Liga Inggris
Gary Neville Bocorkan Kebijakan Transfer Manchester United di Bawah Sir Alex Ferguson
Gary Neville akhir-akhir ini berbicara tentang kebijakan transfer yang pernah dilakukan oleh mantan bosnya, Sir Alex Ferguson.
TRIBUNNEWS.COM - Mantan pemain Manchester United, Gary Neville akhir-akhir ini berbicara tentang kebijakan transfer yang pernah dilakukan oleh mantan bosnya, Sir Alex Ferguson.
Gary Neville menyebut Sir Alex Ferguson yang dulunya menjabat sebagai pelatih Manchester United memiliki cara unik dalam menentukan kebijakan transfernya.
Pria berdarah Inggris tersebut menyebut ada tiga kebijakan transfer yang diterapkan semasa era Sir Alex Ferguson.
Kebijakan pertama yang diterapkan oleh Sir Alex Ferguson adalah mempromosikan para pemain mudanya semakimal mungkin.
"Ada tiga kategori dalam kebijakan ini dimana ia ingin mempromosikan para pemain mudanya sedapat mungkin, itu nomor satu sebelum dia melihat pasar transfer," ungkap Garry Neville kepada Sky Sports.

Kebijakan pertama tersebut dapat dilihat dari bagaimana cara Sir Alex Ferguson mengorbitkan para pemain muda akademi tim Setan Merah.
Salah satu deretan pemain muda yang berhasil diorbitkan oleh Sir Alex Ferguson adalah generasi emas 1992 alias lebih dikenal dengan 'Class 1992'.
'Class of 92' merupakan sebutan untuk enam pemain lulusan akademi Manchester United yang berhasil diorbitkan Sir Alex Ferguson.
Keenam pemain yang dimaksud tersebut yakni Paul Scholes, Nicky Butt, Ryan Giggs, Gary dan Phil Neville, serta Ryan Giggs yang memulai karier seniornya sejak 1992.
Baca: Roy Keane Dukung Langkah Manchester United Boyong Harry Kane ke Old Trafford
Gary Neville lalu melanjutkan kebijakan kedua yang diterapkan oleh Sir Alex Ferguson adalah melihat talenta terbaik di kompetisi Liga Inggris.
Beberapa nama pemain yang masuk kategori ini misalnya Wayne Rooney, Rio Ferdinand, hingga terakhir Robin Van Persie.
"Nomor kedua adalah ia melihat yang terbaik di Liga Inggris, orang-orang yang bisa dia percayai dan memiliki pertumbuhan serta bisa bermain dengan klub dalam waktu yang lama," ungkap Neville.
"Seperti Gary Pallister, Steve Bruce, Wayne Rooney, Rio Ferdinand, dan Robin Van Persie," lanjutnya.
Sedangkan, kebijakan ketiga Sir Alex Ferguson dalam bergerak di bursa transfer adalah ia melihat bakat-bakat internasional uang bisa berpotensi menjadi pemain hebat.
Hal itu disampaikan oleh Neville dimana Sir Alex Ferguson bisa mendapatkan pemain berbakat kelas dunia incarannya semasa masa kepelatihannya.
Nama-nama seperti Cristiano Ronaldo, Ole Solksjaer, hingga Peter Schmeichel menjadi deretan pemain yang masuk kategori ketiga ini.
"Dan kemudian dia selalu menginginkan bakat internasional yang muncul yang bisa direkrut oleh Manchester United," beber Neville.
"Selain itu, pemain itu dapat bekerjasama lalu berkembang menjadi pemain hebat," ungkapnya.
"Nemanja Vidic, Peter Schmeichel, Patrice Evra, Cristiano Ronaldo, hingga Ole Gunnar Solskjaer menjadi contohnya," pungkas Neville.
Strategi yang dilakukan Sir Alex Ferguson dalam pasar transfer tersebut dapat dikatakan cukup efektif karena para pemain yang ia rekrut banyak yang berhasil tampil luar biasa dibawah asuhannya.
Hanya saja semenjak Sir Alex Ferguson memutuskan pensiun pada tahun 2013.
Baca: Kejelasan Nasib Liga Inggris Musim Ini Dipertanyakan Sang Raja Assist Manchester City
Baca: Soal Transfer Pemain, Liverpool Lebih Cerdas Ketimbang Manchester United
Kebijakan transfer yang dilakukan Manchester United justru berubah haluan.
Dimana, Manchester United lebih suka menggelontorkan uang banyak demi mendapatkan pemain bintang yang belum tentu sesuai kebutuhan tim.
Salah satu mantan pemain Manchester United yakni Robin Van Persie pun baru-baru melontarkan kebijakan transfer mantan timnya semenjak ditinggal Sir Alex Ferguson.
Kritikan Pedas Robin Van Persie terhadap Kebijakan Transfer Man United
Robin Van Persie baru-baru ini melontarkan kritikan pedas terhadap kebijakan transfer mantan timnya yakni Manchester United.
Pria berkebangsaan Belanda tersebut menilai Manchester United seakan kehilangan identitas tim mereka akibat kebijakan transfer yang kurang tepat.
Semenjak ditinggal Sir Alex Ferguson, Manchester United gencar melakukan judi dengan menggelontorkan dana besar untuk merekrut pemain bintang.
Hanya saja kebijakan transfer manajemen Manchester United tersebut tidak disesuaikan dengan filosofi tim mereka.
Robin Van Persie menganggap Manchester United telah bertaruh saat merekrut pemain seperti Paul Pogba dan Alexis Sanchez.
Paul Pogba sendiri didatangkan dari Juventus, sementara Alexis Sanchez direkrut dari Arsenal dengan sistem tukar guling.
Kebijakan transfer Manchester United tersebut disebut Robin Van Persie sebagai bumerang.
Lalu, ia membandingkannya dengan kebijakan transfer Liverpool dibawah asuhan Jurgen Klopp yang lebih bersabar membangun skuatnya.
Hingga Liverpool akhirnya berhasil meraih gelar bergengsi mulai dari Liga Champions hingga Piala Dunia Antar Klub pada musim lalu.
"Jika anda membandingkannya dengan Liverpool, Jurgen Klopp mampu memilih pemain yang cocok dengan filosofi sepak bolanya bukan dari motif pemasaran," ujar Robin Van Persie kepada So Foot dikutip dari Football London.
"Mereka membangun klub dengan proyek yang jelas, sedangkan Manchester United mereka justru betaruh pada nama-nama bintang seperti Paul Pogba dan Alexis Sanchez," sindirnya.
Baca: Perjalanan Karier Michael Carrick Selama Membela Manchester United hingga Kekalahan Menyakitkan
Baca: Paul Pogba Mengaku Ada Satu Momen yang Membuatnya Bahagia Saat Dilatih Jose Mourinho
Eks pemain Arsenal tersebut kehadiran pemain bintang justru bisa menjadi bumerang jika tidak bisa dioptimalkan secara baik.
Apalagi bukan perkara mudah bagi sebuah klub untuk mendatangkan pemain berlabel bintang.
Gelontoran dana melimpah harus disiapkan oleh para klub jika ingin mendatangkan pemain bintang.
"Itu sangat beresiko dimana jika pemain seperti mereka harus cedera atau tidak fit, seluruh tim terkena dampaknya," lanjut Van Persie.
"Sementar itu filosofi tim seperti Liverpool sudah benar, kini Manchester United perlu menciptakan kekuatan kolektif seperti itu," ungkapnya.
"Tantangan bagi Manchester United kini adalah melihat apakah Solskjaer dapat membangun filosofinya sendiri atau tidak," tantang Van Persie.
Seperti yang kita ketahui, ada salah satu keberhasilan Liverpool dalam beberapa musim terakhir.
Keberhasilan tersebut didasarkan karena keahlian mereka dalam berbisnis utamanya merekrut pemain-pemain tepat untuk menambah kualitas skuatnya.
Transaksi transfer yang mengesankan telah menjadi bagian besar dari perjalanan Liverpool menjadi jawara Eropa.
Sekarang Liverpool memiliki dasar pandangan dalam membangun kesuksesan mereka.
(Tribunnews/Dwi Setiawan)