Tegas, Klub Belgia Ini Beri Opsi soal Gaji Pemain di Tengah Pandemi Corona
Opsinya adalah menjadi pengangguran atau merelakan pemotongan gaji untuk didonasikan kepada kebutuhan kesehatan dan rumah sakit.
TRIBUNNEWS.COM - Pendemi virus corona berdampak besar untuk kestabilan industri sepakbola di dunia.
Tak sedikit klub-klub sepakbola yang kini merasakan krisis finalsial karena kompetisi ditangguhkan sementara waktu.
Termasuk tim dari Liga Belgia, yakni Standard Liege memberikan opsi tegas kepada pemainnya untuk memilih.
Baca: Barcelona Tetap akan Lakukan Potong Gaji Meski Para Pemain Menolak
Baca: Beda Langkah Pemain Leeds United dan Barcelona Perihal Gaji
Sama halnya dengan tim seperti Bayern Munchen, Dortmund, hingga Leeds United yang melakukan pemotongan dan penundaan gaji pemain.
Opsi yang ditawarkan klub Standard Liege adalah menjadi pengangguran atau memberikan sebagian dari gaji mereka untuk didonasikan ke rumah sakit.
Pihak manajemen telah menyodorkan proposal pengajuan pengurangan gaji sejak Selasa lalu.
Upaya ini disambut positif oleh para pemain utuk merelakan sebagian dari gaji mereka membantu sektor kesehatan melalui badan amal klub.
Meski disambut positif, para pemain tidak begitu suka dengan cara yang dilakukan klub dalam memberikan informasinya.
"Melalui email dengan memberikan dua opsi," kata seorang broker, dikutip dari AD.
"Pengangguran atau pengurangan gaji," lanjutnya.
Langkah ini dilakukan Standar Liege dilakukan tanpa berkonsultasi terlebih dulu dengan para pemain dengan langsung menyodorkan penawaran di atas.
Berbeda dengan Anderlecht, tim menginformasikan pengurangan gaji dengan menggandeng sang kapten Vincent Kompany untuk berdiskusi dan memberitahukan kepada pemain lainnya.
"Di Standard Liege itu adalah, pemain tanda tangani ini atau itu dan harus dijawab sesegera mungkin," tuturnya melanjutkan.
Menurut salah seorang dari Stirr Associates, Stijn Francis mengatakan bahwa hal itu tidak melanggar hukum.
"Hanya saja, tim harus memiliki izin tertulis dari pemain jika memilih pengurangan gaji, berbeda jika mereka memilih menjadi pengangguran teknis," ucap Stijn.
Langkah Serupa Bayern Munchen, Dortmund, dan Leeds
Seperti Bayern Munchen dan Borussia Dortmund, para pemain merelakan gajinya untuk menyelamatkan klub dari krisis finansial yang dihadapi saat ini.
Dari laporan BBC, pemain Bayern Munchen akan mengalami pemotongan gaji sebanyak 25 persen.
Sementara Borussia Dortmund belum memutuskan besaran potongan yang akan diterima pemainnya.
Bahkan pemain Borussia Monchengladbach lebih dulu mengusulkan soal pemotongan gaji daripada manajemen.
"Tim sudah memberikan tawaran untuk memotong gajinya jika hal itu bisa membantu keuangan klub dan para karyawan."
"Tujuannya adalah agar tim kami (Monchengladbach) bisa bertahan ditengah krisis virus Corona dan mampu melanjutkan tampa harus melakukan pemecatan," terang manajer direktur tim, Stephan Schippers.
Serupa dengan Dortmund dan Munchen, langkah ini juga diambil oleh salah satu tim legenda Inggris yang saat ini memuncaki divisi Championship (kasta kedua Liga Inggris) Leeds United.
Diberitakan Evening Standard, para pemain Leeds secara sukarela menunda gaji mereka selama masa wabah virus corona.
Hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan keuangan tim dan membayarkan upah para pegawai non-sepakbola, seperti petugas di stadion dan lainnya.
"Langkah ini untuk memastikan bahwa semua staf non-sepakbola di Elland Road dan Thorp Arch dapat dibayar dan integritas bisnis dapat dipertahankan selama masa-masa yang tidak pasti ini," tulis pernyataan tim musuh Manchester United ini.
Tak sedikit, pegawai non sepakbola Leeds mencapai 272 anggota yang bekerja dalam waktu penuh.
Keputusan ini dibuat oleh Kepala Eksekutif tim, Angus Kinnear dengan Direktur Victor Orta, serta beberapa pemain senior Leeds United.
"Leeds United adalah keluarga, ini adalah keluarga yang telah dibuat oleh semua orang di klub, mulai dari pemain, dewan, hingga staf dan para pendukung di tribun."
"Kami menghadapi masa-masa yang tidak pasti dan oleh karena itu penting bahwa kita semua bekerja sama untuk menemukan cara yang bisa menyelamatkan klub melalui periode ini dan mengakhiri musim dengan cara yang kita semua." lanjut pernyataan tim.
Menurut sang direktur, Orta, dia memuji langkah ini karena sesuatu yang luar biasa, antara rasa persatuan dan kebersamaan yang mereka bina.
sebelum Leeds United, Birmingham City adalah tim Championship pertama yang menyatakan bersedia menunda gaji mereka.
Barcelona
Kebijakan memanglah tak selalu sejalan dengan apa dihendaki dan diinginkan.
Berbeda dengan Leeds, Bayern Munchen, dan Dortmund, Barcelona menolak untuk memotong gaji mereka ditengah krisis finansial klub.
Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu saat ini tengah meyakinkan para pemain mereka untuk menerima proposal pemotongan gaji yang dia ajukan, menurut laporan AS.
Dalam kejadian yang tidak terduga ini di Spanyol dikenal dengan sebutan 'ERTE', yang akan membuat semua tim profesional klub akan kehilangan 7- persen dari gaji mereka saat tidak bermain dalam keadaan darurat.
Namun Presiden Barcelona, Bartomeu berbaik hati untuk mengupayakan pemotongan gaji tidak lebih dari 50 persen.
Dengan alasan karena pendapatan tim lebih besar daripada tim lainnya.
Klub telah memutuskan menggunakan hak hukumnya di bawah 'status darurat' untuk menerapkan redudansi sementara.
Bahkan tanpa persetujuan pemain, sesuatu yang dianggap perlu oleh dewan untuk mengurangi dampak krisis keungan klub karena wabah virus corona.
(Tribunnews.com/Sina)