Persema Gagal Lobi Arifin Panigoro
“Saya juga belum mendapat informasi dari Didiet soal kabar ini,” kata Dito kepada Surya Online(Tribunnews.com Network).
Laporan Wartawan Surya, M Zainudin
TRIBUNNEWS.COM,MALANG - Persema harus mencari sumber dana lain untuk menutupi utang dan tunggakan gaji.
Arifin Panigoro (AP) yang menjadi andalan utama ternyata enggan mengucurkan dana ke Persema.
Informasi yang dihimpun Surya Online menyebutkan AP hanya mengajukan satu syarat kepada Persema sebelum mengucurkan dananya.
Persema harus segera menyelesaikan kasus hukum yang sedang diproses di Court of Arbitration for Sport (CAS).
Selama kasus ini belum selesai, AP tidak akan mengucurkan dananya ke Laskar Ken Arok.
“AP masih menunggu kejelasan status Persema. Setelah kasusnya jelas, baru AP siap memberikan uangnya,” kata narasumber yang enggan disebutkan namanya kepada Surya Online (Tribunnews.com Network), Jumat (15/11/2013).
Pjs CEO Persema, Dito Arif mengaku belum mendapat informasi soal kebenaran informasi ini.
Mantan CEO Persema, Didiet Poernawan Affandy yang paling sering komunikasi dengan AP. Manajemen belum pernah berkomunikasi dengan AP.
Bahkan Dito yang dipercaya menggantikan posisi Didiet pun belum pernah berkomunikasi dengan AP.
“Saya juga belum mendapat informasi dari Didiet soal kabar ini,” kata Dito kepada Surya Online(Tribunnews.com Network).
Setelah kena sanksi diskualifikasi, manajemen langsung membubarkan tim. Pembubaran tim ini baru dilakukan sepihak oleh manajemen.
Pemain, pelatih, dan offisial belum pernah dilibatkan dalam pembubaran tim yang bermarkas di Stadion Gajayana ini.
Manajemen masih memiliki utang sekitar 4,5 miliar. Perinciannya tunggakan gaji pemain, pelatih, dan offisial sebesar Rp 1,5 miliar.
Sedangkan uang sekitar Rp 3 miliar kepada pihak ketiga untuk menutupi operasional tim sebelum dibubarkan.
Dito mengakui AP menjadi andalan utama manajemen untuk menutupi utang itu. Manajemen tidak bisa mencari sumber keuangan setelah Persema tidak ikut kompetisi.
Bahkan Pegcab PSSI Kota Malang pun enggan mengelola Persema sebelum manajemen memenuhi kewajibannya.
“Kami tidak memiliki alternatif lagi untuk mencari uang. AP adalah alternatif terakhir,” tambahnya