MotoGP
Malu-malu Mau Fabio Quartararo di Bursa Transfer Pembalap MotoGP, si Iblis Menggertak Yamaha
Fabio Quartararo bisa memanaskan bursa transfer pembalap MotoGP 2026 lewat pernyataannya yang malu-malu untuk meninggalkan Yamaha.
TRIBUNNEWS.COM - Pembalap asal Prancis, Fabio Quartararo tidak menutup kemungkinan untuk meninggalkan Monster Energy Yamaha jika pengembangan motor M1 tidak berjalan sesuai keinginannya.
Apa yang disampaikan Quartararo bisa makin membuat gaduh bursa transfer pembalap MotoGP 2026.
El Diablo, julukan Quartararo, baru saja merasakan tiga akhir pekan pahit pada seri MotoGP 2025.
Juara Dunia MotoGP satu kali itu telah membukukan tiga pole position berturut-turut di Grand Prix Spanyol, Prancis, dan Inggris.
Kemenangan juga hampir saja dia dapatkan di Sirkuit Silverstone, Inggris, tatkala Quartararo mendominasi balapan dengan mampu mengasapi para rival termasuk pembalap klan Ducati.

Hanya saja, nasib malang menimpa ketika motor Yamaha YZR-M1 miliknya mengalami masalah pada rearĀ berkendara, yang membuat dia harus menepi dan gagal finis.
Setelah menjalani pekan demi pekan dengan gemilang tapi juga masih diselipi hasil-hasil yang belum gereget, El Diablo mulai disinggung soal masa depan dengan Yamaha.
"Hubungan dengan pabrikan Jepang selalu baik," kata Quartararo, dikutip dari laman GPone.
"Meskipun terkadang kemajuannya terlalu pelan, tetapi kemudian banyak kru Eropa yang datang dan bahkan orang-orang Jepang yang sudah ada di sini juga sedikit bertindak seperti orang Eropa."
"Dalam artian, jika sesuatu berhasil, itu lebih baik. Kami tidak akan menunggu dua bulan apakah peningkatan tersebut lulus tes beberapa kilometer."
"Jika perubahannya berhasil, kami segera menerapkannya dan ini adalah perubahan besar-besaran yang telah dilakukan para insinyur Jepang," ucapnya.
Quartararo masih menaruh kepercayaan pada proyek Yamaha di MotoGP.
Baca juga: Panas Bursa Transfer Pembalap MotoGP: MM93 Ditinggal, Yamaha Duetkan Pecco Bagnaia-Fabio Quartararo
Pembalap asal Prancis itu tidak memungkiri bahwa ada faktor gaji yang membuat dia mau bertahan pada musim ini dan musim depan dalam perpanjangan kontrak terbaru.
Namun dia tidak serta merta menjadikan uang sebagai hal utama. Dia tetap melihat hasil demi hasil dari proyek pabrikan yang telah menjadi mimpi pengidola Valentino Rossi itu.
"Bagi saya yang terpenting adalah proyek. Saya tidak ingin bohong, keputusan saya juga dipengaruhi aspek ekonomi. Namun, kami melihat bahwa sedikit demi sedikit kami mulai bangkit," jelas Quartararo.
"Pada akhirnya, bisa melakukan banyak putaran dengan kecepatan yang sangat baik adalah yang Anda butuhkan."
"Anda dapat melakukan satu putaran, empat atau lima putaran, tetapi kemudian ban menjadi terlalu panas dan Anda kalah."
"Inilah aspek yang sedang kami kerjakan, menemukan kecepatan tanpa mendorong diri ke batas performa dan mampu bertahan dengan para pembalap Ducati."
"Ada banyak hal yang mendorong saya untuk bertahan dengan Yamaha."
"Ini adalah yang selalu saya impikan saat menonton Valentino (Rossi), pabrikan yang memberi saya kesempatan untuk naik ke MotoGP."
"Dan terutama, untuk melihat protek internal yang ada sekarang, yang sangat besar. Secara pribadi, saya sangat ingin kembali ke puncak bersama Yamaha," jelas Quartararo.
Namun, Quartararo juga bukan manusia idealis. Dia tetap memikirkan kemungkinan terburuk bila proyek pabrikan asal Iwata itu gagal.
Quartararo menggertak Yamaha lewat pernyataannya untuk meninggalkan pabrikan Jepang jika pengembangan M1 tak berjalan baik.
"Saya sangat yakin dengan proyek ini tapi saya tahu bahwa jika tidak berhasil, saya akan beralih ke proyek yang sudah siap (dengan pabrikan lain)," kata Quartararo.
"Itu sudah pasti, saya tidak punya banyak waktu lagi, saya ingin beralih ke proyek yang motornya kompetitif sejak awal."
"Jika saya harus beralih ke proyek lain, saya akan melakukannya," pungkas pembalap kelahiran Nice, Prancis.
(Tribunnews.com/Giri)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.