Sebelum Pindah Man United, Louis Van Gaal Ternyata Hampir Tangani Spurs

TRIBUNNEWS.COM - Louis Van Gaal mengungkapkan dirinya hampir bergabung dengan Tottenham Hotspurs sebelum akhirnya menerima pinangan Manchester United.

Pelatih kelahiran Belanda tersebut menceritakan ada satu momen menarik dimana dirinya hampir menjadi pelatih Spurs.

Hal itu terjadi ketika Daniel Levy selaku pemilik Spurs pernah melakukan perjalanan ke kota asal Van Gaal di Noordwijk, Belanda pada tahun 2014.

Daniel Levy rela melakukan perjalanan jauh ke Belanda hanya untuk menemui Van Gaal sekaligus membahas pembicaraan serius.

Baca: Manchester United Ditangani Louis van Gaal Awal Perkenalan Marcus Rashford di Tim Utama

Baca: Manchester United Saat Dilatih Louis van Gaal Depak Robin van Persie

Pembicaraan serius yang dilakukan guna membahas kemungkinan Van Gaal jadi pelatih baru Spurs.

Mengingat saat itu, Spurs tengah mencari pelatih baru untuk menggantikan posisi Tim Sherwood pada musim panas 2014.

"Daniel Levy pergi ke rumah saya di Noordwijk lalu menyelinap ke bagasi, karena Jack van Gelder (seorang jurnalis lokal) berada di luar," ungkap Van Gaal seperti yang dikutip dari Evening Standard.

Van Gaal menjelaskan lebih lanjut karena pihak Spurs terlalu lama bicara tentang kontrak.

"Butuh waktu lama dan dia benar-benar memberi Manchester United untuk mengajukan penawaran," jujurnya.

Hingga pada akhirnya, Van Gaal justru lebih menerima pinangan untuk melatih Manchester United.

Van Gaal resmi berlabuh ke tim Setan Merah untuk menggantikan peran David Moyes yang dipecat.

Tercatat dua musim, Van Gaal menangani tim Manchester United.

Mantan pelatih Barcelona itu mencatatkan rasio kemenangan sebesar 54,2% selama menangani The Red Devil.

Torehan 54 kemenangan, 25 hasil imbang, dan 24 kekalahan mewarnai kekalahan Van Gaal di Old Trafford.

Satu-satunya gelar yang berhasil dipersembahkan oleh Van Gaal selama mengarsiteki tim Setan Merah adalah Piala FA 2016.

Sebelum, akhirnya Van Gaal dipecat oleh Manchester United pada 24 Mei 2016.

Baca: Mantan Striker Manchester United, Robin van Persie Ungkap Kekejaman Louis Van Gaal

Tiga Momen Terbaik Louis Van Gaal Selama Menangani Manchester United

Van Gaal merupakan karakter unik yang banyak menarik perhatian selama dua tahun di Inggris.

Berikut adalah 3 momen terbaik Louis van Gaal di Manchester United, dilansir Kompas:

1. Memberikan Debut kepada Marcus Rashford

Manchester United tengah tertinggal 1-3 secara agregat saat menghadapi juara Denmark, FC Midtjylland, pada 30 menit pertama laga leg kedua babak 32 besar.

Namun, seorang Marcus Rashford menjadi pahlawan dengan kedua golnya pada babak kedua pertandingan yang menginspirasi kemenangan 5-1 (6-3 secara agregat).

Sebenarnya, Marcus Rashford tak diplot untuk turun pada laga ini.

Namanya bahkan tak ada di daftar skuad Man United di program laga.

Namun, Van Gaal memberikan posisi starter bagi Rashford setelah Anthony Martial cedera pada pemanasan.

Kepercayaan Van Gaal terhitung tinggi mengingat ketika itu Rashford tak pernah menjadi starter bagi Man United di atas level U-19.

Bahkan, gol terakhirnya ia catatkan di level U-18 hampir dua minggu sebelum laga ini.

2. Guling-guling di Pinggir Lapangan

Louis van Gaal mengejutkan banyak orang ketika ia berargumen dengan ofisial keempat, Mike Dean, pada laga kontra Arsenal, akhir Februari 2016.

Hanya, Dean tampak tak tergoyahkan oleh komplain pelatih asal Belanda ini.

Alhasil, Van Gaal memutuskan untuk memeragakan maksudnya.

Van Gaal tiba-tiba menjatuhkan diri ke rumput, telentang dan memandang Dean.

Publik Old Trafford pun tertawa meriah melihat hal ini.

Meme dan siaran ulangnya menghiasi sosial media dan layar televisi lama setelah kejadian tersebut.

3. Kemenangan di Piala FA Partai final

Piala FA 2016 menjadi laga terakhir Van Gaal bersama Manchester United.

Beberapa fans Setan Merah akan melihat hal tersebut sebagai kesuksesan.

Apalagi, Man United melakukannya dengan gol Jesse Lingard, seorang produk akademi klub yang diberi kesempatan oleh Van Gaal, pada perpanjangan waktu.

Namun, ia diberhentikan karena investasi sang pelatih di bursa transfer tak selaras dengan prestasinya.

Ia membelanjakan 250 juta pounds tetapi finish peringkat kelima di belakang Leicester City dan terusir dari Liga Champions di fase grup.

(Tribunnews/Dwi Setiawan)