Senin, 6 Oktober 2025

Final Liga Champions 2012

Daya Magis Seragam Utama di Final Liga Champions

Seragam memiliki makna khusus bagi sebuah tim. Sebuah seragam pun melambangkan semangat dan simbol tim.

Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Prawira

Baca Juga:

Profil Pelatih Bayern Munchen Jupp Heynckes

Bayern Munchen vs Chelsea: Inilah Surat Terbuka FC Hollywood

Bayern Munchen vs Chelsea: The Blues Gagal, Roman Terpukul

TRIBUNNEWS.COM -  Seragam memiliki makna khusus bagi sebuah tim. Sebuah seragam pun melambangkan semangat dan simbol tim. Contohnya adalah Liverpool, AC Milan, dan Real Madrid. Masing-masing tim identik dengan kostum mereka sehingga menjadi julukan bagi mereka. Liverpool terkenal dengan julukan The Reds, AC Milan dengan Rossoneri, serta Real Madrid dengan Los Blancos.

Partai final Liga Champions selalu menyajikan kisah unik berhubungan dengan seragam yang dikenakan oleh tim-tim yang bertanding. Dalam sepuluh final Liga Champions terakhir, sejak 2002, muncul kisah-kisah unik terkait dengan seragam.

Sebagai contoh, Manchester United. Sepanjang sejarah penampilan mereka di Liga/Piala Champions, The The Red Devils 3 kali mengangkat trofi. Ada yang menarik dari keberhasilan Manchester United meraih Si Kuping Lebar. Pada final 1968, 1999, serta 2008 Manchester United selalu mengenakan seragam kebangaan mereka, merah. Namun, ketika mereka “terpaksa” tidak mengenakan seragam merah, Manchester United pun keok. Manchester United harus “mengalah” kepada Barcelona karena seragam Blaugrana juga memiliki unsur warna merah. Kebetulan, mereka kalah dari Barcelona pada 2009 dan 2011 ketika mengenakan seragam warna putih yang notabene bukan seragam utama mereka.

Apa yang terjadi dengan Arsenal pada final tahun 2006 di Stade de France, Paris serupa dengan Manchester United. Jumpa Barcelona. Mengenakan seragam kedua yang berwarna kuning, skuad asuhan Arsene Wenger tersebut ditaklukan oleh Barcelona dengan skor 2-1. Lebih parah lagi, kiper The Gunners saat itu, Jens Lehman, pu diusir dari lapangan.

Pengecualian bisa dialamatkan kepada AC Milan. Dalam satu dekade terakhir, AC Milan telah 3 kali tampil di final dan selalu mengenakan seragam putih yang praktis bukan seragam utama raksasa Ialia tersebut. Pada final 2003 kontra Juventus dan 2007  kontra Liverpool, AC Milan berhasil membuktikan bahwa kejayaan tidak disebabkan oleh seragam utama. Kekalahan mereka dengan seragam putih itu hanya terjadi pada 2005 ketika secara dramatis kalah oleh Liverpool.

Patut dinanti pengaruh seragam utama pada Final Liga Champions antara Bayern Muenchen kontra Chelsea di Allianz-Arena, Minggu (20/5/2012) dini hari WIB. Secara matematis, baik Bayern Muenchen maupun Chelsea akan mengenakan seragam utama. Bayern Muenchen berwarna merah dan Chelsea dengan seragam biru andalannya.

Namun, Bayern Muenchen harus berkaca pada final 2010 saat kontra Inter Milan. Meskipun waktu itu mengenakan seragam utama, namun mereka keok. Pasalnya, daya magis warna merah pada seragam utama Muenchen ketika itu luntur akibat menggunakan desain garis merah dan putih pada seragam utama.  Chelsea pun juga pernah mengalami kekalahan di final ketika mengenakan seragam utama di final 2008. (Deodatus S. Pradipto)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved