Konflik PSSI
Sefdin: Halim Mahfudz Asbun
Direktur Eksekutif PSSI KLB Ancol, Sefdin Syaifudin menganggap, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Halim Mahfudz sudah berbuat ngawur
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Eksekutif PSSI KLB Ancol, Sefdin Syaifudin menganggap, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Halim Mahfudz sudah berbuat ngawur, karena meminta kepada FIFA untuk merecognize Kongres Palangkaraya 10 Desember sebagai rujukan pengembalian empat anggota Komite Eksekutif (Exco) dan roadmap PSSI.
“Kongresnya saja di halaman teras hotel. Bagaimana mau dibilang Kongres. Halim itu asbun (asal bunyi, red)," ujarnya.
Menurutnya, kalau Kongres Palangkaraya sah, tidak mungkin FIFA mengeluarkan surat tertanggal 18 Desember 2012, satu minggu setelah Kongres Palangkaraya, yang isi dari surat FIFA tersebut tetap meminta kedua pihak untuk menggelar Kongres dengan voter Solo.
"Jadi menurut saya, sangat tepat apa yang diusulkan oleh empat Exco PSSI untuk memecat Halim Mahfudz, karena terbukti orang ini yang menghalangi upaya rekonsiliasi dan penyelesaian kemelut sepakbola Indonesia," katanya.
Perlu diingat dan dicatat, bahwa kembalinya Exco ke PSSI itu karena perintah FIFA. Sebab, FIFA akan jatuhkan sanksi ke Indonesia jika tidak menjalankan amanat MoU Kuala Lumpur 7 Juni 2012.
"Jadi yang dilakukan La Nyalla dan tiga Exco lainnya semata demi agar Indonesia terhindar dari sanksi FIFA. Lha sekarang kok ada orang seperti Halim dibiarkan berkeliaran sebagai sekjen," pungkasnya.