Kebangkitan Skuat Brendan Rodgers

TRIBUNNEWS.COM - Kehancuran di Camp Nou bisa dikonversi menjadi kebangkitan di Celtic Park ketika skuad Brendan Rodgers menahan Manchester City 3-3 dalam laga yang keras.

Secara total, match day 2 Liga Champions kemarin menghasilkan 28 gol dalam delapan laga.

Laga paling produktif tergelar antara Celtic kontra Manchester City di Grup G yang menjadi grup neraka.

Pada laga lain di grup ini, Barcelona menumbangkan tuan rumah Borussia Moenchengladbach 1-2. Tapi, Barca gagal mendongkrak performa (power ranking) dengan kemenangannya itu.

Posisinya tetap berada di peringkat teratas, diikuti Real Madrid yang juga tertahan 2-2 oleh Dortmund sehari sebelumnya.

Laga Celtic kontra City penuh drama. Jadi simbol kekuatan tim yang bangkit dari kondisi porak poranda setelah dibekuk Barca 7-0.

Celtic bersama Pelatih Brendan Rodgers mengembalikan kepantasannya berlaga di tingkat Eropa.

Tanpa pemain bintang penuh skill, Celtic menyuguhkan sisi lain dari sepak bola modern yang disebut sebagai athleticism, paduan antara kekuatan dan energi. Celtic menyuguhkan kolektivitas yang liat.

"Kolektivitas kami sangat menawan, dengan dukungan penonton yang luar biasa. Suara mereka tak pernah berhenti sepanjang pertandingan," kata Rodgers.

"Menyerang bersama jadi kunci performa Celtic. Kami belajar dari kekalahan memalukan di Barca. Kami senang bisa menyuguhkan permainan ofensif di hadapan publik sendiri," timpal Moussa Dembele yang mencetak dua gol untuk Celtic.

Skuad Rodgers menghentikan laju kencang Manchester City di bawah asuhan Pep Guardiola.

Meski sebatas hasil seri, itu memutus 10 kemenangan beruntun skuad Pep. Termasuk kemenangan besar ketika melumat Moenchengladbach 4-0 di match day 1 Liga Champions.

"Hasil ini jadi pelajaran berharga. Di tingkat Eropa, semua tim bisa menghukum kita. Bisa menyulitkan kita. Semua tim sepertinya mau menerkam," kata Pep.

Baca Selengkapnya Hanya di KORAN SUPER BALL, Jumat (30/9/2016)