APPI Minta Klub dan Pengelola Kompetisi Menghargai Pemain
Presiden Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia(APPI), Ponaryo Astaman mengatakan pembelajaran bagi klub
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia(APPI), Ponaryo Astaman mengatakan, kejadian meninggalnya pesepakbola asal Paraguay Diego Mendieta menjadi pembelajaran bagi klub dan pengelola kompetisi untuk menghargai hak pesepakbola.
Dikabarkan, klub peserta kompetisi Divisi Utama di bawah pengelolaan PT Liga Indonesia (PT. LI) Persis Solo tempat terakhir kali Diego Mendieta bermain, belum melunasi gajinya selama empat bulan, yakni sekitar Rp. 100 juta.
Sebagai asosiasi pesepakbola profesional, menurut pemain Sriwijaya FC itu, APPI sudah proaktif untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh Diego Mendieta dengan meminta kepada klub untuk membayar tunggakan gaji, tetapi sampai saat ini mereka berlasan belum ada dana.
“Saya juga sudah menanyakan hal tersebut pada PT. Liga Indonesia, namun, sampai saat ini belum ada kejelasan kapan sesungguhnya gaji para pemain yang tertunda pelunasannya akan dilunasi,” katanya.
Menurut mantan pesepakbola yang bermain di klub Persija Jakarta itu, kasus seperti ini tidak hanya terjadi pada Diego Mendieta saja.
APPI kemudian meminta klub dan operator kompetisi untuk menyelesaikan kewajiban-kewajibannya pada pemain sebelum musim baru digulirkan. Jika tidak, mereka bersiap mengambil opsi mogok main.
"Saya harapkan sebelum kompetisi dimulai, tunggakan semua pemain dapat terselesaikan. Jika tidak, kami sepakat akan mogok dan tidak ingin bermain lagi. Ini langkah terakhir yang kami ambil,” tambahnya.
Klik Tribun Jakarta Digital Newspaper