Javier Zanetti akan Jadi Staf Direksi Inter Milan

TRIBUNNEWS.COM, MILAN - Javier Zanetti sudah memutuskan pensiun berkarier sebagai pesepak bola profesional. Dia akan meniti karier baru di jajaran direksi Inter Milan, klub yang dibela selama hampir dua dekade.

Perpisahan emosional sudah dilakoni Zanetti pada giornata terakhir Serie-A musim ini, kala melawat ke markas Chievo verona. Tak cukup sampai di situ, Zanetti pun menulis surat perpisahan yang ditujukan untuk klub, fans, dan rekan setim.

Berikut surat terbuka yang ditulis Zanetti:

"Kepada fans Inter dan penggemar olahraga di seluruh dunia: terima kasih!

"Terima kasih karena telah mendukung saya dan keluarga dengan pelukan hangat, penuh kasih, persahabatan, serta rasa hormat dalam pertandingan terakhir di lapangan. Ini adalah pengalaman yang indah baik dalam hal olahraga pun emosi!

"Terima kasih!

"Dalam hidup saya, sebagai pesepak bola, saya selalu berusaha keras ketika datang ke latihan, lapangan, hubungan dengan fans, di gym setelah cedera, dan dengan PUPI -Yayasan saya-. Selama waktu ini, saya selalu percaya bahwa sepak bola bukan hanya olahraga terbesar dan pekerjaan yang membawa kebahagiaan, juga berfungsi sebagai sekolah yang mengajarkan nilai-nilai dan perasaan, apakah itu pertandingan antara beberapa teman atau yang disiarkan di seluruh dunia.

"Ini adalah apa yang ayah saya ajarkan ketika saya bekerja dengan dia sebagai tukang batu. Dan apa yang Anda ajarkan dengan cinta dan dukungan!

"Fans Inter yang terhormat, Anda akan selalu tetap di hati saya, dengan warna kita, bendera kita, dan gaya kita. Saya berharap untuk melayani klub sebagai direktur seperti yang saya lakukan di lapangan saat mengenakan seragam nomor 4: seorang kapten baik di dalam dan luar lapangan. Pada hari di mana tim meraih trofi dan periode terlupakan, kita selalu bersama sebagai Interisti, dan kita akan terus seperti itu.

"Fans Argentina, saya mendapat kehormatan untuk mengenakan kemeja Albiceleste sebagai kapten. Dengan Anda, saya menunggu kemenangan lain dan saya akan selalu menjadi seorang penggemar. Sama seperti ketika saya dulu masih kecil, melompat-lompat di sofa ibu pada setiap gol.

"Kepada rekan setim yang menghormati saya dengan pelukan -pelukan sama yang selalu kita bagi sering kali di lapangan setelah kemenangan indah-. Dan kepada fans dari tim lawan. Ini adalah olahraga yang membuat persaingan untuk menang begitu besar, dan membuat kekekalahan bisa diterima. Berhadapan di luar dan di dalam lapangan membuat olahraga laiknya model untuk hidup. Ini adalah di mana individu tidak lagi ternilai, melainkan tim, dan di mana gol selalu memberikan pelajaran.

"Jadi, saya mengucapkan terima kasih. Kapten memberikan rasa hormat kepada Anda, tapi dia tidak gantung sepatu: Permainan yang tidak pernah berakhir baru saja dimulai."