Liga Italia
Era Baru AC Milan Dibawah Ralf Rangnick, Ide-ide Baru untuk Perubahan Besar
Ralf Rangnick saat ini sedang belajar bahasa Italia 3 kali satu minggu dengan seorang profesor. Langkah ini sebagai persiapan ke AC Milan.
TRIBUNNEWS.COM - Tak dipungkiri, satu dari klub raksasa Italia, AC Milan, berada dalam situasi pelik, kisruh manajemen, minim prestasi, hingga bongkar pasang pemain dan pelatih.
Terakhir tim yang berjuluk Rossoneri (merah-hitam) ini merengkuh trofi Super Italia 2016 dan trofi yang sama lima tahun sebelumnya.
Sedangkan trofi Serie A Liga Italia, AC Milan terakhir kali merasakannya pada musim 2010/2011 dibawah asuhan Massimiliano Allegri.
Setelah Allegri, setidaknya ada 9 pelatih termasuk Stefano Piali yang berusaha membangkitkan masa kejayaan AC Milan.
Baca: AC Milan Bakal Beri Kepercayaan Penuh Kepada Ralf Rangnick

Upaya manajemen hanya membuahkan satu trofi, ketika Vicenzo Montella mengantarkan AC Milan juara Piala Super Italia tahun 2016.
Belum lagi keterpurukan musim ini, jauh dari kompetisi Eropa, bahkan sempat dipermalukan tim kuda hitam Atalanta dengan menelan kekalahan telak.
Awal 2020 dibuka dengan cerita pemecatan direksi klub, Zvonimir Boban, oleh CEO baru klub, Ivan Gazidis.
Ivan Gazidis bukanlah orang baru di dunia sepak bola sebelum ditunjuk oleh manajemen AC Milan per 1 Januari 2019 menjadi CEO.
Dia terkenal sebagai negosiator ulung selama berkiprah di Arsenal.
Kiprahnya juga diyakini memberikan dampak baik untuk klub London tersebut karena menjadikan satu diantara klub terkaya di Eropa saat ini.
Baca: Massimo Ambrosini Ungkap Kerasnya Persaingan di AC Milan
Beberapa tahun sebelum revormasi ini dimulai, AC Milan sempat panas ketika berani menghamburkan dana segar yang mencapai 200 juta euro pada musim 2017/2018 untuk mendapatkan pemain berkualitas.
Hakan Calhanoglu, Andrea Conti, Mateo Musacchio, Fabio Borini, Andre Silva Frank Kessie, dan Richard Rodriguez termasuk dalam pembentukan skuat baru AC Milan.
Lalu saat ini, AC Milan santer dikabarkan dengan suksesor asal Jerman, Ralf Rangnick, yang akan menggantikan peran Stefano Pioli musim depan.
Baca: Fabio Capello Sebut Kemampuan Zlatan Ibrahimovic Selevel dengan Legenda AC Milan
Menurut laporan Christian Falk dari media Jerman, Bild mengatakan Ralf Rangnick saat ini sedang belajar bahasa Italia.
Ia kabarnya telah menyetujui persyaratan dasar untuk mengambil alih AC Milan dan akan membuat perubahan secara besar-besaran.
Ralf Rangnick masih menjabat sebagai pimpinan divisi olahraga dan pengembangan untuk grup Red Bull selaku pemilik klub Jerman, Leipzig.
Namun adanya pandemi corona membuat proses negosiasi antara AC Milan dengan Ralf Rangnick terhambat.

"Pembicaraan itu ditunda selama darurat virus corona, tetapi sebelum itu kontak dengan Milan benar-benar intens dan baru-baru ini mulai memanas lagi," kata Falk kepada MilanNews, dilansir Football Italia.
"Rangnick sudah lama mengenal Ivan Gazidis, jadi diskusi mereka sangat terbuka. Menurut informasi yang saya dapatkan, Rangnick telah menghubungi orang di dalam klub untuk mendiskusikan ide-idenya."
"Saya bisa membayangkan kesepakatan akan tercapai selama beberapa waktu ke depan."
"Yang sangat jelas adalah bahwa Rangnick ingin mempertahankan pengaruh besar di dalam klub. Hal itu memancing reaksi Paulo Maldini (direktur teknik AC Milan) baru-baru ini, karena dia dapat melihat kekuatannya akan dibatasi dengan kedatangan ini (Rangnick)," lanjut Falk.

Ralf Rangnick tak hanya pintar saat menjadi juru taktik klub.
Dia lihai dalam menentukan skuat tim, susunan pemain, pengambil keputusan yang tegas soal transfer pemain, serta juga berpengalaman di bidang medis.
Untuk menunjang hal itu, dia membutuhkaan tandem yang setia kepadanya agar bisa menjalankan filosofi bermain sepak bola menurutnya.
Seperti yang dilakukannya saat menjadi pelatih Schalke, Hoffenheim, dan terakhir RB Leipzig sebelum digantikan Julian Negelsmann.
“Rangnick tidak hanya ingin memimpin pelatihan atau memilih susunan pemain, tetapi mengambil keputusan soal transfer pemain dan pencari bakat. Pelatih asal Jerman itu juga sangat berpengalaman di bidang medis.
“Dia menginginkan kolaborator yang setia kepadanya dan filosofi sepak bola, jadi saya pikir dia akan membawa Paul Mitchell dan Konetzka, sementara dia juga akan mencoba untuk Laurence Stewart, kepala pencari bakat di Leipzig.
"Aku juga bisa melihatnya membawa psikolog tim," tutup Falk.
Oleh sebab itu, Falk yakin, Red Bull tidak akan menghalangi langkah Rangnick untuk ke AC Milan.
Diketahui, Rangnick belajar bahasa Italia tiga kali dalam seminggu dengan seorang profesor di Leipzig.
(Tribunnews.com/Sina)