Minggu, 5 Oktober 2025

All England 2021

Curhat Gideon 'The Minions' Kepada Sang Ayah Setelah Dipaksa Mundur dari All England 2021

Kurniahu Gideon, ayah dari Marcus Fernaldi Gideon, mengaku kaget mendengar tim Indonesia dipaksa mundur dari All England 2021.

Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pebulu Tangkis Ganda Putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon berpose sebelum wawancara dengan Tribun Network di di Gideon Badminton Hall, Ciangsana, Bogor, Jumat (5/2/2021). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurniahu Gideon, ayah dari Marcus Fernaldi Gideon, mengaku kaget mendengar tim Indonesia dipaksa mundur dari All England 2021.

Ia sempat mendengar curhatan dari anaknya tersebut.

Tim Indonesia harus mundur dari All England lantaran ada satu penumpang terkonfirmasi positif Covid-19 dalam pesawat yang mereka tumpangi dari Istanbul ke Birmingham, Sabtu (13/3/2021).

Kurniahu pun sudah berkomunikasi langsung dengan Gideon.

"Dia bilang, dikarantina. Katanya tidak dikasih makan. Memang benar Gideon ngomong ya mesti diatur dong, panitia pertandingan gimana, datangnya gimana, pas pertandingan gimana," ujar Kurniahu kepada Tribun Network, Kamis (18/3).

Komunikasi antara Kurniahu dan Gideon berlangsung pagi hari ini di Indonesia.

Berati di Inggris tengah malam hari.

Baca juga: Politikus PDIP: Seharusnya Tim All England Indonesia Carter Private Jet

Menurut Kurniahu, Gideon sedang menjalani isolasi mandiri di satu hotel.

"Saya langsung WA dia. Terus dijawab lagi di karantina pa. Loh kenapa? Tidak boleh main, saya juga protes nih, tapi tidak tahu tembus ga. Berarti tidak profesional BWF," ujar Kurniahu.

Kurniahu melihat sendiri bagaimana anaknya disiplin berlatih untuk mempersiapkan diri bertanding di All England 2021.

Tentu kejadian ini membuat Gideon kecewa berat.

Karena tidak bisa tampil maksimal, mewakili Indonesia dan memberikan yang terbaik untuk masyarakat yang mendukungnya.

"Dia kecewa berat ya, karena dia telah bersiap sebaik mungkin dikejuaraan ini. Memang bicara juara itu tergantung yang Kuasa, namun dia telah mempersiapkan diri dengan baik dan bekerja keras," kata Kurniahu.

Keputusan BWF yang memaksa tim nasional bulu tangkis Indonesia mundur dari turnamen All England 2021 dinilai Kurniahu tidak adil.

Baca juga: Tunggal Putri Turki yang Satu Pesawat Tim Bulutangkis Indonesia Mundur dari All England 2021

"Kalau menurut saya itu tidak adil," sambungnya.

Karena tunggal putri Turki, Neslihan Yigit, sejauh ini masih tetap bisa tampil di All England 2021 meski satu pesawat dengan tim Indonesia.

"Kok boleh main sampai nanti malam saja main," ucap Kurniahu.

"Pemain Indonesia tidak ada yang positif, negatif semua. Dan sudah divaksin kedua semua, pasti kan daya tahan tubuh lebih kuat. Kok pemain Indonesia, yang negatif semua tim Indonesia tidak boleh main. Ini mesti dipertanyakan ke BWF," tutur Kurniahu.

Sementara Marcus Fernaldi Gideon lewat akun Instagram pribadinya, @marcusfernadig, mengatakan penarikan tersebut dilakukan setelah adanya temuan kasus positif Covid-19 terhadap seorang penumpang pesawat dalam satu penerbangan dengan tim Merah Putih.

“Kami terkejut mendengar berita bahwa kami (pemain dan ofisial Indonesia) harus mundur dari All England karena seorang penumpang anonim dinyatakan positif dalam penerbangan yang sama dengan kami,” tulis Marcus.

“BWF telah gagal dalam mengatur masalah ini...BWF seharusnya menerapkan sistem gelembung untuk menjamin keamanan para pemain,” katanya.

Akun Resmi BWF Digeruduk Netizen

Gelombang protes mengalir deras dari Indonesia.

Akun sosial media Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) digeruduk netizen Indonesia.

Rata-rata dari mereka berkomentar bahwa keputusan untuk memaksa mundur Tim Indonesia di All England 2021 tidak adil.

Sedangkan, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengatakan pemerintah menyayangkan keputusan tersebut.

Baca juga: Cerita Mohammad Ahsan di All England 2021: Saya Kaget Dikasih Tahu Usai Tanding

"Karena ini bukan kesalahan mereka, tetapi mereka harus menanggung akibatnya. Seharusnya pihak penyelenggara dan BWF bisa melihat lebih objektif,” kata Zainudin dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Kamis.

Menurut Zainudin, keputusan tersebut tidak adil karena pihak penyelenggara maupun BWF sebelumnya tidak pernah memberi tahu terkait kebijakan maupun aturan karantina yang diberlakukan oleh pemerintah Inggris kepada tim Indonesia.

BWF sebagai federasi tertinggi pun, menurutnya, seolah lepas tangan begitu saja tanpa ada komunikasi ataupun klarifikasi lanjutan dengan otoritas kesehatan Inggris.

“Panitia seharusnya mengetahui ada aturan yang diberlakukan di setiap negara penyelenggara dan mereka seharusnya sudah memberikan panduan pada negara-negara peserta untuk menyiapkan diri sehingga ketika ada karantina tidak merugikan negara peserta,” ujar Zainudin.

Sementara Ketua Umum PBSI Agung Firman Sampurna meminta penjelasan dari otoritas kesehatan Inggris, National Health Service (NHS), yang meminta BWF untuk menarik timnas Indonesia dari turnamen Super 1000 ini.

"Kami tidak akan berhenti memperjuangkan kehormatan kita dalam ajang internasional. Jujur saya sangat kecewa, kami sudah melakukan persiapan maksimal, di saat yang sama menjalankan protokol kesehatan ketat. Ditambah lagi kami sudah melakukan dua kali vaksin," kata Agung.

Agung mempertanyakan ketentuan dari NHS Inggris yang mengharuskan kontingen bulu tangkis Indonesia melalukan isolasi mandiri selama 10 hari.

Hal ini akhirnya membuat Skuad Merah Putih terpaksa membatalkan keikutsertaannya dari turnamen All England 2021.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved