Persija Jakarta
Adixi Lenzivio: Tarkam Bisa Jadi Pelampiasan Stres
Risiko cedera lebih besar terjadi di tarkam lantaran sebagian besar pemain tampil lebih keras dibanding pemain profesional.
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Jun Mahares
TRIBUNNEWS.COM - Penghentian kompetisi Liga Super Indonesia 2015 praktis membuat psikologi pesepak bola Tanah Air galau. Gelaran turnamen antarkampung (tarkam) pun menjadi pilihan untuk melampiaskan stres.
"Tarkam bukan sekadar mencari uang, tapi juga sarana melepas stres karena kompetisi sepak bola diberhentikan," kata penjaga gawang Persija Jakarta, Adixi Lenzivio.
Meski risiko cedera lebih besar terjadi lantaran sebagian besar pemain tampil lebih keras dibanding pemain profesional, namun turnamen singkat tersebut bisa menjadi alternatif pengganti kompetisi.
"Tarkam saat ini menjadi salah satu cara mencari penghasilan semenjak kompetisi dibekukan. Ya, mau bagaimana lagi?" ujar pemain binaan Menteng Yunior itu.
Meski demikian, tarkam juga bisa berdampak positif. Selain berfungsi untuk menjaga kebugaran, ajang tersebut bisa menjaga atmosfer pertandingan yang kini sulit didapatkan para pesepak bola.
Sejumlah personel tim Ibu Kota yang mengalami penunggakan gaji pun terpaksa bergabung di klub tarkam. Turnamen singkat yang diikuti oleh tim-tim amatir itu seakan menjadi solusi untuk menambah pemasukan di tengah penghentian kompetisi.
Konflik PSSI dengan Kemenpora yang berimbas kepada sanksi FIFA pun menambah panjang polemik sepak bola nasional. Apalagi, kedua pihak yang bertikai berencana menggela kompetisi yang berbeda.