Liga Italia
Tak Hanya Faktor Lukaku & Lautaro, Sukses Inter Milan di Liga Italia Berkat Gaya Main Orde Lama
Evolusi permainan Catenaccio jadi kiat sukses Inter Milan untuk kembali berjaya di Liga Italia musim ini.
TRIBUNNEWS.COM - Kesuksesan Inter Milan dalam menguasai Liga Italia di musim 2020/2021 ternyata tak semata karena faktor Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez.
Sebagaimana yang dikatahui, Inter Milan menjadi satu di antara tim dengan rasio mencetak gol tertinggi ketiga di Liga Italia saat ini.
Hingga giornata 33 Serie A, armada tempur Antonio Conte ini telah membukukan 72 lesakan.
Mereka hanya kalah dari Atalanta (78) dan Napoli (73) untuk urusan menjebol jala tim lawan.
Baca juga: Bak Luka yang Kena Taburan Garam, AC Milan Hadapi Kenyataan Perih & Pedih di Liga Italia
Baca juga: Gegara Ulah AC Milan, Juventus & Inter, FIGC Mencetuskan Aturan agar Liga Italia Tak Ada Pemberontak

Keperkasaan Nerazzurri dalam meraih setiap poin plus lesakan gol yang mereka koleksi tak lepas dari sumbang sih duet striker utama mereka.
Tak lain adalah Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez.
Romelu Lukaku terus menancapkan eksistensinya di Liga Italia sebagai satu di antara Attacante haus gol.
Di musim keduanya pada gelaran Liga talia kali ini, pemain asal Belgia tersebut sukses menyumbanglan 21 gol.
Ia hanya tertinggal empat gol dari pemuncak top skor sementara Serie A milik Juventus, Cristiano Ronaldo.
Ketajaman Lukaku berbanding lurus dengan duet sehatinya, yakni Lautaro Martinez.
Bomber muda asal Argentina ini sukses mencatatkan 15 sumbangan gol untuk La Beneamata.
Tak pelak banyak kalangan yang menyebutkan bahwa kesuksesan Nerazzrrui di musim ini dalam perburuan Scudetto berkat permainan menyerang ala Antonio Conte.
Namun siapa sangka, fakta lain menunjukkan bahwa pakem permainan 'orde lama' digunakan oleh Conte dalam menyulap Inter Milan mampu bersaing di papan atas.
Tepat sekali, pertahanan solid nan kokoh jadi kunci lain di balik kesuksesan Inter bisa merajai Serie A kembali.
Dilansir dari laman FCInternews, lini pertahanan Nerazzurri sangatlah solid dengan membukukan jumlah keboboilan paling sedikit dari kontestan Serie A lainnya.
Hingga pekan 33, jala Samir Handanovic baru terkoyak sebanyak 29 kali.
Torehan ini bahkan lebih apik dari Juventus yang gawangnya sudah kebobolan 30 gol.
Pertahanan solid dengan mengandalkan tiga bek sejajar menjadi kiat sukses Inter Milan musim ini tampil prima.
Trio Milan Skriniar, Stefan de Vrij maupun Bastoni memberikan rasa aman dan nyaman kepada Handanovic di bawah mistar gawang Inter.
Di sisi lain, penampilan Handanovic pun terbilang menawan dengan mampu menjaga gawang Nerazzurri dari kebobolan.
Lantas mengapa disebut sebagai pakem permainan orde lama?

Jawabanhya ialah tim-tim di Italia terkenal dengan permainan grendel pertahanannya.
Catenaccio yang pernah berjaya pada eranya merupakan ciri khas permainan tim-tim Serie A dengan mengandalkan pertahanan yang kokoh.
Era tersebut perlahan mulai 'dirusak ' oleh Arrigo Sacchi yang mengusung permainan menyerang, atraktif dan menghibur.
Kini tim-tim di Serie A banyak memainkan permainan menyerang ketimbang gaya bertahan yang solid.
Namun siaapa sangka, dengan catatan rasio kebobolan yang minim, Nerazzurri mengadopsi gaya bermain orde lama untuk bisa kembali merajai Serie A.
(Tribunnews.com/Giri)
Ikuti berita Liga Italia