PSSI Dibekukan
Jusuf Kalla Ingin PSSI Dibersihkan seperti FIFA
Tindakan keras itu untuk sepak bola yang lebih baik ke depan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyesalkan adanya anggota Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) yang ditangkap Kepolisian Swiss. Mereka ditangkap atas dugaan tindak pidana pencucian uang, pemerasan, dan penipuan dalam dua dekade terakhir.
Para pejabat itu ditangkap kepolisian Swiss di Hotel Baur au Lac, Zurich pada Rabu (27/5) dini hari. Pihak Kepolisian Swiss kemudian menggeledah kantor FIFA di Zurich untuk melanjutkan proses penyidikan.
Kalla mengapresiasi hasil kerja Kepolisian Swiss itu. Menurut dia, penangkapan tersebut merupakan suatu tindakan tegas guna memajukan dunia olahraga.
"Ya tentu kita menyesalkan kejadian itu. Namun, (penangkapan) itu suatu langkah yang baik untuk olahraga. Sebab, prinsip olahraga itu kan sportif, jujur. Nah kalau memang yang mengatur olahraga tidak jujur, berarti (mereka) tidak sportif dalam mengatur. Tindakan keras itu untuk sepak bola yang lebih baik ke depan," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (28/5).
Ia lalu menyindir Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi yang membekukan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Menurut Kalla, dalam memperbaiki dunia sepak bola, sedianya otoritas terkait menindak anggota induk organisasi sepak bola yang melenceng, bukan malah membekukan organisasi tersebut. Kalla bahkan mengatakan kalau memang ada koruptor di tubuh kepengurusan PSSI, segera ditangkap saja.
Tanpa membekukan organisasi induknya, pertandingan sepakbola tetap bisa berjalan. Kebijakan semacam inilah yang menurut Kalla harus ditiru Pemerintah Indonesia sehingga aktivitas sepak bola nasional bisa tetap berjalan.
"Mestinya kalau salah, orangnya yang ditindak, bukan PSSI-nya. Oleh karena itu, (kini) jadi banyak masalah," kata Kalla.
Menpora Imam Nahrawi, ikut mengomentari, penangkapan pejabat FIFA jelang kongres di Zurich, Swiss 29 Mei 2015. Fakta tersebut membuat Menpora semakin yakin tentang keputusannya untuk membekukan PSSI.
Menurut Imam, peristiwa penangkapan sejumlah pejabat FIFA itu kian membulatkan langkah untuk membenahi PSSI lewat cara pembekuan. Imam sesumbar, kejadian itu mengungkapkan bahwa FIFA bukan lembaga yang bersih, seperti halnya PSSI.
"Sekarang tanpa kita sangka ternyata muncul sendiri kan ke permukaan (korupsi FIFA)," kata Nahrawi seusai menghadiri JCI Indonesia Creative Young Entrepreneurs Award di Denpasar, Bali, Kamis (28/5).
Ada sembilan nama anggota aktif dan mantan anggota FIFA yang tertangkap karena dugaan korupsi.
Nahrawi mengaku, kasus korupsi yang terungkap jelang pemilihan Presiden FIFA itu membuatnya kian percaya memang ada yang mesti diperbaiki dalam persepakbolaan nasional. Dia juga berpendapat, PSSI tidak perlu mendewakan FIFA, yang jelas-jelas juga terdapat praktek korupsi di dalamnya.
"Ini hanya kebetulan saja. Kita ingin melakukan perubahan, sesungguhnya telah terjadi masalah yang sangat sistematis," ungkap Imam.
Pada kesempatan itu, Nahrawi tidak menanggapi saat ditanya apakah korupsi di tubuh FIFA juga terjadi pada PSSI. Tapi, dia mengatakan banyak mendapatkan laporan tentang skor yang telah diatur di dalam sepak bola di Indonesia.
"Kita tunggu saja aparat hukum yang menyelesaikannya, itu bukan kapasitas kita. Tapi, jelas banyak fakta pengaduan terkait pengaturan skor," kata Imam.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kemenpora membekukan PSSI melalui sebuah Surat Keputusan (SK) menpora. Menpora kemudian membentuk tim transisi untuk mengambil alih PSSI. Namun belakangan FIFA mengancam akan memberikan sanksi untuk Indonesia.