Liga 1
Tidak Hanya Latihan Rutin, Berikut Tips Menjaga Kesehatan Ala Jonathan Bauman
Dihentikannya kompetisi sepak bola Indonesia hingga waktu yang belum bisa ditentukan, membuat hampir seluruh tim memberikan libur kepada pemainnya.
TRIBUNNEWS.COM - Dihentikannya kompetisi sepak bola Indonesia hingga waktu yang belum bisa ditentukan, membuat hampir seluruh tim memberikan libur kepada pemainnya.
Kendati diberikan kesempatan untuk libur dan menghabiskan waktunya bersama keluarga, klub-klub tersebut tetap memberikan pekerjaan rumah yang berupa latihan rutin.
Tujuan latihan rutin mandiri yang harus dilakukan setiap pemainnya untuk menjaga kebugaran dan kesehatan.
Baca: Arema FC Minta Pemainnya Latihan Mandiri Jaga Fisik kata Charis Yulianto
Baca: Mimpi Annas Fitrianto Perkuat Arema FC hingga Alasan Betah di Persita Tangerang

Baca: Wabah Corona Meluas, Arema FC Batalkan Pemusatan Latihan
Selain itu, jika kompetisi sewaktu-waktu kembali bergulir, maka kondisi pemain tak kedodoran ketika digembleng secara fisik.
Meskipun demikian, latihan rutin saja dinilai tak cukup untuk menjaga kesehatan.
Hal tersebut disampaiakn oleh pemain andalan Arema FC, Jonathan Bauman.
Menurut pemain Singo Edan (Arema FC) tersebut, untuk mnjaga kondisi kesehatan fisik yang baik dan dibarengi kesehatan mumpuni, pemain juga harus memperhatikan pola makan dan gizinya.
Kiat pertama, pemain tentu diwajibkan berlatih secara rutin dan mengikuti sesuai prosedur.
Kedua, setiap pemain juga tak boleh mengkonsumsi makanan sembarangan.

Baca: Dampak Virus Corona, Arema FC Kesulitan Dapat Tempat Latihan
Baca: Mimpi Annas Fitrianto Perkuat Arema FC hingga Alasan Betah di Persita Tangerang
Hindari mengkonsumsi makanan yang mengakibatkan menumpuknya karbohidrat maupun lemak jenuh.
“Selain berolahraga untuk menjaga kondisi."
"Saya mencoba makan makanan sehat, tanpa banyak karbohidrat atau lemak jenuh,” terang Jonathan Bauman seperti yang dilansir dari Kompas.com.
Alasan Bauman menjaga pola latihan dan pola makan ialah menjaga badan tetap bugar sekaligus menjauhkan diri dari pandemi virus corona.

Disinggung mengenai libur kompetisi, pemain yang pernah membela Persib Bandung tersebut mengaku memilih untuk bertahan di Malang, dibandingkan kembali ke Argentina.
Menurutnya, menjalani masa karantina merupakan pilihan yang tepat.
“Saya masih berada di Malang. Saya tidak pulang karena Argentina juga menjalani karantina. Virus ini sangat mengerikan. Untuk sementara lebih baik saya tetap bertahan disini,” pungkasnya.
Baca: Dampak Virus Corona, Arema FC Kesulitan Dapat Tempat Latihan
Baca: Arema FC Dukung Keputusan PSSI, Pemain Tetap Latihan Mandiri Selama Libur
Sedangkan dari manajemen Singo Edan sendiri terkait keputusan PSSI, mereka memilih untuk memberikan tambahan libur kepada pemainnya.
Meskipun demikian, pemain Singo Edan tak lantas dapat bersantai ditengah libur kompetisi.
Media Officer Arema FC, Sudarmadji menyatakan setiap pemain akan diberikan modul dengan tagline "Arema Home Workout".
Nantinya selama menjalankan program tersebut, semua pemain Arema FC diminta melaporkan kegiatan mereka dalam bentuk video kepada tim pelatih.

Selain itu, ia berharap kedepannya segara ada arahan dari PSSI terkait langkah yang harus segera diambil oleh tim Liga 1 2020.
Hal tersebut perlu diperjelas mengingat dampak penundaan kompetisi berimbas pada kontrak pemain dan official tim.
"Kami berharap, wabah ini segera berlalu, dan kompetisi bakal digelar. Sebaliknya, kami optimistis federasi memiliki solusi terbaik bagi semua pihak jika memang ada keputusan menghentikan kompetisi disebabkan memang kondisi darurat," terang Sedarmadji seperti yang dilansir dari Kompas.com.
Saat ini, Arema FC telah melangsungkan 3 pertandingan di mana Singo Edan mampu membukukan 2 kekalahan dan 1 kemenangan.
Alhasil, tim asuhan Mario Gomez menempati urutan ke-12 dengan koleksi 3 angka.
Sejauh ini, Dendi Santoso masih memiliki permasalahan di lini belakang jika berkaca dari 3 laga yang telah dilakoni.
Catatan buruknya lini pertahanan Arema FC sejatinya sudah nampak jelas sejak musim lalu.
Lini belakang tim kebanggaan Aremania itu menjadi yang terburuk kedua dengan rasio kebobolan tinggi, yakni 62 kali.
Tentu saja evaluasi perlu diberikan oleh Mario Gomez untuk menangani kendala tersebut.
(Tribunnews.com/Giri)(Kompas.com/Suci Rahayu)