Liga Champions
Curahan Hati Loris Karius Setelah Momen Tragis Final Liga Champions 2 Tahun Silam
Loris Karius yang kini bermain bersama Besiktas baru-baru ini buka suara tentang momen tragis final Liga Champions musim 2018/2019.
TRIBUNNEWS.COM - Loris Karius yang kini bermain bersama Besiktas buka suara tentang momen tragis di final Liga Champions musim 2018/2019 bersama Liverpool.
Seperti diketahui, Loris Karius dapat dikatakan sebagai biang kerok kegagalan Liverpool mendulang gelar Liga Champions dua tahun silam.
Berlangsung di Ukraina, Liverpool harus kalah dengan skor 1-3 atas Real Madrid di partai puncak.
Loris Karius melakukan dua blunder fatal yang membuat Real Madrid merengkuh gelar juara Liga Champions pada musim tersebut.
Real Madrid pun berhasil meraih tiga gelar Liga Champions untuk ketiga kali secara beruntun pada tahun tersebut.
Baca: Liverpool Bisa Pertahankan Sadio Mane Setelah Juergen Klopp Turun Tangan
Baca: Lepas Sadio Mane ke Real Madrid, Liverpool Bisa Pecahkan Rekor Transfer Dunia
Dilansir Sport Bild, Loris Karius akhirnya berkesempatan untuk bercerita tentang salah satu momen tragis dalam karirnya tersebut.
Loris Karius mengaku ia mendapatkan ancaman pembunuhan setelah dua blunder fatal yang dilakukannya pada partai final dua tahun silam tersebut.
"Saya mencerima ancaman pembunuhan tapi saya tidak terlalu menganggapnya serius," ungkap Loris Karius.
"Mereka berasal dari orang-orang tidak jelas yang tidak pernah menunjukkan wajah mereka di profil mereka," jelasnya.
Baca: Jurgen Klopp Ungkap Lika-Liku Transfer Philippe Coutinho dari Liverpool ke Barcelona
Lebih lanjut, kiper berdarah Jerman tersebut juga enggan menyalahkan faktor benturan dengan Sergio Ramos dibalik performa buruknya berlaga di final lalu.
"Saya seharusnya bisa memberi tahu orang-orang apa yang telah terjadi lebih cepat," jujurnya.
"Saya mengalami gegar otak setelah benturan dengan Sergio Ramos dan itu membatasi penglihatan saya," lanjut Karius.
Loris Karius berani mengungkapkan fakta tersebut karena setelah tes yang dilakukan oleh para ahli.
"Saya senang bahwa saya tahu tetapi saya tidak ingin itu dipublikasikan," harap Karius.
"Ketika dikonfirmasi, bisa saja saya memiliki lebih banyak mendapatkan hinaan dan kemarahan karena saya tidak pernah menggunakan hal itu sebagai alasan," sambungnya.

Kiper berusia 26 tahun tersebut juga menyadari dirinya tidak bisa tidur pasca pertandingan final tersebut selam berhari-hari.
"Jika anda membaca semua berita, anda tidak bisa tidur selam berhari-hari setelahnya," kenangnya.
"Sungguh gila hal-hal yang orang lain katakan dari akun anonim dengan penghinaan dan komentar diskriminatif serta hal rasisme lainnya," ujar Karius.
Baca: Saingi Real Madrid Buru NGolo Kante, Barcelona Tawarkan Philippe Coutinho
Disinggung spekulasi masa depannya bersama Liverpool, sang kiper lebih memilih fokus bermain dengan Besiktas saat ini.
Karena secara fakta, Loris Karius masih memiliki kontrak hingga 2022 bersama Liverpool.
"Terlalu dini untuk mengatakan apapun tentang musim panas nanti terutama sekarang tidak ada tahu yang akan terjadi karena virus corona," beber pemain berdarah Jerman itu.

Terakhir, sang kiper menyinggung peran krusial John Achterberg selaku pelatih kiper Liverpool yang selalu mendukung saya.
"John Achterbeg menulis surat kepada saya hampir tiap minggu, ia menjadi titik kontak utama saya," ungkap Karius.
"Tetapi kadang-kadang saya berbicara dengan Jurgen Klopp, saya berhubungan dengan semua orang," pungkasnya.
Loris Karius saat ini tengah menikmati perjalanan karir sebagai pemain pinjaman di Besiktas.
(Tribunnews/Dwi Setiawan)