Tak Ada Timnas Garuda pun, Lapangan Latihan Harus Tetap Dirawat
Rumput lapangan latihan Tim Nasional Indonesia di Gelora Bung Karno meranggas di musim kemarau. Tanpa dipakai latihan pun, lapangan harus dirawat.
Editor:
Y Gustaman
Laporan Wartawan TEDP, M Syahbeni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Matahari masih terik. Selasa (1/9/2015) sore, Slamet (40 masih menarik selang air untuk membasahi rumput lapangan latihan tim nasional di kompleks Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Sejak kemarau, rumput di lapangan tersebut meranggas. Warnanya tak lagi hijau, di sana-sini berganti cokelat.
Ia berjalan menyisiri pinggir lapangan dan berhenti tepat di depan gawang. Kaki kanannya ia menghentakkan kakinya ke tanah, memastikan kegemburan tanah tepat di bawah garis mistar. "Di sini harus lebih lama disiram. Bahaya nanti kipernya cedera," ujar Slamet saat ditemui sore itu.
Saat kemarau seperti ini, Slamet bekerja lebih keras merawat rumput lapangan yang mulai mengering. Meski sudah lama tidak dipakai untuk latihan timnas, namun lapangan tetap dipakai untuk warga umum yang ingin bermain sepakbola.
Di luar musim kemarau, ia cukup mengguyur rumput menggunakan air, tapi tidak di musim kemarau. "Kalau kemarau seperti ini penyiramannya harus lama agar tanahnya tidak mengeras," beber dia.
Butuh waktu hingga dua jam lebih bagi Slamet menyirami lapangan yang berukuran 104,30 x 68,20 meter tersebut. Di musim matahari tak seterik itu, ia hanya butuh waktu tidak lebih satu jam.
Slamet tidak mendapat perintah khusus untuk lebih lama menyiram rumput lapangan. Pengalamannya selama 20 tahun merawat lapanganlah yang membuatnya lebih paham merawat lapangan saat musim kemarau.