Arif Putra: Setoran Kami ke PSSI Besar

TRIBUNNEWS.COM - Sistem laporan keuangan PSSI harus diubah dan menggunakan e-budgeting, sehingga semua anggaran kegiatannya mudah diketahui siapa pun.

Hal ini dikatakan CEO Nine Sport, promotor sepak bola yang kerap mengawal Timnas Indonesia tur ke Eropa dan mendatangkan tim-tim elite mancanegera ke Indonesia, Arif Putra Wicaksono.

Ia menyatakan, bisnis sepak bola yang dibina antara perusahaannya dan PSSI sulit bergerak sesuai aturan.

Alasan ini yang mengundang Arif, tokoh muda yang tergabung dalam anggota kelompok usia 37 tahun (AK-37), maju dalam bursa pemilihan untuk menjadi Ketua Umum PSSI 2016-2010 pada Kongres PSSI bulan depan.

Namun, niat Arif dimentahkan Komisi Pemilihan (KP) PSSI dan dinyatakan tidak lolos verifikasi. Tak puas, pria berkepala plontos ini mengajukan banding.

Menurut Arif, dia tak tahu apa alasannya KP menggagalkan dirinya meski berkas yang dilampirkan telah lengkap.

Ia menyatakan, selama ini sudah sering bekerja sama dengan PSSI terutama saat mengurus Timnas Indonesia beruji coba ke luar negeri maupun mendatangkan klub-klub luar bermain di Indonesia.

Makanya, berbekal pengalaman bekerja sama dengan PSSI ini, Arif ingin maju dalam bursa pemilihan.

Ia maju dan mengusulkan agar sistem laporan keuangan PSSI mengginakan cara e-budgeting. Dengan demikian, semua anggaran kegiatan PSSI itu mudah diketahui oleh siapapun.

"Harusnya mulai diterapkan e-budgeting. Biar semuanya itu mudah dikontrol. Kalau saya nggak masuk di dalamnya, bisnis sepak bola nggak bener terus. Makanya saya harus berjuang dari dalam," ujarnya kepada Harian Super Ball.

Arif tidak menjelaskan temuan penyimpangan yang dialami saat bekerja sama dengan PSSI.

Saat ditantang buka-bukaan dengan media, pria berkepala plontos ini menyatakan, 'setoran' yang diberikan Nine Sport kepada PSSI itu jumlahnya lebih besar dari yang tertulis pada laporan tahunan PSSI pada 2013 lalu.

Baca Selengkapnya Hanya di HARIAN SUPER BALL, Senin (19/9/2016)