PSSI Diharapakan Save Our Soccer Temukan dan Ungkap Dalang Sepakbola Gajah
PSSI dharapakan Save Our Soccer (SOS) menemukan dan mengungkap dalang serta memberikan hukuman seberat-beratnya untuk pelaku sepak bola gajah.
Editor:
Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PSSI diharapakan Save Our Soccer (SOS) menemukan dan mengungkap dalang serta memberikan hukuman seberat-beratnya untuk pelaku sepak bola gajah.
Koordinator SOS Akmal Marhali mengatakan PSSI harus membentu Tim Pencari Fakta (TPF) dan rekonstruksi ulang kasus sepak bola gajah.
"Jangan sampai permasalahan ini dibiarkan karena akan menjadi preseden buruk," kata Akmal dalam rilis SOS, Sabtu dini hari (28/1/2017).
Akmal khawatir jika kasus tersebut dibiarkan, ke depannya akan ada yang beranggapan sepak bola gajah itu sesuatu yang boleh.
Kalaupun mendapat hukuman, pelaku bakal lebih mudah diberikan pengampunan.
Untuk mengurai kasus sepak bola gajah, PSSI dikatakan Akmal bisa menugaskan Departemen Sport Intelegent Fary Djemy Francis dan Departemen Kepatuhan dan Integritas John Fresly Hutahayan yang baru saja dilantik pada Jumat (27/1/2017).
Dari hasil temuan Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) SOS, ada beberapa kejanggalan dari vonis yang dijatuhkan Komisi Disiplin PSSI pada pelaku sepak bola gajah.
Salah satunya tentang pencetak gol bunuh diri untuk PSIS Semarang adalah Komaedi, Fadli Manan, dan Saptono.
Sementara dari kubu PSS Sleman adalah Hermawan Putra Jati, dan Riyono.
Sejatinya bukan Fadli Manan yang melakukan gol bunuh diri, tapi Taufik Hidayat.
Ketika itu Inspektur Pertandingan (IP) salah mecatat dan berjanji memperbaikinya.
Sayang, Komdis saat itu tutup mata dan Fadli pun sudah terlanjur dijanjikan akan diberikan keringanan hukuman dengan membuat pengakuan di atas kertas bermaterai.
Bahkan, SOS menyebut ada oknum yang mengaku dekat dengan PSSI berusaha meyakinkan Fadli mendapatkan keringanan hukuman dengan menyetorkan uang sebesar Rp 50 juta.
Selain Fadli, banyak pemain juga yang mengaku sanksi dari Komdis sangat tidak memenuhi azas keadilan.
Mereka tak diberikan kesempatan menjelaskan secara transparan.
Akmal menegaskan keseriusan PSSI dalam menuntaskan kasus tersebut sangat dinanti masyarakat sepak bola indonesia.
"Ini juga bisa menjadi pijakan kesungguhan PSSI untuk melakukan reformasi sepak bola Indonesia sekaligus menjadikan PSSI profesional, bermartabat seperti vis dan misi Ketum PSSI, Edy Rahmayadi," kata Akmal.