Liga Indonesia
Madura United Dirugikan Atas Penangguhan Aturan U-23
Presiden klub Achsanul Qosasi menilai pencabutan secara permanen saat proses pendaftaran pemain ditutup mengakibatkan MU minim komposisi pemain.
TRIBUNNEWS.COM - Ada efek minor atas penangguhan regulasi pemain U-23 pada kompetisi Liga 1 2017 yang dirasakan Madura United FC.
Presiden klub Achsanul Qosasi menilai pencabutan secara permanen saat proses pendaftaran pemain ditutup mengakibatkan skuat Laskar Sape Kerap memiliki komposisi pemain minim.
“Kita hanya menduga bahwa akan ada pencabutan regulasi secara permanen. Tetapi keputusan pastinya justru terjadi saat proses pendaftaran pemain sudah ditutup baru ditegaskan bahwa regulasi kewajiban memainkan pemain U23 dicabut,” ungkap AQ.
Dalam surat terdahulu, PSSI maupun PT Liga Indonesia Baru menyampaikan bahwa akan dilakukan evaluasi kembali pada September.
Tidak adanya kepastian bahwa regulasi kewajiban memainkan pemain U23 akan dicabut secara permanen, menjadikan Madura United tidak banyak melakukan perburuan pemain lokal.
Madura United hanya melakukan tambal sulam pemain untuk pengganti Sanogo dan pengganti Dane yang dikemudian hari dipanggil kembali.
Sementara para pemain lokal Madura United yang usianya sudah diatas 23 tahun, sejak awal musim lalu sudah kadung dilego ke klub lain.
Mereka di antaranya Rizhadi Fauzi, Rossy Noprihanis, Eliazher Thoncy Maran.
"Dalam regulasi kan butuh ketegasan bukan hanya isyarat. Andai pencabutan secara resmi dilakukan sebelum masa pendaftaran pemain ditutup mungkin tentunya klub memiliki perencanaan yang lebih baik,” ungkap Manajer Madura United, Haruna Soemitro.