Liga Italia
Joaquin Correa, Pelipur Lara Inter Milan Pasca Ditinggal Lukaku, Dibebani Harapan Tinggi Marotta
Joaquin Correa dibebankan Beppe Marotta dengan tugas berat agar bisa menjadi sosok pengganti Lukaku di Inter Milan.
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Inter Milan, Beppe Marotta berharap tinggi kepada kualitas Joaquin Correa yang baru saja diboyong dari Lazio.
Langkah Inter Milan mendatangkan Joaquin Correa tak lain sebagai pelipur lara sepeninggal Romelu Lukaku yang merupakan bomber haus gol.
Romelu Lukaku berkontribusi besar dalam keberhasilan Inter Milan mengamankan Scudetto musim lalu.
Namun setelah menghantarkan meraih Scudetto, Inter Milan harus menerima kenyataan pahit karena Lukaku harus hijrah ke bekas klubnya Chelsea.

Baca juga: Situasi Serba Dilematis Castillejo di AC Milan - Hengkang Tak Bisa, Bertahan Justru Banyak Hujatan
Baca juga: Liga Italia: Donadoni Singgung Junior Messias hingga Nasib AC Milan Kejar Scudetto & Liga Champions
Kepergian Lukaku sekaligus menutup gerbong beberapa orang penting di Inter Milan yang telah melakukan hal sama lebih dahulu.
Diawali sang juru taktik Antonio Conte hingga disusul Achraf Hakimi yang menyebrang ke klub kaya raya asal Prancis PSG.
Hengkangnya sejumlah pilar penting membuat Inter Milan bergerak cepat agar bisa menjaga kestabilan di dalam skuadnya.
Manajemen Inter Milan pun menggantinya dengan merekrut Simone Inzaghi sebagai pelatih baru.
Berikutnya sukses mendatangkan Hakan Calhanoglu, Edin Dzeko, Denzel Dumfries dan Joaquin Correa.
Nama yang terakhir di atas, Joaquin Correa dibebankan dengan tugas berat agar bisa menjadi sosok pengganti Lukaku.
Hal itu seperti harapan Marotta yang ingin Correa menjalin chemistry dengan Lautaro Martinez.
Harapan Marotta kepada Correa nampaknya perlahan mulai kelihatan menemui kenyataan.
Itu dibuktikan dengan penampilan debut Correa bersama Inter Milan di Liga Italia pekan lalu.
Joaquin Correa mencatakan debutnya di Inter Milan sebagai pemain pengganti saat timnya mengalahkan tuan rumah Hellas Verona dengan skor 1-3.
Correa berhasil mencatatkan dua gol pada pertandingan debutnya bersama Inter Milan saat menggantikan Lautaro Martinez di menit 74.
Kedua golnya ke gawang Hellas Verona dicetak pada menit 83 dan 90+4.
“Itu tidak mudah, tetapi Inter menghadapi kesulitan yang sama seperti banyak klub lain." kata Beppe Marotta dikutip dari laman Football-Italia.
"Kami harus kreatif dan menggunakan kompetensi setiap departemen klub untuk menutupi kekurangan investasi.
"Correa-Lautaro adalah kemitraan menyerang yang bagus, kami senang,” harap Marotta.

Correa Bangga Debutnya
Keberhasilannya mencetak dua gol ini membuat Correa bahagia dan menyebut pertandingan debutnya berakhir sempurna.
Menariknya, pemain berusia 27 tahun itu baru menjalani satu sesi latihan bersama dengan Nerazzuri sebelum bermain di laga melawan Verona.
Namun hal itu tidak mengurangi kualitasnya di atas lapangan.
“Itu adalah hari yang indah dan sempurna." kata Joaquin Correa dikutip dari laman Football-Italia.
"Saya telah memimpikan datang ke sini sejak saya masih kecil, untuk pertama kalinya saya mengenakan jersey dan kami menang dengan gol saya." tambah Correa.
Pemain yang akrab disapa Tucu ini juga tak lupa berterima kasih kepada semua pihak yang tetap mendukungnya baik saat bisa mencetak gol maupun tidak.
“Ini pertama kalinya saya mencetak dua gol dalam debut saya." akuinya.
"Jadi saya sangat senang dan ingin berterima kasih kepada rekan satu tim saya, pelatih dan klub yang memiliki kepercayaan pada saya.
"Ini membuat saya merasa seperti telah berada di sini selama bertahun-tahun." ungkap Tucu.

Terlepas dari itu, brace gol dalam pertandingan debut ini membuat Correa menyamai rekor Pazzini pada 2011 lalu.
Selain itu, Correa menjadi pemain Argentina kedua yang mencetak gol debut disaat Inter Milan meraih 3 poin.
Pemain Inter Milan asal Argentina yang lebih melakukannya adalah Samuel.
“Ada beberapa musim ketika saya tidak mencetak banyak gol, tetapi saya selalu berusaha bekerja untuk tim." ujar Tucu.
"Saya mencoba mencetak gol dan hari ini dua gol masuk.
"Saya mendedikasikan gol untuk keluarga, teman, dan semua orang yang mendukung saya selama sebulan terakhir.” imbuhnya.
Tucu sendiri juga memberikan alasanya kenapa menyebut Inter Milan sebagai tim impian sejak kecil.
“Saya mendukung Inter sejak kecil karena saya melihat begitu banyak pemain Argentina bermain di sini.
"Saya juga nyaris ketika saya berusia 16 tahun dan saya ingin mewujudkannya.” tandas gelandang serang kelahiran 13 Agustus 1994 ini.
(Tribunnews.com/Ipunk)