Kamis, 2 Oktober 2025

Justin Bongsoikrama dan Capaian 'Riders' Universitas Budi Luhur

Penampilan para top riders dari Justin Bongsoikrama Stable (JBS) atau dikenal juga dengan Universitas Budi Luhur (UBL) Stable

Editor: Toni Bramantoro
ist
Kasih Hanggoro dan Justin (kanan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penampilan para 'top riders' dari Justin Bongsoikrama Stable (JBS), atau dikenal juga dengan Universitas Budi Luhur (UBL) Stable pada Kejuaraan Berkuda Ketangkasan 'Arthayasa Spring Dressage & Jumping Competition', secara umum tidak mengecewakan.

Pada 'event' yang digelar Jumat hingga Minggu (28/2-2/3-2014) di Arthayasa Stable, Ciganjur, itu, prestasi mengesankan dibuat Marco Momuat yang merebut medali perunggu setelah menempati peringkat ketiga di kelas 105-115 cm.

Marco, yang menunggang 'Tyra H' membayangi Raymen Kaunang (Pegasus) dan Samantha Born (Trijaya), pada 'jump-off' di kelas cukup bergengsi itu. Tampil bersama sembilan 'rider' lainnya, termasuk rekan setimnya yang lebih diunggulkan, Ferry Agustian (Bentley), Marco Momuat mencatat 'clear round' pada lompatan reguler dengan catatan waktu 86, 69 dt. Itu merupakan 'finishing time' terbaik ketiga 'clear round' reguler setelah Raymen Kaunang (Maestro Blanco) 82, 72 dt dan Samantha Born (Devito)84,10 dt. Saat 'jump-off', hanya Raymen Kaunang yang kembali berhasil membuat 'clear-round' sementara Samantha Born dan Marco sama-sama mencatat delapan angka. Marco harus puas berada di posisi ketiga sebab catatan waktunya tak lebih baik dari Samantha, yakni 47.00 dt berbanding 45,85 dt.

"Penampilan Marco Momuat cukup membanggakan," ungkap Kasih Hanggoro, pemilik JBS/UBL Stable, menyikapi prestasi Marco.

Kendati demikian, Kasih Hanggoro yang kali ini berhasil menahan gairahnya untuk turut turun ke gelanggang sangat senang karena Marco Momuat menyisihkan beberapa 'rider' yang lebih berpengalaman, seperti Danny Rukmana (D'Riders/Rox), Jojo Jonathan (BEC/Fidel), atau Steven Manayang (Arthayasa/Caritano Ts). Di 'Arthayasa Spring Dressage & Jumping Competition' ini JBS/UBL Stable mengomentisikan delapan 'riders'. Yakni, Ferry Agustian (105/110-Bentley), Marco Momuat (110/Charlie, 115/Tyra H), Bayu Hargyo (100/Black Lady, 105/Joker). Dan, sang ikon, Justin Bongsoikrama dengan Charlotte, di kelas 50-70 dan 70-90 cm.

Di kelas 50-70 cm, Justin Bongsoikrama membuat empat kesalahan pada lompatan pertama dengan catatan waktu 48, 47 dt. Justin tak perlu kecewa karena kelas ini memang dimenangkan oleh 'riders' remaja yang jam terbangnya lebih tinggi, yakni Rahmat Saleh (Aragon/Max), Yasep Surya Wahyudi (JN Stud/JN Violet), dan Marisha Sukismita (Trijaya/Ducati).

ENJOY DI 70-90 CM

Setelah itu, Justin tampil lebih 'enjoy' di kelas 70-90 cm dengan rekor peserta lebih dari 20. Banyaknya peserta tampaknya karena menjadikan kelas ini sebagai 'arena pemanasan' sebelum tampil di kelas lebih tinggi, termasuk dengan kuda-kuda 'trial by error', seperti Adi Katompo (JPEC), Raymen Kaunang (Pegasus), Dadang Suryatna (Aragon), Rommy Virago (Sembrani Ditpolsatwa), atau Shanti Sadino (Pamulang).

Di kelas 70-90 cm ini Justin mampu tampil lebih tenang dan percaya diri dalam membesut Charlotte, sehingga berhasil mengungguli 'top riders' berpengalaman seperti disebutkan diatas.

Justin mulus melakukan dua kali lompatan reguler masing-masing dengan catatan waktu 43,93 dt dan 26,53 dt untuk akhirnya menempati peringkat ke-7. Catatan waktunya bahkan masih lebih 'sempurna' dibanding seniornya sendiri, Ferry Agustian (Ciliano), yang mencatat 46,86 dt dan 28,71 dt. Peraihan catatan waktu Justin hanya berada dibawah Galih Rasiono (Andiga/Albatros), Praka Iwan (Balaturangga/Tulis), Bagas Sudarmadi (Aragon/Wizurai), Rahmat Saleh (Aragon/Pusaka Mataram), dan Anjasmara Wibisono (Andiga/GP Totilas).

"Justin selama ini latihan seminggu dua kali dengan saya. Justin latihan di kampus, hari Selasa dan Kamis sore. Justin punya prospek bagus kalau latihannya lebih rutin dan serius lagi, karena didukung dengan kuda yang bagus," komentar Albert 'Abe' Pelealu, 'rider' senior yang menjadi penanggung-jawab pembinaan JBS/UBL Stable.

BANTENG JAKARTA

Apa komentar Justin Bongsoikrama (15) sendiri? Didampingi ayahnya, Kasih Hanggoro, Justin yang 'tongkrongannya' melebihi ayahnya itu demikian 'pede' juga saat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

"Terus terang saja saya memang lebih menyukai rugby, soalnya lebih menantang," kata remaja yang fasih berbahasa Jepang, Inggris dan, tentu saja, Indonesia itu. Dibanding berkuda, Justin mengaku lebih sering berlatih rugby, di daerah Senayan. Klubnya, Jakarta Benteng.

"Ada tiga jenis permainan rugby, masing-masing terdiri tujuh, sepuluh dan 15 orang," ceritanya.

Yang paling 'seram', tim dengan masing-masing 15 pemain.

"Pertengahan bulan ini kami bertanding di Bandung," tegas kakak dari Julian Bongsoikrama (12) itu. Ayahnya, Kasih Hanggoro, tak banyak menimpali, hanya sesekali tersenyum. (tb)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved