MotoGP
Juara Dunia MotoGP Setara dengan Trofi Liga Spanyol & Liga Champions
Marc Marquez dipercaya tak akan melepaskan gelar juara dunia MotoGP 2020 meskipun musim ini tergolong periode yang 'istimewa'
TRIBUNNEWS.COM - Titel gelar Juara Dunia MotoGP 'setara' atau sama pentingnya dengan raihan gelar trofi liga domestik dan Liga Champions.
Komentar tersebut disampaikan oleh Santi Hernandez, kepala kru pembalap Honda, Marc Marquez.
Ia mengatakan, Marc Marquez tak mungkin melepaskan begitu saja titel gelar juara dunia MotoGP 2020.

Baca: Duet Casey Stoner-Marc Marquez Bisa Jadi Mimpi Buruk Bagi Honda: Lebih Panas dari Lorenzo-Rossi
Baca: Marc Marquez tak Perlu Pindah Tim Untuk Buktikan Kemampuannya kata Giacomo Agostini
Sekalipun kalender MotoGP 2020 mengalami kondisi carut-marut, Hernandez tak memiliki pandangan jika pembalapnya memilih untuk 'mundur' dari perlombaan.
ia kemudian menganalogikan terhadap suatu tim sepak bola.
Tim sepak bola Eropa tentu menginginkan dua trofi utama, yakni gelar juara liga domestik maaupun Liga Champions.
Marc Marquez pun tak ada bedanya dengan kasus tersebut menurut kepala kru Honda.
Meskipun jumlah seri race hanya 12, Super Marc dipercaya akan tetap menempatkan titel gelar juara dunia sebagai prioritas utama.

"Saya berpikir bahwa ketika Anda bersama pengendara seperti Marc atau ketika Anda berada di tim sepak bola dan satu-satunya hal yang berharga adalah memenangkan liga (Spanyol) maupun Liga Champions," ungkapnya, seperti yang dilansir dari laman MotoGP.
"Adalah suatu kekecewaan yang amat sangat bagi suatu tim sepak bola jika gagal merengkuh dua trofi bergengsi tersebut."
"Pun dengan Marc Marquez yang memprioritaskan titel juara dunianya," tambahnya menjelaskan.
Disinggung mengenai seri MotoGP yang kemungkinan besar berlangsung setengah dari yang telah dijadwalkan semula.
Santi Hernandez menolak anggapan bahwa Marc Marquez akan menyerah dalam perburuan.
"Saya tidak setuju dengan penilaian tersebut," jelasnya menambahkan.
Menurutnya, sekalipun Super Marc merupakan pembalap yang penuh dengan DNA pengambil resiko, ia tetap yakin pembalapnya akan melakukan hal yang sama.
Sebelumnya, sejumlah insan MotoGP menilai, bahwa pembalap yang paling minim melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan di kejuaraan tahun ini, kesempatan meraih gelar juara dunia terbuka lebar.
Namun jika seorang pembalap melakukan keterbalikannya, kesalahan kecil akan menutup peluang untuk meraih titel bergengsi ajang balap Grand Prix itu.
Pembalap asal Spanyol seperti yang diketahui merupakan rider yang suka megambil keputusan yang penuh risiko.
Tak jarang keputusan yang ia ambil justru menjadi bumerang dan membuatnya kerap mengalami insiden kecelakaan.

Satu bukti nyata bahwa sang pembalap memiliki DNA suka mengambil keputusan beresiko tepatnya di tahun 2015.
Di mana ia kehilangan gelar juara dunianya akibat banyaknya insiden yang membuatnya harus jatuh bangun di atas lintasan.
Meskipun musim ini disebut 'istimewa' kerena berbeda dengan musim-musim sebelumnya, Marc Marquez dipercaya akan tampil sesuai gaya balapnya.
Baca: Update MotoGP 2020: Seri Inggris & Australia Resmi Batal, Operasional jadi Kendala
Baca: Juli Nanti Menjadi Langkah Pertama Dorna untuk Menggulirkan Kembali MotoGP
"Jadi saya pikir bagi kami itu tidak masalah entah itu 12 balapan maupun 20 seri."
"Pada akhirnya, tujuan kami adalah memenangkan kejuaraan dunia dengan Marc Marquez."
Hernandez pun percaya, bahwa pembalap andalannya tersebut mampu menciptakan berbagai rekor anyar.
"Saya yakin ia mampu memecahkan rekor anyar, dan satu-satunya hal yang paling penting baginya ialah kemenangan," tambahnya.
"Saya tidak peduli dnegan apa yang dilakukan oleh tim lain, target kami tak akan berubah, yakni menjadi juara," pungkas Santi Hernandez.
(Tribunnews.com/Giri)