Liga Italia
Cara AC Milan dan Inter Milan Hentikan Hegemoni Juventus, PR Besar Antonio Conte-Stefano Pioli
Inter Milan dan AC Milan akan bersua di derby della Madonina dalam lanjutan Liga Italia 2020, tetapi bisakah kedua tim menghentikan hegemoni Juventus?
TRIBUNNEWS.COM - Laga panas dalam derby Della Madoninna bukan hanya sekedar laga antara dua tim sekota, AC Milan vs Inter Milan, Rabu (7/10/2020).
AC Milan sedang dalam performa positif usai musim lalu finish di zona Eropa, dan musim ini melakukan beberapa transfer cerdas.
Sedangkan Inter Milan yang berstatus runner-up musim lalu juga berbenah dengan cukup aktif di bursa transfer.
Namun, pertanyaan terbesarnya, bisakah duo Milan ini menghentikan hegemoni Juventus di Liga Italia?
Baca: Pasukan Muda AC Milan Terpesona dengan Aura Kepemimpinan Zlatan Ibrahimovic
Baca: AC Milan yang Sekarang Bisa Bikin Inter Milan Terkapar di Derby Della Madonnina
Baca: Potensi Kekuatan Inter Milan Hentikan Dominasi Juventus di Panggung Liga Italia
AC Milan musim ini melakukan banyak langkah cerdas.
Tim ini memperpanjang kontrak Zlatan Ibrahimovic, mendatangkan Sandro Tonali, hingga meminjam Diogo Dalot dari Manchester United.
Selain itu, AC Milan juga melepas beberapa pemain seperti Suso, Diego Laxalt hingga Giacomo Bonaventura, yang disayangkan, tentu saja Lucas Paqueta yang dilepas ke Lyon dengan harga 20 Juta Euro.
Il Diavolo Rosso musim ini meggabungkan kekuatan pemain muda dan senior, pemain muda seperti Matteo Gabbia, Selamaekers, hingga Rafael Leao, bekerjasama dengan pemain senior semisal Simon Kjaer, Rade Krunic, hingga Zlatan Ibrahimovic.
Kehadiran Ivan Gazidis di jajaran direksi membuat AC Milan mendapatkan secercah harapan untuk bangkit, usai nyaris satu dekade tidak pernah menjadi juara Liga Italia.
Kedatangan Sandro Tonali di bursa transfer musim panas adalah pembeda bagi AC Milan musim ini.
Kecerdasan pemain asli Bergamo ini akan sangat berpangruh bagi permainan tim asuhan Stefano Pioli.
Musim lalu, AC Milan dengan formasi 4-2-3-1 kesulitan mencari pemain yang bisa berpengaruh di tengah lapangan.
Pemainan Lucas Paqueta ataupun Luca Biglia tidak mampu membawa AC Milan bermain sesuai harapan.
Zlatan Ibrahimovic memang menjadi pembeda usai kedatangannya dari LA Galaxy memberikan pengaruh besar bagi Milan, terutama keefektifitasnnya di depan gawang.
Tetapi, bisa dipastikan, di usia 38 tahun, tim tentu tidak bisa mengharapkan konsistensi pemain asal Swedia ini.
Penggantinya, di luar dugaan adalah pemain muda berusia 18 tahun, Lorenzo Colombo.
Tentu saja ini merupakan transisi yang baik bagi AC Milan.
Sedangkan, Inter Milan merupakan tim yang selalu diunggulan merusak hegemoni Juventus sejak kedatangan investor muda, Steven Zhang.
Ditambah kedatangan Antonio Conti di pinggir lapangan, ditunjang dengan Beppe Marotta di jajaran direksi, Inter Milan melakukan perombakan yang cukup besar.
Mendatangkan Nicolo Barella, Achraf Hakimi, hingga mempermanenkan Alexis Sanchez menjadi bukti agresfinya I Nerazzuri di lantai bursa.
Selain itu, keberhasilan Inter Milan mempertahankan Lautaro Martinez dari kejaran Barcelona juga menjadi faktor penting.
Yang menarik, bagaimana Inter Milan di bawah asuhan Antonio Conte meggunakan skema klasik 3-4-1-2, semua orang mengernyitkan dahi ketika Inter Milan mendatangkan Arturo Vidal dari Barcelona.
Kenyataannya, Vidal berperan penting bagi Conte, laga menghadapi Lazio menjadi bukti bagaimana vitalnya pemain asal Chile ini di tengah lapangan.
Namun, dengan semua hal tersebut, mampukan Inter Milan dan AC Milan merusak hegemoni Juventus musim ini?
Sejatinya, ini adalah waktu yang tepat bagi Inter Milan dan AC Milan untuk menghentikan laju Juventus menjadi juara.
Si Nyonya Tua sedang dalam masa transisi, usai musim lalu gagal di Liga Champions yang berujung pemecatan Maurizio Sarri.
Juventus kini menunjuk Andrea Pirlo sebagai pelatih.
Pertanyaan besar tentu saja mengudara dengan minimnya pengalaman.
Andrea Pirlo jelas diragukan menangani tim sebesar Juventus.
Bagaimanapun, kualitas dan kemewahan pemain adalah keunggulan Juventus.
Mulai dari Cristiano Ronaldo, Paulo Dyabala hingga Adrian Rabiot, tentu saja menunjukkan kualitas tim yang di atas rata-rata.
Inilah yang menjadi faktor terbesar bagi Inter Milan dan AC Milan dalam bersaing memperebutkan gelar juara Liga Italia, kualitas pemain dan sosok pembeda di tengah lapangan.
Apabila AC Milan dan Inter Milan mampu menghilangkan dua faktor tersebut, maka bukan tidak mungkin duo Milan ini bisa menghentikan Juventus untuk meraih gelar musim ini.
PR besar yang harus bisa dijawab oleh Stefan Pioli dan juga Antonio Conte, dengan Juventus yang sedang di masa transisi, akan menjadi keuntungan besar bagi kedua pelatih menunjukkan tajinya musim ini.
(Tribunnews.com/Gigih)