Super Pandit
Menanti Terulangnya Romansa Manis Paulo Dybala dan Massimiliano Allegri di Juventus
Allegri mengenal Dybala lebih dari pelatih lainnya. Dybala tak pernah mengecewakan di tangan Allegri, meski bermain dengan berbagai peran.
TRIBUNNEWS.COM - "Paulo Dybala tiba ketika dia masih kecil, sekarang dia adalah pria yang menyadari bahwa ini adalah musim yang penting baginya. Dia memiliki permainan yang luar biasa, saya berharap banyak darinya,"
"ini akan menjadi tahun yang penting bagi Paulo Dybala yang telah menampilkan dirinya dengan sangat bagus, baik secara fisik maupun mental," Ucap Allegri dilansir BT Sports.
Allegri tahu, pemain asal Argentina tersebut adalah sosok yang harus dipertahankan dan bukan disisihkan seperti sebelum-sebelumnya.
Di musim ini, meskipun Juventus masih terseok-seok, Dybala menjadi pilihan utama Allegri untuk mengisi plot penyerang di skema 4-4-2 miliknya.

Baca juga: Liga Italia: Langkah AC Milan Boyong Maignan Menuju San Siro Tuai Pujian Berkelas
Baca juga: Performa Martin Odegaard di Arsenal, Pemain Paling Spesial bagi Arteta
Performanya pun juga meningkat, ia mampu mencetak 2 gol dan 2 assist dari 5 pertandingannya bersama Bianconeri.
Allegri memang mengenal Dybala lebih dari pelatih lainnya. Dybala tak pernah mengecewakan meski bermain di berbagai peran, baik sebagai striker bayangan ataupun pencetak gol utama.
Diasuh Allegri dari 2015 sampai 2019, Pemain 27 tahun itu mampu mengoleksi 78 gol dan 25 assist dari 182 penampilan di seluruh kompetisi.
Awal romansa Dybala dan Allegri
Di musim 2014/2015 Paulo Dybala yang bermain untuk Palermo, berhasil mencuri perhatian klub-klub besar di Eropa.
Bagaimana tidak, ia berhasil mencetak 13 gol dan 10 assist di musim pertamanya bermain dalam kompetisi tertinggi di Italia, Serie A.
Klub-klub kaya raya dan mentereng pun adu sikut untuk mendapatkan tanda tangan Dybala yang saat itu baru berusia 20 tahun.
Sebut saja Chelsea, Paris Saint-Germain hingga Manchester United tertarik untuk merekrut Dybala dari Palermo.
Namun, nama besar Juventus dan Allegri membuat Dybala lebih terpincut untuk bermain di tim asal Turin tersebut.
Di paruh musim bersama Si Nyonya Tua, Dybala langsung nyetel dengan skema 3-5-2 milik Allegri.
Dybala sukses mencetak 6 gol dan 2 assist dari 16 pertandingan.
Itu menjadikan Dybala sebagai pemain paling produktif saat melakoni paruh musim bersama Juventus, mengalahkan nama besar seperti Carlos Tevez dan Alessandro Del Piero.
Gelontoran 19 gol berhasil di cetak Dybala sepanjang musim Serie A 2015/2016.
Torehan tersebut menobatkan Dybala sebagai top skor Juventus di musim itu.
Ia juga sukses mengantar Bianconeri meraih Treble Winner. Serie A, Coppa Italia, dan Supercoppa Italia berhasil dibawa pulang Juventus dlam musim yang sama.
Kepercayaan lebih
Performa gemilang Dybala membuat Bianconeri menaruh harapan besar kepadanya.
nomor punggung 10 langsung diberikan kepada pemain berkaki kidal tersebut saat Paul Pogba memilih hengkang ke Manchester United.
Dybala melanjutkan legacy Allesandro Del Piero, Michel Platini, dan Roberto Baggio sebagai pemilik nomor keramat sebelumnya.
Namun, Kedatangan Gonzalo Higuain di musim 2016/2017 membuat Massimiliano Allegri mengubah skema bermainnya.
Dari yang semula 3-5-2 menjadi 4–3-3. Posisi dan peran Dybala juga dirubah oleh Allegri, ia tak diperankan sebagai pencetak gol utama. Ia harus berbagi dengan Higuain yang diplot sebagai striker no 9.

Dybala sempat terseok-seok dengan skema anyar Allegri tersebut, ia baru bisa mencetak gol perdana di pertandingan yang ke tujuh.
Total gol yang mampu dicetak Dybala musim itu juga turun menjadi 11 gol saja.
Gonzalo Higuain yang berperan sebagai striker utama mampu mencetak 24 gol dan menjadi top skor Bianconeri.
Namun, di musim selanjutnya Dybala mampu beradaptasi dengan peran barunya.
Di tangan Allegri ia digodok menjadi pemain yang serba bisa, baik sebagai striker bayangan ataupun striker utama, Dybala mampu berperan dengan sama baiknya.
Allegri memberi peran untuk Dybala sebagai striker bayangan, ia berada tepat di delakang striker utama.
Perannya tak hanya untuk mensuplai bola kepada striker utama, melainkan juga mencetak gol dari lini kedua.
Dybala juga diberi tanggung jawab lain oleh Allegri, yaitu menjadi kreator serangan, ia sering menjemput bola ke tengah untuk mengatur serangan Bianconeri.
Dan hasilnya pun sempurna, di musim itu, (2017/2018). Sebanyak 22 gol berhasil ditorehkan oleh Dybala, ia kembali menjadi top skor klub mengungguli Higuain yang saat itu hanya mencetak 16 gol.
Kepergian Allegri
Kepergian Allegri membuat peran Dybala meredup, apalagi ditambahnya kedatangan Cristiano Ronaldo pada 2018/2019.
Itu membuat seluruh serangan difokuskan kepada seorang Ronaldo.
Pelatih pengganti Alleri saat itu, Maurizio Sarri juga tak begitu percaya dengan kemampuan Dybala.
Skema 4-3-3 milik Sarri membuat pelatih asal Italia tersebut lebih memilih striker murni di tengah dan pemain cepat di sisi sayap.
Dybala yang lebih berperan sebagai striker bayangan kesulitan untuk beradaptasi, hingga akhirnya tak diberi kesempatan banyak untuk bermain.
Performa Dybala kian meredup dan sering diisukan akan meninggalkan klub.
Musim lalu, bersama Andrea Pirlo pun demikian, Dybala tak mampu memberi kontribusi seperti saat masih bersama Allegri.
Apalagi, ditambah seringnya Dybala mengalami cedera, itu membuat waktunya untuk beradaptasi bersama skema Pirlo harus terhambat.
Dybala mengalami masalah pada ligamen dan betis, cedera tersebut membuatnya harus absen lebih dari 120 hari.
Bersama Pirlo, Dybala tampil sebanyak 26 kali di seluruh kompetisi. Kontribusinya sangat minim, ia hanya mencetak 5 gol dan 6 assist.
(Tribunnews.com/Deivor Ismanto)