Senin, 6 Oktober 2025

Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia Kecewa Surat PSSI Terkait Gaji Pemain

Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) sangat kecewa dan berharap surat putusan PSSI terkait masalah gaji pemain bisa ditinjau ulang.

Editor: Toni Bramantoro
Tribunnews/Abdul Majid
Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) dalam jumpa pers terkait insiden tewasnya suporter sepakbola Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) sangat kecewa dan berharap surat putusan PSSI terkait masalah gaji pemain bisa ditinjau ulang.

Pandemi virus corona yang terjadi di Indonesia telah berdampak dihentikannya kompetisi Shopee Liga 1 2020 untuk sementara.

Dengan adana penghentian sementara ada beberapa masalah yang ditimbulkan.

Salah satunya adalah masalah gaji pemain.

Dalam hal ini klub kebingungan menetapkan gaji yang akan diberikan kepada pemainnya ketika kompetisi diliburkan.

Menanggapi hal tersebut PSSI mengeluarkan surat keputusan (SK) yang terdiri dari enam butir.

Dari enam butir tersebut ada beberapa ketetapan yang menyangkut masalah kontrak pemain.

Seperti contohnya, dalam salah satu ketetapan disebutkan bahwa pihak klub hanya berkewajiban membayar gaji pemain sebesar 25 persen di tengah berhentinya kompetisi hingga 29 Mei 2020.

Putusan yang disampaikan PSSI itu setelah mendengar saran 10 klub Shopee Liga 1 2020 yang melakukan virtual meeting belum lama ini.

Ke-10 klub tersebut itu adalah PSIS Semarang, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, Arema FC, Persib Bandung, Persita Tangerang, Persiraja Banda Aceh, Barito Putera, Madura United, dan PSM Makassar.

Mereka beramai-ramai mengeluarkan poin salah satunya pembayaran gaji maksimal 25 persen ke pemain selama jeda kompetisi.

Namun keputusan masalah gaji itu langsung mendapatkan tentangan dari Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI).

Melalui kuasa hukumnya, Riza Hufaida, APPI berharap PSSI meninjau kembali SK yang telah dikeluarkan.

"PSSI mau meninjau kembali SK tersebut dan kami para pihak duduk bareng untuk membicarakan win-win solution terhadap masalah ini," kata Riza, Sabtu (28/3/2020).

Menurut Riza, dengan hanya dibayarkan 25 persen dari gaji yang seharusnya, para pemain akan menjadi pihak yang paling dirugikan.

Lebih lanjut lagi ia berharap pemain dibayar penuh karena pada awal bulan Maret sendiri seluruh pemain masih menjalankan tugasnya dengan bermain.

Tak cuma bermain, para pemain juga telah memenuhi kewajibannya dengan mengikuti agenda latihan yang di jadwalkan klub sebelum diliburkan.

"Kalau lebih adilnya berapa persenannya itu tergantung dengan negoisasi atau pembicaraan dengan para pihak," ujar Riza.

"Kalau ditanya yang adil berapa kami maunya 100%, kalau mau ngomong situasi ini force majeure liga mau berhenti sementara dan kemudian ini akan merevisi kontrak namanya kan dan harus ada tanda tangan para pihak, klub tanda tangan, kami APPI tanda tangan kami bikin amandemen," ucap Riza.

Tak berhenti di situ, Riza juga mengatakan bahwa keputusan yang diambil PSSI telah melampaui kewenangannya.

"Kan kalau gini PSSI menjadi sewenang-wenang dan melampaui kewenangannya. Apa hak PSSI terhadap kontrak pemain ini dan menentukan batas klub boleh membayar maksimal 25% sangat merugikan pemain," tegas Riza.

BACA:  https://www.bolasport.com/read/312081164/appi-minta-pssi-ubah-putusan-pembayaran-gaji-klub-ke-pemain-25-persen?page=all

Sumber: BolaSport.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Borneo FC
6
6
0
0
12
3
9
18
2
Persita
7
4
1
2
9
9
0
13
3
PSIM
7
3
3
1
9
6
3
12
4
Persija Jakarta
7
3
2
2
13
8
5
11
5
Malut United
7
3
2
2
13
10
3
11
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved