Liga Indonesia
Robert Nilai Aneh Kebijakan Penangguhan Aturan Pemain U-23
"Selama 32 tahun saya melatih tidak menemukan pergantian aturan di tengah kompetisi seperti ini. Ini sangat aneh," ujarnya.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Zezen Zainal Mutaqin
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pelatih PSM Makassar, Robert Rene Albert menyindir keputusan penangguhan regulasi pemain U-23 yang dilakukan PSSI dan operator Liga 1. Menurut dia, penangguhan regulasi tersebut hanya menguntungkan sejumlah klub.
Ia mengaku heran dengan keputusan PSSI yang mencabut sementara regulasi pemain U-23 di klub-klub Liga 1. Apalagi keputusan tersebut diambil di tengah kompetisi yang sedang berjalan.
Pelatih asal Belanda itu mengaku tidak mau menyebut klub-klub mana saja yang diuntungkan dengan penangguhan regulasi tersebut. Namun, ia mengaku penasaran dan mempertanyakan siapa sosok di balik keputusan "aneh" tersebut.
"Saya tidak mau komentar klub mana yang diuntungkan. Tapi pertanyaan saya, siapa yang buat keputusan itu," kata Robert di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Selasa (4/7).
Sejak awal, kata Robert, pihaknya sudah keberatan dengan regulasi yang mengharuskan klub peserta Liga 1 memasang minimal tiga pemain U-23 di skuat utama. Pasalnya, kata dia, bila tujuannya untuk mengembangkan sepak bola Indonesia regulasi itu kurang tepat.
Faktanya, sambung mantan Pelatih Arema Malang itu, di negara-negara lain bahkan negara maju tidak ada yang menerapkan aturan seperti itu. Namun tiba-tiba PSSI mencabut sementara regulasi tersebut sampai gelaran SEA Games 2017 Malaysia selesai. Hal ini, kata Robert, justru menimbulkan pertanyaan besar.
"Selama 32 tahun saya melatih tidak menemukan pergantian aturan di tengah kompetisi seperti ini. Ini sangat aneh," ujarnya.
Robert bercerita, dirinya bahkan sempat diwawancarai oleh medai Inggris terkait perubahan regulasi di Liga 1 tersebut. Namun, ia mengaku bingung harus menjelaskan yang terjadi di Liga 1 tersebut.
"Saya sampai malu harus bilang apa waktu ditanya BBC dan CNN tentang penangguhan regulasi tersebut. Susah saya menjelaskannya," ungkap dia.
"Dari awal kita sudah terpaksa lakukan aturan selama 11 laga. Tiba-tiba dihentikan. Lalu dalam dua bulan lagi kita kembali ke aturan tersebut. Ini tidak bagus untuk sepak bola Indonesia," ujar juru taktik yang pernah melatih di beberapa negara Eropa dan Asia ini. (zam)