Kasih Hanggoro: Dulu Kuda Besi Sekarang Kuda Sungguhan
Menggeluti olahraga berkuda menjadi semacam ritual khusus Kasih Hanggoro dari kesibukan berbisnis disamping mengajar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menggeluti olahraga berkuda menjadi semacam ‘ritual’ khusus Kasih Hanggoro dari kesibukan berbisnis, disamping mengajar.
Ketua Harian Yayasan Budi Luhur, yang memayungi Universitas Budi Luhur, ini sebagai dosen memang hanya men gajarkan ‘Asas-asas Manajemen’ di perguruannya, sebab ia lebih banyak menjalani aktivitas di luar . Ia mengakui jika berkuda menumbuhkan kenikmatan batin tersendiri.
“Segala kepenatan pikiran hilang kalau sudah berada di sini,” ujar Kasih Hanggoro di stable-nya yang berada di kaki Gunung Bundar, Bogor. Dari kejauhan terlihat juga Gunung Salak.
Jika tidak berhujan dan diselimuti kabut, pemandang yang terpampang luar biasa indah, kehijauan yang mampu memupus segala beban pikiran.
“Saya sering sengaja ke sini untuk melarikan diri dari kesibukan. Kalau sudah di sini benar-benar bisa happy,” tuturnya, Sabtu (25/1/2014).
Siapa menyangka kalau berkuda kini demikian menyita perhatian Kasih Hanggoro, yang 18 Maret 2014 berusia 44 tahun itu. Di masa mudanya dulu ia dikenal sebagai pegiat otomotif yang aktif, termasuk ‘touring’.
Namanya terpateri dalam sejarah pen yelenggaraan Reli Dakar 2009 dan 2011, saat ia menjadi peserta. Sekadar mengingatkan saja, pada keikutsertaan nya yang pertama, 2009, mobil yang dipakainya terkendala sejak awal.
Tetapi, pada 2011, dari 200-an peserta, ia berada di peringkat 126 pada etape pertama, dan di etape kedua berada di posisi 112 dari 124 peserta yang bertahan.
Pengalamannya di otomotif memang jauh lebih panjang dibanding berkuda sekarang ini. Ia juga menjadii pengurus teras dari Harley Davidson Owner Group (HOG), antara lain bersama Herry Yukio Sujasmin.
Aktivitas HOG ini juga sudah lintas-negara, sampai ‘touring’ ke Malaysia, Kamboja, Thailand, Tibet, Australia, Perancis dan beberapa negara Eropa.
“Ya, dulu sibuk menunggang kuda besi, sekarang kud a beneran,” ujar Kasih Hanggoro kepada ‘Tribunnews’ Minggu (26/1/2014) pagi.
Namun, Kasih Hanggoro tampaknya tidak 100% meninggalkan aktivitasnya di olahraga kuda besi itu. Sesekali ia mengaku masih berkumpul bersama anggota HOG lainnya, dan ‘touring’. Minggu pagi, ia juga sudah bersiap untuk memutari kota Jakarta bersama belasan rekannya.
Namun, setelahnya ia mengaku segera menunggang ‘Charlotte’, salah satu kuda equestrian yang dikandangkan di kampus Universitas Budi Luhur.
“Jadi pagi ini memang riding beneran dengan kuda besi dua kaki dan setelah itu riding dengan kuda yang s esungguhnya, di kampus”terangnya sambil tertawa.
Kasih Hanggoro memiliki lebih dari 20 ekor kuda, baik ‘warmblood’, kuda-kuda keturunan dan kuda-kuda lokal asli. Sebagian besar dari koleksinya berada di Universitas Budi Luhur (UBL) Stable.
Sebanyak enam ekor ditempatkan di kandang-kandang mini di kampus perguruan tingginya di kawasan Petukangan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. (tb)