Ghana vs Amerika Serikat, Ambisi Muda-Tua

TRIBUNNEWS.COM - Pertandingan Ghana menghadapi Amerika Serikat di Arena das Dunas, Natal, Selasa (17/6/2014) pagi, dalam laga perdana grup G Piala Dunia 2014, merupakan pertemuan antara dua tim berbeda pengalaman.

The Black Stars diperkuat para pemain muda yangmemiliki rata-rata umur 25,44 tahun. Dengan rata-rata umur ini, Ghana kedua kali secara beruntun menjadi tim termuda. Meskipun mendapat predikat sebagai tim termuda, namun skuat asuhan pelatih James Kwesi Appiah pantang dianggap remeh.

Pada empat tahun lalu, Ghana mengejutkan dunia setelah mencapai babak perempatfinal. Sayang, wakil dari Afrika tersebut takluk dari Uruguay melalui tendangan adu penalti. Melihat hasil di Piala Dunia 2010, pelatih Kwesi Appiah kembali memberikan kepercayaan kepada pemain muda.
Gelandang Chelsea, Michael Essien, memimpin pasukan muda Ghana di lapangan.

Dia menjadi pemain tertua dengan umur 31 tahun dan satu-satunya pemain di skuat yang berumur lebih dari 29 tahun, sementara Rashid Sumaila adalah pemain termuda Ghana di usia 21.

"Tujuan awal kami akan adalah lolos dari grup lalu menuju putaran kedua. Siapa yang tahu? Kami pasti mampu pergi satu langkah lebih baik dan mungkin ke semifinal atau bahkan final. Apa pun bisa terjadi, tapi kami cukup realistis," ujar gelandang Ghana, Michel Essien.

Sementara, The Yanks diperkuat punggawa berpengalaman yang memiliki rata-rata umur 27,81. Bek Da Marcus Beasley masih diberikan kepercayaan memperkuat tim nasional. Pesepakbola berusia 32 tahun telah membela USA sejak Piala Dunia 2002 Korea Selatan-Jepang.

Selain bek Puebla, pemain pilar USA lainnya telah berusia lebih dari 30 tahun. Diantaranya, seperti penjaga gawang Tim Howard (35 tahun), gelandang Jermaine Jonas (32 tahun), serta duet penyerang Clint Dempsey (31 tahun) dan Chris Wondolowski (31 tahun).

Sayang, pencapaian tertinggi generasi ini adalah menempati babak perempatfinal di Piala Dunia 2002. Sementara, dalam dua gelaran terakhir, Tim Howard cs gagal untuk menyamai prestasi 12 tahun silam.

Mengingat usia yang sudah tidak muda lagi, Piala Dunia 2014 merupakan kesempatan terakhir mereka untuk mencetak sejarah. Paling tidak berhasil mengulangi pencapaian lolos ke semifinal di Piala Dunia 1930 Uruguay.

“Kamu harus realistis. Kami tidak melihat tim ini sebagai underdog. Berbicara memenangkan Piala Dunia itu tidak realistis. Kami tidak dapat memenangkan Piala Dunia, karena level kami belum ke sana,” ujar Jurgen Klinsmaan dilansir New York Times Magazine.