Liga Italia
Terbuang dari Inter Milan, Gelandang Berdarah Indonesia Ingin Kembali ke AS Roma
"Saya mengalami tahun-tahun indah bersama mereka (Roma). Itu klub yang mencintai saya, yang saya cintai dan saya berikan segalanya," kata Nainggolan.
TRIBUNNEWS.COM - Sudah hampir dua tahun berlalu, gelandang Timnas Belgia berdarah Indonesia Radja Nainggolan meninggalkan AS Roma.
Radja Nainggolan hengkang dari Olimpico Stadium pada Juli 2018 dan memilih bergabung ke Inter Milan karena mengikuti jejak sang pelatih, Luciano Spaletti.
Namun begitu, nasib Spalletti tak bertahan lama setelah kedatangan Nainggolan karena Antonio Conte.
Baca: Cerita Nainggolan Memilih Cagliari setelah Dibuang Inter Milan
Baca: Radja Nainggolan Bergabung dengan Masyarakat Salurkan Bantuan Terdampak Covid-19

Kehadiran Conte juga menjadi momok bagi pemain berusia 31 tahun ini lantaran jarang mendapat kepercayaan bermain dan lebih sering berkutat dengan cedera.
"Itu pilihan saya pindah ke Inter," kata Nainggolan, dikutip dari Sportskeeda.
"Mereka (Inter) memiliki Spalletti. Dengannya saya bahagia di Roma. Pilihan mudah bagi saya karena Spalletti adalah pelatih terbaik yang pernah saya miliki."
"Tetapi jika ditanya apakah saya lebih bahagia tiba di Inter atau lebih sedih meninggalkan Roma. Maka saya akan menjawab pilihan terakhir," ungkapnya.
Tak merasa nyaman dan tak memiliki masa depan di Inter Milan, Nainggolan akhirnya memutuskan hengkang setelah berseragam I Nerrazurri satu tahun.
Baca: Tiga Kekalahan Dramatis Barcelona di Liga Champions, Salah Satunya Dipermalukan AS Roma
Baca: Liga Italia Mendapat Lampu Hijau untuk Menyelesaikan Kompetisi
Baca: Roberto Mancini Berharap Liga Italia Dihentikan Demi Timnas
Dia dipinjamkan ke Cagliari, tim yang pernah dia bela sebelum bermain untk AS Roma.
Pada saat yang bersamaan kala itu, jendela transfer musim panas 2019, Fiorentina, Sampdoria, bahkan Si Nyonya Tua Juventus kabarya berminat untuk mendatangkan Nainggolan.
"Ada tawaran lain dan saya jugaa mendengar dari Fiorentina dan Sampdoria, tetapi saya ingin menemukan ketenangan lagi."
"Saya selalu mengatakan tidak untuk Juventus. Orang-orag berpikir saya membenci mereka dan penggemar mereka menyanyikan nyanyian ke arah saya."
"Saya memiliki karakter sendiri, tetapi saya tidak pernah menciptakan masalah."
"Saya lebih suka mengambil jalan yang berbeda. Anda tidak harus memiliki klub yang selalu menang."
"Memenangkan 10 Scudetto d Turin adalah hal yang normal, namun memenangkan satu di Roma atau tempat lain lebih baik bagi saya," ungkap Nainggolan.
