Liga 1
Komentar Djanur soal Kompetisi dan Kondisi sang Putri yang Tinggal di Italia
Komentar Djadjang Nurdjaman mengenai skenario terburuk kompetisi hingga cerita kondisi sang putri sulungnya yang menetap di Italia.
TRIBUNNEWS.COM - Djadjang Nurdjaman atau kerap disapa coach Djanur merupakan pelatih yang musim ini menjadi juru taktik bersama Barito Putera.
Djanur yang juga pernah menukangi Persib Bandung itu mengomentari keberlangsungan kompetisi musim ini jika benar-benar terjadi skenario terburuk.
Lebih lanjut Djanur juga sedikit membagikan kisah kondisi putrinya yang saat ini menetap di Italia.
Baca: Bek Asing Barito Putera Beri Dukungan & Usulan Terkait Pengganti Kompetisi Liga 1

Baca: 3 Pemain Muda Barito Putera yang Jalani Debut di Liga 1 2020, Termasuk Bagas Kaffa
Bukan menjadi rahasia lagi jika penyebaran Covid-19 yang tengah merebak di Indonesia membuat sejumlah event olahraga terbengkalai.
Termasuk kompetisi kasta tertinggi sepak bola di Tanah Air yakni Liga 1.
PSSI beberapa waktu lalu telah membuat keputusan untuk menunda jalannya kompetisi hingga 29 Mei mendatang.
Helatan Liga 1 dan Liga 2 dapat kembali berlangsung pada awal Bulan Juli jika kondisi telah aman maupun pemerintah mencabut status darurat Covid-19.
Kondisi tersebut memicu berbagai usulan terkait kompetisi, satu diantara yang paling vokal ialah gelaran Liga 1 dan Liga 2 yang ditiadakan musim ini.
Kondisi tersebut kemudian direspon oleh PSSI dengan akan diadakannya turnamen pengganti berskala Nasional jika skenario terburuk tersebut memang terjadi.
Munculnya wacana pemberlakuan skenario terburuk untuk kompetisi Liga 1 2020 mendapatkan tanggapan dari Djanur.
Pelatih Barito Putera tersebut mengaku siap dengan apa nantinya yang menjadi keputusan PSSI.
Meskipun diakui sang juru taktik jika wacana tersebut memang berlangsung, tentu bukan kondisi yang mengenakkan.
Namun jika kembali dipandang dari situasi yang tengah terjadi di Indonesia, maka wacana tersebut merupakan hal yang paling masuk akal.
"Dengan berhentinya secara total kegiatan sepak bola, terutama kompetisi yang sudah berjalan, tentunya ini kondisi yang sangat tidak mengenakkan," ucap Djadjang Nurdjaman seprti yang dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com
Kemudian mengenai kompetisi pengganti, Djanur mengaku mendukung adanya turnamen tersebut.
Selain sebagai pengganti kompetisi yang ditiadakan, sekaligus sebagai wadah bagi pemain dan klub guna menyongsong kompetisi tahun depan.
Pemain dan klub membutuhkan aktivitas sepak bola guna menjaga kondisi dan bentuk permainan tim.
Kendati demikian, Djanur tetap ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh klub jika benar akan diadakannya turnamen pengganti.

Hal tersebut tentu berkaitan dengan masalah sponsor maupun kontrak pemain.
"Belum secara resmi kami dapat informasinya, tetapi sepintas sudah ada wacana. Dengar-dengar (opsi itu diambil) kalau memang kompetisi tahun ini benar-benar tidak ada atau tidak dilanjutkan," kata Djanur.
"Artinya, kami akan ada penyesuaian, mungkin ada revisi soal kontrak dengan klub, termasuk dengan kegiatan-kegiatan tahun ini," ucapnya menambahkan.
Namun pelatih yang juga pernah menukangi Persebaya Surabaya itu berharap agar kompetisi dapat kembali berlangsung
Untuk menjaga situasi tersebut, ia memberikan tugas kepada Ambrizal Umanailo dkk untuk berlatih mandiri selama menjalani libur.
Baca: Bek Asing Barito Putera Beri Dukungan & Usulan Terkait Pengganti Kompetisi Liga 1
Baca: Berkarir di Singapura, Mantan Striker Asing Barito Putera & Persija Jakarta Jalani Karantina Mandiri
Kekhawatiran juga tengah dirasakan Djanur, mengingat putri, cucu hingga menantunya saat ini tinggal dan menetap di Italia.
Marlina Nurdjaman yang merupakan putri sulung sang pelatih saat ini tinggal bersama suami dan putranya yang bernama Romeo Raja Cordioli di Negri Pizza tersebut.
Eriberto Cordioli yang merupakan suami dari Marlina Nurdjaman merupakan pengusaha di Italia dengan memiliki pabrik body truck.
Meskipun diakui Djanur bahwa kondisi keluarganya di Italia baik-baik saja, namun rasa kekhawatiran tetap dimiliki oleh sang pelatih.
Mengingat Italia dalam beberapa waktu lalu memiliki presentasi penyebaran virus corona tertinggi di Eropa.
"Tadinya cukup mengkhawatirkan karena kami tahu Italia lebih dulu terkena wabah virus corona dan lebih parah, tapi alhamdulillah anak saya dan keluarganya baik-baik di sana," cerita Djanur seperti yang dikutip Tribunnews.com dari Banjarmasinpost.
Djanur menambahkan bahwa kondisi putrinya dan keluarga yang baik-baik saja tak terlepas dari kepatuhan akan anjuran pemerintah Negri pizz itu.
"Mereka disiplinlah karena ada denda dan pidananya. jadi keluarga anak saya betul betul di rumah saja," terangnya menambahkan.
Pelatih yang berhasil mengantarkan Persib Bandung menjadi kampiun ISL musim 2014 tersebut berharap untuk situasi segara kembali normal.
"Harapannya ya pandemi ini segera berakhir sehingga kehidupan kita kembali normal termasuk sepak bola kita kompetisi kita," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Giri)(Kompas.com/Septian Nugraha)(Banjarmasinpost/Khairil Rahim)