Klub Andik Vermansah Jatuh Miskin, Suporter Tuntut Dikasih Saham

TRIBUNNEWS.COM, SELANGOR -- FA Selangor, klub Liga Super Malaysia, sedang mengalami kesulitan keuangan.

Klub yang dibela Andik Vermansah itu tak bisa mengembangkan diri karena tak punya uang untuk musim 2017.

Para suporter Selangor yang tak puas mengambil inisiatif untuk ikut menyelamatkan The Red Giants, julukan Selangor.

Para suporter itu, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari ESPN FC, Sabtu (10/12/2016), mengampanyekan perlunya 15.000 orang untuk masuk dalam kepemilikan klub.

Penggemar juara Piala Malaysia 2015 itu menuntut manajemen Selangor mengikuti model beberapa klub Eropa seperti Barcelona, Real Madrid, Borussia Dortmund, dan Athletic Bilbao.

Model yang diterapkan klub-klub besar Eropa itu adalah para suporter ikut menjadi pemilik saham.

Melalui kampanyer #RevampSelangorFootball, kelompok suporter Selangor Ultras siap membangkitkan kembali klub yang sedang tenggelam.

Para suporter kecewa karena Selangor terperangkap dalam politik internal.

Pemerintah negara bagian Selangor Darul Ehsan sebagai pemilik FA Selangor belum bisa merilis dana untuk tim setelah anggota eksekutif klub menolak privatisasi.

'Tiada bajet untuk FASB musim depan' #TheRedGiant

Krisis keuangan Selangor diperparah setelah klub itu juga menolak menggunakan kandang mereka, Stadion Shah Alam, untuk Liga Super Malaysia musim depan yang kick-off 20 Januari 2017.

Problemnya malah meningkat setelah pejabat klub itu coba memblokir PKNS FC untuk bersaing di Liga Super Malaysia.

The Red Ants, julukan PKNS, adalah "adik" FA Selangor yang promosi ke Liga Super Malaysia.

Selangor butuh 15 juta ringgit untuk menjalankan klub.

Dengan sumbangan 15.000 suporter elitenya, data itu bisa ditalangi.

Setiap suporter elite Selangor itu akan membayar 1.000 ringgit untuk keanggotaan tahunan.

Dengan dukungan itu, 15.000 suporter elite itu akan mendapatkan tiket semusim, hak menjadi pengurus, dan hak satu suara untuk memilih anggota komite eksekutif klub.

Hingga kini, sudah lebih dari 600 suporter siap membantu keuangan klub.

Manajemen Selangor berjanji menemui para pemain pada Sabtu (10/12/2016) untuk mendiskusikan pilihan mereka.

Sebanyak 14 pemain dari klub yang finis di urutan kelima Liga Super Malaysia 2016 ini masih terikat kontrak.

Dua dari 14 pemain itu adalah sayap asal Indonesia Andik Vermansah dan striker timnas Malaysia Ahmad Hazwan Bakri.

Selangor telah memenangi 33 gelar Piala Malaysia, terbanyak di antara klub negeri itu.

Namun, Selangor tak pernah berhasil merebut gelar Liga Super Malaysia sejak tahun 2010.

Andik ikut mempersembahkan Piala Malaysia 2015 kepada Selangor.

Pemain Timnas Indonesia yang masih berjuang di Piala AFF 2016 ini bergabung ke Selangor pada 1 Desember 2013 dengan kontrak dua tahun.

Pria kelahiran Jember, Jawa Timur, 25 tahun lalu itu memilih Selangir karena ditawari gaji lebih besar dari gaji yang ditawarkan Ventforet Kofu.

Gaji Andik di Selangor disebut-sebut sebesar 150.000 dolar AS atau sekitar Rp 2 miliar per tahun.

Kontribusi Andik di Selangor dinilai cukup membanggakan.

Pada musim pertamanya, Andik membantu Selangor menjadi runner-up Liga Super Malaysia 2014.

Andik juga mencetak rekor gol tercepat kedua dalam sejarah Liga Super Malaysia, yakni detik ke-28 saat melawan Johor Darul Ta'zim FC.

Gol tercepat pertama di Liga Super Malaysia masih dipegang Ahmad Fakri Saarani, yang mencetak gol di detik ke-12 sekaligus menempatkannya ke urutan keenam dalam daftar gol tercepat dunia.

Andik telah memperpanjang kontraknya di Selangor hingga 2017.

Nilai kontrak itu adalah Rp 3 miliar, yang menjadikannya sebagai pesepak bola bergaji paling mahal di Indonesia.