ronaldo Terbitlah Pogba, Keresahan Solskjaer Bersama Manchester United Makin Tak Berujung
Meskipun demikian, Mourinho sebenarnya mampu mempersembahkan trofi juara Piala Carabao dan Liga Eropa kepada tim Setan Merah.
Hanya saja pada musim ketiganya, nasib Mourinho tidak beruntung lantaran dipecat Manchester United.

Perjalanan Mourinho belum berhenti disitu setelah Spurs secara mengejutkan menunjuknya sebagai pelatih.
Sempat membuat Spurs terbang tinggi pada awal musim, Mourinho secara tak terduga juga dipecat oleh tim asal London Utara.
Tragisnya, pemecatan Mourinho terjadi hanya dalam jangka waktu kurang lebih satu pekan jelang pertandingan final Piala Carabao.
Pengalaman tak menyenangkan bersama Manchester United dan Spurs lantaran sama-sama harus berujung dengan pemecatan seakan mengurangi gairah melatih Mourinho.
Sebelum akhirnya Mourinho sudah kembali menemukan titik klimaks gairahnya kembali dengan menangani AS Roma pada musim ini.
Tentu menarik untuk melihat bagaimana kiprah Mourinho bersama AS Roma dalam mengarungi berbagai kompetisi musim ini pada kesempatan perdananya.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)