Liga Super Indonesia
Pelatih Persebaya Kecewa Turnamen Sunrise of Java Batal
"Kecewa juga, karena saya ingin menyaksikan pemain-pemain Persebaya bermain di Banyuwangi,"
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pelatih Persebaya Surabaya, Ibnu Grahan mengaku juga ikut kecewa dengan pembatalan Turnamen Sunrise of Java, yang rencananya digelar di Banyuwangi.
Ini karena, di Banyuwangi, terdapat banyak pemain Persebaya.
Ibnu pun sempat berangkat ke Banyuwangi, untuk menyaksikan pertandingan antara Garuda All Star melawan tuan rumah Persewangi Banyuwangi, yang seharusnya digelar, Selasa (30/6).
Namun kedatangan Ibnu ke Banyuwangi sia-sia, karena pertandingan tersebut bahkan turnamen yang diikuti empat tim itu batal digelar. Turnamen batal digelar karena tidak mendapat izin keamanan.
"Kecewa juga, karena saya ingin menyaksikan pemain-pemain Persebaya bermain di Banyuwangi," kata Ibnu.
Ini dikarenakan, terdapat sembilan pemain Persebaya di Banyuwangi.
Tiga pemain di Persewangi, dan enam pemain di Garuda All Star.
Bahkan dua pemain asing, Emil Mbamba dan Otavio Dutra, juga ikut serta di turnamen tersebut.
Kedua pemain asing itu, ditambah pemain Persebaya lainnya, Slamet Nurcahyo bergabung dengan Persewangi.
Sedangkan enam pemain, yang mayoritas pemain-pemain muda Persebaya, bergabung di Garuda All Star. Kedua tim ini direncanakan bertanding, Selasa (30/6).
Tentu pertandingan ini menjadi menarik karena sama-sama beraroma Persebaya.
Banyak yang menantikan pertandingan tersebut karena kental dengan tim berjuluk Bajul Ijo. Termasuk juga pelatih Persebaya.
"Ada sembilan pemain Persebaya ikut turnamen di Banyuwangi. Saya ingin melihat bagaimana kondisi mereka," kata Ibnu.
Ibnu mengatakan, ingin melihat pertandingan tersebut, untuk mengetahui perkembangan pemain-pemainnya, setelah lama tidak berlatih bersama. Namun sangat disayangkan, karena pertandingan tersebut batal.
Ibnu pun harus kembali pulang ke Surabaya menumpang kereta api. Demikian juga dengan pemain-pemain Persebaya yang bergabung di Persewangi.
Sedangkan pemain yang bergabung di Garuda All Star, pulang menumpang bus.
Pembatalan turnamen ini memang sangat mengecewakan. Selain tim-tim peserta telah berada di Banyuwangi, turnamen ini termasuk turnamen yang cukup mewah digelar ketika kompetisi sepak bola Indonesia terhenti.