Liga Champions
Villareal Tak Menyesal Gagal Lolos ke Liga Champions
Villarreal kebobolan lewat tendangan penalti hingga Monaco dipastikan lolos dengan agregat 3-1.
TRIBUNNEWS.COM - Villarreal harus menerima kenyataan pahit setelah disingkirkan AS Monaco dengan skor 1-0 dalam leg kedua Playoff Liga Champions, Rabu (24/8) kemarin. Gol tunggal yang dicetak Fabinho pada masa injury time babak kedua sudah cukup untuk mengantar Les Rouges et Blancs ke babak penyisihan grup Liga Champions.
Villarreal kebobolan lewat tendangan penalti hingga Monaco dipastikan lolos dengan agregat 3-1.
Meski gagal melaju ke Liga Champions musim ini, Fran Escriba selaku pelatih Villarreal mengklaim bahwa para pemainnya sudah melakukan semua yang mereka bisa untuk membalikkan keadaan. Ia menilai tak ada yang harus disesali dari hasil tersebut dan tetap berpikir positif.
"Ini bukan yang seharusnya. Tim telah melakukan semua yang mereka mampu. Kami memiliki beberapa peluang agar bisa lolos, tapi pada babak kedua sedikit rumit. Kami tak harus menyesalinya dan sekarang harus berpikir positif," ujar juru taktik berusia 51 tahun ini, seperti dilansir aol.co.uk.
Escriba memang menyatakan tak ada yang perlu disesali, namun ia mengakui merasa kesal karena gagal lolos ke Liga Champions. "Tentu saja kami kesal. Tapi kewajiban kami adalah mengangkat diri sendiri dan memikirkan pertandingan di liga yang hebat dan Liga Eropa. Mental dan level fisik kami akan kembali, dan saya yakin kami akan melihat Villarreal yang ingin disaksikan oleh orang-orang," ucapnya.
Sedangkan pelatih AS Monaco, Leonardo Jardim, mengungkapkan bahwa timnya bermain hati-hati saat melawan Villarreal pada leg kedua. Ia mengambil contoh pertandingan antara AS Roma melawan FC Porto, yang menjadi landasan baginya untuk tetap bermain hati-hati meski telah unggul pada leg pertama. Roma gagal lolos ke babak penyisihan grup Liga Champions setelah dipecundangi Porto dengan skor telak 0-3 di stadion Olimpico. Padahal, Roma unggul secara agregat setelah pada leg pertama bermain imbang 1-1 di kandang Porto.
"Pihak lawan bermain tanpa beban. Demikian juga kami. Kami harus berhati-hati, memahami pertandingan, melakukan serangan, dan berusaha menang. Tak ada yang menjamin. AS Roma contohnya. Imbang melawan Porto (1-1) dan unggul agregat. Tapi mereka kebobolan tiga gol saat bermain di kandang," kata Jardim.
Jardim tak menampik lolosnya AS Monaco ke Liga Champions musim ini merupakan sebuah prestasi. Ia kemudian memuji penampilan timnya yang dinilai telah mengalami perkembangan. "Saya pikir demikian. Tim ini dihormati dalam sepak bola Prancis. Masih ada banyak pemain dari musim lalu. Tapi level tim berkembang. Ada lebih banyak solusi. Apalagi sudah bermain bersama sejak awal Juli. Ini banyak membantu kami," ucapnya.
Lebih lanjut, Jardim mengatakan dirinya selalu bekerja secara diam-diam bersama staf dan pihak klub untuk membentuk sebuah tim terbaik. Hal itu diutarakannya merujuk pada pemberitaan yang menyebutkan ia bermasalah dengan pihak klub pada akhir musim lalu.
"Yang paling utama dari pertandingan kualifikasi ini adalah kemenangan bagi para pemain. Tak hanya hari ini, tapi juga saat melawan Fenerbahce. Klub harus bermain rutin di Liga Champions untuk melanjutkan proyek mereka. Dalam keadaan ini, pelatih berusaha membantu klub. Saya membaca pada akhir musim lalu, pemberitaan mengenai saya. Tapi di dalam, saya selalu bekerja dengan tenang bersama staf dan klub untuk membuat tim terbaik. Tentu bagiku kemenangan juga penting. Saya tidaklah berbeda," tuturnya.