Ini Penjelasan Penyebab Persija Tidak Mampu Cetak Pemain Bintang
Menurut de Boer, Indonesia harus memedulikan persoalan mendasar ini jika ingin mencapai level yang lebih tinggi.
Penulis:
Jun Mahares
Editor:
Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Kehadiran Ajax Amsterdam dan mantan pemain Chelesea Dennis Wise baru-baru ini bisa menjadi pembelajaran bagi seluruh klub sepak bola profesional Indonesia, termasuk Persija Jakarta. Setiap klub profesional harus memiliki akademi untuk menunjang kemajuan sepak bola negerinya.
Pelatih Ajax, Frank de Boer, pun menangkap persoalan mendasar di Indonesia. Minimnya akademi yang mestinya dibentuk oleh klub profesional, menjadi penyebab mandeknya regenerasi pemain yang memiliki jam terbang, mental. dan visi bermain yang baik secara tim.
Menurut de Boer, Indonesia harus memedulikan persoalan mendasar ini jika ingin mencapai level yang lebih tinggi. Mencoba mendidik pemain dari usia dini di akademi profesional seperti yang dilakukan Belanda.
"Di Belanda kami memiliki banyak akademi baik untuk menunjang klub profesional. Dan dengan jumlah masyarakat yang sangat banyak di sini (Indonesia), saya rasa mereka seharusnya bisa melakukan hal yang sama," ujar mantan pemain Barcelona itu.
Hal senada pun dilontarkan Dennis Wise. Mantan kapten Chelsea itu mengungkapkan Indonesia bisa memulai mimpinya berlaga di Piala Dunia jika telah menjalankan pembinaan usia dini yang terprogram.
“Saya tidak bilang Indonesia harus mencontoh Inggris. Tapi nyatanya pembinaan usia muda kami cukup berhasil. Sekarang banyak muncul talenta-talenta muda Inggris yang jadi pesepak bola profesional,” kata Dennis Wise di Jakarta, belum lama ini.
Mantan manajer Leeds United itupun menyatakan, klub profesional yang ikut menciptakan regenerasi pemain adalah yang berani menurunkan pemain muda.
"Tidak ada usia ideal bagi pemain muda untuk tampil di tim profesional. Banyak klub Liga Inggris mulai memberikan kepercayaan kepada pemain berusia 16 tahun yang sudah digembleng di akademi tentunya," ujar Wise.
Sejauh ini hampir seluruh klub di Indonesia, termasuk Persija, tidak memiliki akademi khusus bagi para pemain muda di kelompok umur. Pemain muda yang ada di kubu Macan Kemayoran pun bukan berasal dari binaan sendiri.
Adapun tim Persija U-21 dan U-18 masih dibentuk secara random, memilih pemain dari berbagai daerah, bukan dari hasil akademi dengan program terencana. Pemain bintang seperti Andritany Ardhiyasa dan Ramdani Lestaluhu juga dibina di PPLP Ragunan, Jakarta.
Persija sebenarnya memiliki sekira 30 klub internal. Namun, sistem pembinaan di klub-klub amatir itu pun mandek. Tidak punya program berjenjang. Alhasil, tak ada satu pemain binaan klub internal yang menembus skuad tim Persija senior di musim 2014.