Piala Asia 2015 Berasa Seperti Piala Eropa

TRIBUNNEWS.COM - Ajang akbar pesta sepak bola antarnegara di kawasan Asia, putaran final Piala Asia 2015, bakal dimulai Jumat (9/1). Tuan rumah Australia bakal membuka perhelatan turnamen periode ke-XVI ini dengan menjamu Kuwait di fase Grup A, di Melbourne Rectangular Stadium, Melbourne.

Laga tersebut menandai dimulainya persaingan untuk merebut satu tempat di ajang Piala Konfederasi 2017, yang akan berlangsung di Rusia. Di luar itu, adu gengsi di antara negara-negara di Benua Kuning ini menjadi menu tersendiri.

Dua tahun lalu Jepang berhasil menjadi jawara setelah menekuk Australia. Edisi kali ini, bukan pekerjaan mudah bagi skuat Samurai Biru untuk mempertahankan gelar juara. Bergabung di Grup D bersama Palestina, Irak dan Yordania, jalan mereka belum tentu mulus.

Pelatih Jepang, Javier Aguirre mengaku, skuatnya memang dipenuhi para bintang ternama. Tapi, semua itu bukan ukuran, karena fakta di lapangan-lah yang akan berbicara. “Mereka tak boleh melihat kami dari sisi individu semata. Kolektivitas menjadi lebih penting, dan saya pikir banyak tim yang bisa menghambat laju kami, karena mereka punya pemain berkualitas,” tuturnya, di Xinhua, kemarin.

Terkait pemain berkualitas, banyak pengamat menilai kalau perhelatan di Australia kali ini penuh rasa Eropa. Bahkan, legenda Iran, Ali Daei memastikan, tim juara akan bermaterikan armada yang berkarier di Benua Biru.

“Mereka punya energi lebih. Sistem fisik mereka sudah jadi di tengah musim kompetisi yang sedang mereka arungi. Saya yakin, Jepang, Australia, Korea Selatan, Uzbekistan dan Iran, akan menjadi tim yang mampu melaju lebih jauh. Tim kejutan hanya akan lahir dari Irak dan Korea Utara,” tutur Daei.

Roman Eropa memang menjadi bahan pembicaraan tersendiri. Meski tak dominan, namun kehadiran mereka bakal memberi warna. Dalam statistik skuat tim negara peserta, Bundesliga menjadi penyumbang terbanyak dengan 13 pemain.

Lalu pemain yang berkiprah di Inggris sebanyak sembilan orang, Rusia (5), belanda (4), Belgia (3) dan masing-masing dua pemain berkarier di Italia, Spanyol, Swedia, Turki dan Amerika Serikat (AS). Skuat tuan rumah misalnya, memanggil pulang andalan Bayer Leverkusen, Robbie Kruse, lalu Aziz Behich (Bursaspor), Mitchell Langerak (Borussia Dortmund), James Troisi (Zulte Waregem) dan sang kapten, Mile Jedinak (Crystal Palace).

Tim unggulan berikutnya, Korea Selatan menyertakan Park Joo-ho (Mainz 05), Son Heung-min (Bayer Leverkusen), Koo Ja-cheol (Mainz 05) dan Ki Sung-yueng (Swansea City). Iran mengandalkan Javad Nekounam (Osasuna), Karim Ansarifard (Osasuna), Reza Ghoochannejhad (Charlton Athletic), Alireza Jahanbakhsh (NEC) dan Sardar Azmoun (Rubin Kazan).

Sang juara bertahan, Jepang juga menurunkan skuat terkuat. Mereka memanggil pulang Keisuke Honda (AC Milan), Yuto Nagatomo (Inter Milan), Shinji Kagawa (Borussia Dortmund), Makoto Hasebe (Eintracht Frankfurt) dan Maya Yoshida (Southampton). Irak tak mau ketinggalan, di sana ada Yaser Kasim (Swindon Town) dan Ahmed Yasin (Örebro)

Namun jangan salah, beberapa negara dengan mengandalkan skuat lokal juga tak boleh dipandang sebelah mata. Sebut saja Oman, Kuwait, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain dan Palestina. Satu bukti nyata tak lain keberadaan armada Tiongkok. Meski berada di lingkup domestik, namun kualitas mereka tak bisa diragukan lagi.

Pasalnya, beberapa di antara mereka pernah berada di Eropa, seperti bomber Gao Lin, Yu Hanchao, Liu Jianye, Yang Xu dan Zhang Linpeng. Timnas Tiongkok berintikan pemain yang berasal dari klub raksasa, Guangzhou Evergrande, Shandong Luneng dan Jiangsu Sainty.

“Saya tak perlu khawatir. Kualitas pemainku tak bisa diragukan lagi. Mereka punya syarat tinggi di mataku, dan itu akan diperlihatkan di Australia,” tegas Perrin.