Liga Italia
Rasa Terima Kasih dan Tangis Kesedihan Mario Balotelli Untuk Jose Mourinho
Mario Balotelli tak bisa memberikan ungkapan lainnya selain terima kasih kepada sosok Jose Mourinho
Penulis:
Drajat Sugiri
Editor:
Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Mario Balotelli tak bisa memberikan ungkapan lainnya selain terima kasih kepada sosok Jose Mourinho
Mourinho merupakan sosok yang sangat penting bagi Mario Balotelli dalam meniti karier sepak bolanya.
Selain itu, Balotelli juga pernah merasakan kesedihan hingga dibuat menangis oleh Jose Mourinho.
Peristiwa tersebut berlangsung setelah The Special One (Mourinho) berhasil menghantarkan Inter Milan di musim 2009/2010 ke era keemasan.
Baca: Barcelona Tetap Incar Lautaro Martinez dari Inter Milan Untuk Gantikan Posisi Luis Suarez
Baca: Kepada Raffi Ahmad, Erick Thohir Mengaku Merindukan Inter Milan: Saya Kalau Dengar Kangenlah
Tak tanggung-tanggung, pelatih asal Portugal itu mampu membawa La Beneamata (Inter Milan) meraih Treble Winner.
Namun hasil manis itu justru diakhir dengan kesedihan, khususnya bagi Mario Balotelli.
Hal itu dikarenakan keputusan Jose Mourinho yang akhirnya memilih hengkang dari publik Milan.
Pelatih yang pernah menjadi bagian dari Barcelona itu memilih untuk bergabung dengan raksasa Liga Spanyol, Real Madrid.
Tentu saja keputusan yang diambil oleh Jose Mourinho itu dinilai sangat mengejutkan.
Menjadi Allenatore idaman bagi publik Milan dan Giuseppe Meazza hingga menghantarkan tim kesayangan Interisti menjadi kampiun, tak membuat bergeming keputusan sang pelatih untuk hengkang.
Kesedihan seketika pecah bagi penggawa Inter Milan kala itu, tak terkeculai bagi Mario Balotelli.
Super Mario mengatakan keputusan yang dilakukan oleh Mourinho merupakan hal yang paling ia benci selama karier sepak bolanya.
Ia tidak ingin mengalami hal yang menyedihkan seperti itu.
Alasannya cukup logis bagi Balotelli bisa menumpahkan kesedihan.
Terkenal sebagai sosok yang bengal, namun tanpa andil Mourinho, mungkin sang pemain higga saat ini tak memiliki pencapaian yang tergolong ciamik.
Musim terakhir Mourinho bersama Inter Milan, pelatih asal Portugal itu banyak memberikan kesempatan dan menit bermain bagi Balotelli.
Alasan itu cukup membuat Balotelli merasa kehilangan sosok pelatih yang mampu memberikan kepercayaan kepadanya.

Di tengah Inter Milan kala itu banyak diperkuat oleh pemain kenamaan, seperti Diego Milito, Dejan Stankovic, Goran Pandev hingga Samuel Eto'o.
Mourinho justru memilih untuk memberikan menit bermain kepada Mario Balotelli yang sata itu masih berusia 20 tahun.
"Hanya satu hal yang membuat saya bersedih, yakni Mourinho," ungkapnya seperti yang duktip dari laman Bongda.com.
"Setelah final Liga Champions, ia meninggalkan kami untuk seterusnya,"
"Saat saya berbaring kala itu, ia mengucapkan kalimat perpisahan itu ke banyak orang, tentunya mereka sangat sedih dan menangis," tukas Balotelli.
"Ketika Mourinho mengucapkan selamat tinggal kepada kami, saya tidak suka dengan hal itu, pemandangan yang sama sekali tak mengenakkan," tegas pemain yang pernah memperkuat Manchester City dan Liverpool tersebut.
Slain itu, pria yang pernah memperkuat Timnas Italia itu juga memberikan ucapan terima kasihnya kepada pelatih yang kini menukangi Tottenham Hotspur itu.
Baca: Kepada Raffi Ahmad, Erick Thohir Mengaku Merindukan Inter Milan: Saya Kalau Dengar Kangenlah
Baca: Terbuang dari Inter Milan, Gelandang Berdarah Indonesia Ingin Kembali ke AS Roma
Berkat Mourinho, ia mengetahui akan semua arti pentingnya sepak bola dan tim.
"Aku ingin mengucapkan terima kasih kepadanya, jujur aku akui telah mengerti banyak hal berkatnya (Mourinho)," tukas pemain yang kini memperkuat Brescia itu.
"Saya banyak belajar dari Mourinho, kami berhubungan baik dan bertengkar selama kami bersama,"
"Namun disi saya katakan, bahwa saya tidak pernah tak menujukkan rasa hormat kepadanya (Mourinho)," terang pemain asal Italia itu.
Hingga saat ini, Mourinho merupakan satu diantara pelatih yang memiliki kenangan manis bagi Inter Milan.
Meski hanya dua musim, akan tetapi Mourinho sukses mempersembahkan berbagai gelar bagi Inter Milan, mulai dari dua gelar Serie A serta masing-masing satu trofi Coppa Italia, Supercoppa Italana, dan Liga Champions.
(Tribunnews.com/Giri)