Bulutangkis
5 Hal yang Jadi Biang Keladi Keributan di Bulutangkis Inggris Jelang Olimpiade Tokyo 2020
Penyebab keributan sektor bulutangkis Inggris di Olimpiade Tokyo akhirnya terjawab. Setidaknya ada lima hal yang menyebabkan itu terjadi.
TRIBUNNEWS.COM - Akar masalah sektor bulutangkis Inggris yang akan bermain di Olimpiade Tokyo 2020 akhirnya terjawab.
Tak tanggung-tanggung, setidaknya ada lima hal yang menyebabkan cabang bulutangkis Inggris di Olimpiade Tokyo 2020 menjadi kisruh.
Lima hal tersebut terangkum dalam sebuah aturan yang digunakan Federasi Bulutangkis Inggris atau Badminton England untuk menyeleksi atlet yang dikirim ke Olimpiade Tokyo 2020.
Hal itu pula-lah yang menyebabkan adanya intrik antara Marcus Ellis/Chris Langridge dengan pihak federasi.
Sedangkan pasangan Ben Lane/Sean Vendy tak bisa berbuat apa-apa terkait keputusan Badminton England yang memilih mereka untuk tampil di ajang empat tahunan itu.
Badminton England menggunakan lima hal ini sebagai tolok ukur penilaian mereka, sebagaimana dikutip dari laman MK Community Hub.

Baca juga: Hasil Drawing Bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020: Ujian Berat Ganda Putra di Fase Awal
Baca juga: Tim Bulutangkis Indonesia Tiba di Jepang Langsung Jalani Tes Saliva, Hasilnya Negatif Semua
1. Ranking Dunia per 15 Juni 2021
Badminton England menetapkan rangkin dunia sebagai tolok ukur pertama.
Dalam hal ini, pasangan Marcus Ellis/Chris Langridge unggul atas Ben Lane/Sean Vendy.
Pada tanggal 15 Juni 2021, pasangan Ellis/Langridge berada di peringkat ke-19 dalam daftar peringkat versi BWF.
Mereka mengumpulkan 48.154 poin hingga waktu tersebut.
Sedangkan Lane/Vendy tak jauh dibelakang.
Mereka berada di peringkat ke-25 dengan raihan 41.122 angka.

2. Konsistensi Performa dan Kebugaran
Dalam poin ini, pasangan Ben Lane/Sean Vendy bisa dibilang lebih unggul.
Pasalnya, dalam dua pertemuan terakhir dengan Ellis/Langridge, Lane/Vendy selalu bisa memenangkan pertandingan.
Pada September 2019, laga antarkedua pasang pebulutangkis berakhir dengan straight game untuk Lane/Vendy.
Lantas pada gelaran Wolrd Tour Finals, Januari 2021 lalu, Lane/Vendy kembali menang dengan straight game atas Ellis/Langridge.
3. Prestasi 2 Tahun Terakhir
Pasangan Marcus Ellis/Chris Langridge lebih unggul dalam penilaian ini.
Ganda putra senior ini konsisten meraih gelar juara dari tahun 2016 hingga 2020 lalu.
Meski, gelar juara yang diraih tak selalu datang dari ajang yang memiliki tingkat kesulitan tinggi.
Namun tetap saja, raihan itu lebih mentereng dari sang rival senegara yang hanya meraih prestasi di Orleans Masters 2021 lalu.
4. Performa saat Melawan Pemain dengan Ranking Lebih Tinggi
Mengutip dari Badminton Planet, poin nomor empat ini sejatinya lebih menguntungkan pasangan Marcus Ellis/Chris Langridge.
Prestasi yang mereka bukukan dari tahun 2016 hingga 2020 lalu seakan sudah menjawab poin keempat dari kriteria yang dikeluarkan Badminton England.
Namun, Lane/Vendy nampaknya lebih diuntungkan dalam penilaian ini dibanding sang senior.
Baca juga: Kisruh Bulutangkis Inggris di Olimpiade Tokyo 2020 Jadi Sorotan Media Kenamaan Dunia
5.Potensi Jangka Panjang (setelah Tokyo 2020)
Tak perlu repot-repot untuk mencari siapa yang lebih unggul di kriteria ini.
Marcus Ellis/Chris Langridge sudah berusia lebih dari 30 tahun.
Keduanya bisa dibilang tinggal menikmati hasil jerih payah mereka sewaktu membentk kemampuan.
Sedangkan Ben Lane/Sean Vendy memiliki cerita yang berbeda.
Dengan usia di bawah 26 tahun, Lane/Vendy masih bisa menggali dan meningkatkan potensi mereka di masa depan.
Berita terkait Bulutangkis lainnya
(Tribunnews.com/Guruh)