Minggu, 5 Oktober 2025

Euro 2020

Keluarga Morata Hadapi Ancaman Pembunuhan oleh Penggemar, Kasusnya Segera Ditangani Oleh Polisi

Sebelum pertandingan menghadapi Kroasia, keluarga Alvaro Morata menghadapi ancaman pembunuhan.

Penulis: Muhammad Barir
David Ramos / POOL / AFP
Pemain depan Spanyol Alvaro Morata terlihat selama pertandingan sepak bola Grup E UEFA EURO 2020 antara Spanyol dan Polandia di Stadion La Cartuja di Seville, Spanyol, pada 19 Juni 2021. 

TRIBUNNEWS.COM, KOPENHAGEN- Sebelum pertandingan menghadapi Kroasia, keluarga Alvaro Morata menghadapi ancaman pembunuhan.

Pelatih Spanyol, Luis Enrique mengatakan pada Minggu bahwa mereka yang telah melakukan ancaman kepada Alvaro Morata dan keluarganya melakukan "kejahatan serius" dan harus diselidiki oleh polisi.

Morata mengatakan kepada stasiun radio Spanyol Cadena COPE pada Kamis malam istri dan anak-anaknya telah menjadi sasaran ancaman pembunuhan oleh para penggemar di Seville.

Striker di bawah tekanan setelah kehilangan peluang selama tiga pertandingan grup Spanyol di Euro 2020.

"Orang-orang mengatakan 'Saya harap anak-anak Anda mati'. Saya harus meletakkan ponsel saya," kata Morata.

"Anak-anak saya pergi ke Sevilla dengan nama ayah mereka di baju mereka. Saya mengerti kritik karena tidak melakukan pekerjaan saya dengan baik. Tapi ada batasnya."

Luis Enrique ditanya tentang masalah ini dalam konferensi pers menjelang pertandingan 16 besar Spanyol melawan Kroasia pada hari Senin.

"Cukup buruk sehingga harus diserahkan ke tangan polisi," kata Luis Enrique.
"Ini adalah kejahatan serius. Menghina keluarganya adalah masalah serius yang harus diserahkan ke pihak berwenang dan ditangani dengan cara sekuat mungkin. Ini adalah istri dan anak-anaknya."

Morata diganti pada pertandingan pertama melawan Swedia, yang berakhir tanpa gol, dan ia gagal mengeksekusi penalti dalam kemenangan 5-0 Spanyol atas Slovakia, saat tim tersebut lolos ke urutan kedua di Grup E.

"Kami semua terbiasa dengan kritik, tetapi kami tidak menerima ancaman terhadap seorang pemain, keluarganya, dan anak-anaknya," kata gelandang Spanyol Koke.

"Setelah pertandingan terakhir, saya memeluk Alvaro dengan erat. Anda membantunya dengan bersikap senormal mungkin dan mencoba memastikan pikirannya tertuju pada apa yang seharusnya.

"Saya mencintainya. Selain sebagai pemain dan rekan setim, dia adalah teman saya."

Spanyol akan menghadapi Kroasia dalam pertandingan di Kopenhagen.

Luis Enrique menyatakan para pemain bersemangat untuk menghadapi laga ini.

La Furia Roja akan menghadapi ujian terberat saat melawan Kroasia, yang dipimpin sang maestro sensasional, Luka Modric di babak 16 besar Euro 2020 di Stadion Parken, Kobenhavn.

Posisi Spanyol memang sempat kritis di penyisihan Grup E setelah dua kali hasil imbang yang membosankan 0-0 kontra Swedia, dan 1-1 melawan Polandia. Di laga hidup mati, sang matador pun mulai memperlihatkan kepiawaiannya dengan menggasak Slowakia 5-0.

Namun, kepiawaian Matador masih patut dipertanyakan mengingat Slowakia banyak melakukan kesalahan sendiri. Dua dari tiga gol itu lahir dari bunuh diri. Dan Slowakia pun kemudian gagal ke babak 16 besar.

Ujian sesungguhnya untuk melihat kualitas La Furia Roja adalah saat melawan Kroasia. Posisi finalis Piala Dunia 2018 ini bahkan lebih kritis dari Matador. Di Grup D mereka nyaris tersisih setelah dipukul Inggris 1-0, dan imbang melawan Republik Ceko.

Untungnya, dalam laga hidup mati, Vatreni, julukan Kroasia, bangkit dengan menggilas Skotlandia 3-1. Luka Modric memperlihatkan kelasnya di sini setelah mengemas sebiji gol, dan sebiji assists, serta terus mengendalikan permainan sepanjang 90 menit.

Sayangnya, di laga ini Krosia kehilangan salah seorang pemain bintangnya, Ivan Perisic yang positif covid-19.

Penyerang Inter Milan, yang mengemas sebiji gol ke gawang Skotlandia ini, harus menjalani isolasi selama 10 hari setelah menjalani tes usap rutin oleh Federasi Sepak Bola Kroasia. Perisic pun diperkirakan akan absen lagi jika Kroasia sampai lolos ke semifinal 6 Juli.

Toh, tanpa Perisic, Kroasia tetap tim berbahaya. Mereka pasti akan jadi tim paling sulit yang akan dihadapi Spanyol di Euro 2020 sejauh ini. Hal itu diutarakan penyerang Spanyol, Dani Olmo yang pernah menghabiskan lima tahun di klub utama Kroasia Dinamo Zagreb.

"Orang Kroasia selalu sangat kompetitif, mereka berhati singa, dan memberikan segalanya untuk negara. Mereka selalu memasang target tinggi, Dan telah membuktikan diri di Piala Dunia 2018 lalu. Mereka berkembang dalam situasi sulit. Tak ada tim favorit di duel ini. Yang terbaik, yang paling bersemangat yang akan menang," kata Olmo.

Modric yang kini berusia 36 tahun, akan menjadi jimat Vatreni di laga ini, seperti juga di laga-laga sebelumnya. Gelandang Real Madrid ini memimpin Kroasia lolos ke sistem gugur dengan gol indah dalam kemenangan 3-1 atas Skotlandia, dan juga memberi assist untuk gol sundulan Ivan Perisic dengan tendangan sudut mematikan.

Para pemain Spanyol mengenal pemenang Ballon d'Or 2018 ini dengan sangat baik setelah Modric menghabiskan sembilan musim ajaib bersama Real Madrid. Namun, mereka tidak akan dapat mengandalkan informasi orang dalam tentang gelandang itu karena Luis Enrique memutuskan untuk tidak memasukkan pemain Real ke dalam skuatnya.

"Dia adalah motor mereka, detak jantung Kroasia yang memimpin orkestra mereka. Semua permainan mereka melewati kakinya," tambah Olmo. "Tapi Kroasia bukan hanya Modric."

Olmo juga mengatakan bahwa, tidak seperti Swedia, Polandia dan Slovakia, Kroasia kemungkinan akan bermain terbuka, dan menyerang. "Yang jelas, kami harus tampil penuh semangat seperti saat mengalahkan Skotlandia. Semangat seperti itu yang kami butuhkan saat ini," katanya.

Spanyol dikalahkan Kroasia 2-1 di babak penyisihan grup Euro 2016. Matador kemudian memukul Kroasia 6-0 di Liga Bangsa-Bangsa UEFA pada 2018, namun dipukul balik kembali 3-2 dua bulan kemudian.

Selain kehilangan Ivan Perisic, Kroasia juga tanpa bek tengah Dejan Lovren yang terkena skorsing, dengan Duje Caleta-Car akan menggantikannya. Caleta-Car mengatakan Kroasia harus meningkatkan pertahanan setelah kebobolan di masing-masing dari tiga pertandingan grupnya.

"Kami kebobolan beberapa gol mudah karena kami belum cukup kompak. Melawan Spanyol, kami harus menjaga mereka mulai dari lini tengah, dan menutupnya di lini belakang," katanya.

Gelandang Mateo Kovacic menambahkan, "Mereka tahu kami adalah tim yang bagus juga, jadi ini akan menjadi duel yang menegangkan. Spanyol memiliki pemain lini tengah yang fenomenal, tetapi kami dapat menandingi mereka di setiap lini," ujarnya. (Tribunnews/den)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved