Selasa, 30 September 2025

Bulu Tangkis

PR Bulutangkis Indonesia setelah BAJC 2025, Butuh Lebih Banyak Ubed untuk Bersaing di Level Dunia

Hasil Badminton Junior Asia Championship membuka banyak PR besar yang harus segera ditangani jika ingin bersaing di level Asia bahkan dunia.

/Muhammad Nursina
BAJC 2025 - Ekspresi Tunggal putra Indonesia, M Zaki Ubaidillah setelah mengalahkan Liu Yang Ming Yu (China) pada babak final Kejuaraan Badminton Asia Junior Championships 2025 di GOR Indoor Manahan, Solo, Sabtu (26/7/2025). Ubaidillah berhasil mengalahkan Liu dengan perolehan 21-12,21-17 poin dan keluar sebagai pemenang di kategori Individual. (TRIBUNNEWS/Muhammad Nursina 

TRIBUNNEWS.COM - Turnamen Badminton Asia Junior Championships (BAJC) 2025 di Solo menjadi cerminan sekaligus peringatan keras bagi peta kekuatan bulu tangkis junior Indonesia. 

Meski tampil sebagai tuan rumah, Indonesia hanya bisa meraih satu gelar juara saja di ajang ini lewat sektor tunggal putra Moh. Zaki Ubaidillah.

Pemain yang akrab disapa Ubed itu berhasil merebut gelar juara setelah mengalahkan wakil China, Liu Yang Ming Yu dengan skor 21-12, 21-17, Minggu (27/7/2025).

Pada sektor lainnya, Indonesia masih tertinggal dari dominasi negara lain, khususnya China yang menggondol empat gelar di nomor individu serta ketegori beregu campuran.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI sekaligus Manajer tim Indonesia, Eng Hian, menyoroti ketimpangan prestasi ini.

Menurutnya, hasil Badminton Junior Asia Championship ini tersebut membuka banyak pekerjaan rumah besar yang harus segera ditangani jika ingin bersaing di level Asia bahkan dunia.

Eng Hian menyoroti kelemahan fisik atlet muda Indonesia sebagai titik kritis yang harus segera ditangani. 

Baca juga: Ubed Juara Badminton Asia Junior Championship, Anak Didik Chen Long Dihajar Straight Gim di Final

BAJC 2025 - Tunggal putra Indonesia, M Zaki Ubaidillah memukul shuttlecock saat melawan Liu Yang Ming Yu (China) pada babak final Kejuaraan Badminton Asia Junior Championships 2025 di GOR Indoor Manahan, Solo, Sabtu (26/7/2025). Ubaidillah berhasil mengalahkan Liu dengan perolehan 21-12,21-17 poin dan keluar sebagai pemenang di kategori Individual. (TRIBUNNEWS/Muhammad Nursina
BAJC 2025 - Tunggal putra Indonesia, M Zaki Ubaidillah memukul shuttlecock saat melawan Liu Yang Ming Yu (China) pada babak final Kejuaraan Badminton Asia Junior Championships 2025 di GOR Indoor Manahan, Solo, Sabtu (26/7/2025). Ubaidillah berhasil mengalahkan Liu dengan perolehan 21-12,21-17 poin dan keluar sebagai pemenang di kategori Individual. (TRIBUNNEWS/Muhammad Nursina (/Muhammad Nursina)

Dalam konteks pertandingan beregu campuran yang memakai format skor 110 poin, banyak pemain belum siap secara mental dan daya tahan fisik.

"Secara keseluruhan kita hanya unggul di sektor tunggal putra saja, sedangkan sektor lain kita masih cukup ketinggalan terutama dengan China," kata Eng Hian.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pembinaan di tingkat klub harus menjadi fondasi utama pembentukan atlet yang siap bersaing, seperti Ubed

PBSI, kata Eng Hian, tidak bisa bekerja sendirian jika kualitas dasar pemain masih lemah sejak dari klub.

"Ini jadi PR kita bersama, dari pembinaan prestasi di PBSI dan juga klub. Karena kebutuhan dan ketertinggalan kita sudah bisa kita lihat, terutama di power dan endurance. Itu titik lemah kita," kata Eng Hian kepada Tribunnews setelah pertandingan final BAJC di Solo.

Jelang turnamen World Junior Championships 2025 di India pada Oktober mendatang, Eng Hian berharap semua pihak menyadari pentingnya peningkatan kualitas dasar atlet di klub.

Baca juga: Target Juara di BAJC 2025 Ambyar, Ganda Putri dan Campuran Jadi Perhatian Paling Serius

Ia menegaskan bahwa klub harus mampu melahirkan lebih banyak pemain seperti Ubed, baik dari segi kekuatan fisik, kecepatan, maupun pemahaman pola permainan.

"Kalau junior ini kan bukan target utama, ini menjadi patokan lebih ke klub. Standar yang dibutuhkan untuk junior ini harusnya seperti Ubed. Klub ini bisa gak bentuk seperti Ubed-Ubed yang lain?" katanya.

"Dengan kapasitas seperti ini bisa menguasai, berarti semua sektor di klub-klub ini harus bekerja berlatih meningkatkan kapasirtasnya sepetti Ubed-ubed yang lain," terangnya.

Kini, tantangan sudah di depan mata. Dengan waktu persiapan sekitar tiga bulan, sinergi antara klub dan pelatnas menjadi kunci agar Indonesia tak hanya bergantung pada satu sektor saja. 

Kemenangan Ubed menjadi secercah harapan, tetapi juga pengingat akan kebutuhan regenerasi prestasi yang lebih merata dan berkelanjutan.

PR SETELAH BAJC - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Eng Hian saat ditemui Tribunnews di Gor Indoor Manahan Solo,  Minggu (27/7/2025). Eng Hian menyoroti prestasi Badminton Indonesia di Turnamen Badminton Asia Junior Championships (BAJC) 2025.
PR SETELAH BAJC - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Eng Hian saat ditemui Tribunnews di Gor Indoor Manahan Solo, Minggu (27/7/2025). Eng Hian menyoroti prestasi Badminton Indonesia di Turnamen Badminton Asia Junior Championships (BAJC) 2025. (Tribunnews.com/Arif Tio)

(Tribunnews.com/Tio)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan