MotoGP
Sudah Biasa Terjatuh, Fabio Quartararo Punya Kebiasaan Unik yang Bikin El Diablo Nekat
Fabio Quartararo yang terbiasa jatuh jadi punya kebiasaan unik yang bikin ia nekat ketika melakoni balapan dan time attack.
TRIBUNNEWS.COM - Fabio Quartararo menceritakan bahwa dirinya sudah terbiasa jatuh atau kecelakaan ketika menunggangi motor.
Bahkan pembalap asal Prancis mengatakan telah mengalami kecelakaan motor sejak pertama kali dia mulai mengendarainya pada masa kecil.
Pebalap berjuluk El Diablo pertama kali naik motor saat berusia empat tahun, memperkirakan dia telah terjatuh setidaknya 150 kali sepanjang kariernya.
Walau tak tahu persis berapa angka terkait dia yang sering terjatuh, Quartararo mengingat motornya sampai hancur.
"Saya tidak tahu berapa kali saya terjatuh sepanjang hidup saya, karena saya sudah mengendarai motor sejak usia empat tahun, tapi kamu terjatuh, terjatuh, terjatuh," buka Quartararo melansir Crash yang mengutip AS.
"Mungkin sekitar 150 kal (terjatuh)i, tapi mungkin lebih. Saat masih anak-anak, pertama kali saya terjatuh di air, saya terjatuh tiga kali."
"(bahkan) Ayah saya kemudian harus membawa motor itu untuk diperbaiki karena sudah hancur," tambahnya menceritakan.
Selama bertahun-tahun bergulat di dunia motor, rider kelahiran tahun 1999 sudah terbiasa dengan kecelakaan.
Kecelakaan yang seolah sudah menjadi langganan, bikin muncul kebiasaan unik yang membentuk dirinya saat ini di kelas premier MotoGP.
Baca juga: Juara Dunia Moto2 2022 Tak Masuk Bursa Transfer Pembalap MotoGP: Fokus Bantu Quartararo Cs
Salah satu kebiasaan unik atau justru lebih bisa dikatakan kelebihannya berkat sering terjatuh, Quartararo lebih nekat dan berani.
Keberanian terbesar pembalap besutan Yamaha ini acapkali ditunjukkan ketika beraksi dalam sesi kualifikasi.
Juara Dunia MotoGP 2021 itu mengungkapkan bahwa dalam mode time-attack, ia memiliki kemampuan unik untuk 'memutuskan koneksi' otaknya akan ketakutan.
Hasilnya berbicara sendiri ketika menjadi rookie MotoGP tahun 2019, dia membukukan enam pole position.
Bahkan efek apik tersebut masih berlaku sampai musim 2025 ini walau motor Yamaha miliknya masih melempem belum kompetitif.
Di tengah dominasi Ducati di MotoGP 2025, partner Alex Rins berhasil membukukan torehan empat pole position.

Quartararo mengakui bahwa keberanian itu datang berkat dirinya yang terbiasa dan tak takut terjatuh di lintasan ketika di atas kuda besi.
"Pada akhirnya kamu terbiasa dengan itu, meskipun jelas bahwa beberapa kecelakaan lebih menyakitkan daripada yang lain," papar jagoan Yamaha.
"Ketakutan? Saat saya di sini, dan terutama dalam sesi kualifikasi, yang merupakan keunggulan saya, otak saya mati. Saya mematikannya."
"Saat Anda keluar dari pit, yang merupakan lap yang tidak dihitung dan di mana Anda mempersiapkan ban, saya menyadari bahwa saya gugup, sangat gugup, tetapi saat sampai di tikungan terakhir sebelum memulai lap tercepat, semuanya hilang," cerita Quartararo.
Kebiasaan unik yang disadari Quartararo ini bikin dia merasa seperti orang gila. Namun anehnya, dia menilai seperti orang gila yang waras.
"Ini seperti saat kepala atau perutmu sakit dan rasa sakitnya hilang dalam setengah detik. Lalu kamu menyelesaikan lapmu, dan saat selesai, kamu menyadari bahwa kamu gila, tapi gila yang waras," tegasnya.
Kegilaan yang rasional itu membuat Quartararo menjadi spesialis satu lap yang mematikan.
Akan tetapi, yang dibutuhkan oleh mantan rekan setim Franco Morbidelli adalah kecepatan balapan yang sampai saat ini belum terlihat.
Meskipun kehebatan Quartararo dalam kualifikasi, dia selalu tertinggal di belakang rombongan selama balapan grand prix.
Pengembangan mesin V4 adalah proyek latar belakang yang menarik, tetapi belum akan membantu Quartararo menjelang MotoGP Austria akhir pekan ini.
Yamaha juga menyadari bahwa jika mereka tidak memperbaiki kelemahan besar motor mereka, mereka bisa kehilangan Quartararo, yang reputasinya masih memiliki nilai besar di paddock.
(Tribunnews.com/Niken)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.