Sabtu, 4 Oktober 2025

Pacuan Kuda Jateng Derby

Ketum Pordasi Apresiasi Tampilnya Kuda-kuda Rakyat

Mohammad Chaidir Saddak mengapresiasi tampilnya kuda-kuda asli Indonesia pada Kejuaraan Pacuan Jateng Derby

Editor: Toni Bramantoro
ist
Eddy Saddak (no 1 dari kanan) bersama Johanes Lukito (paling kiri) bersama ketua Pengprov Pordasi Jateng H.M Munawir dan Kabid Binpres Eqina Bibit Sucipto (tengah) 

TRIBUNNEWS.CO, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) Mohammad Chaidir Saddak mengapresiasi tampilnya kuda-kuda asli Indonesia pada Kejuaraan Pacuan 'Jateng Derby', di Tegalwaton, Tengaran, Salatiga.

Turunnya kuda-kuda 'rakyat' itu membuktikan tingginya perhatian dan kepedulian Pengprov Pordasi Jateng pada perkembangan kuda-kuda lokal.

"Sangat nyata jika Jateng masih sangat perduli dengan engembangkan kuda-kuda rakyat, asli Indonesia," demikian antara lain dikemukakan Mohammad Chaidir Saddak kepada Tribunnews.com, Minggu (19/1/2014) pagi dari Salatiga, Jateng.

Kejuaraan pacuan 'Jateng Derby' dilangsungkan Sabtu dan Minggu, dengan melombakan 25 nomor. Sebanyak 11 nomor atau kelas sudah dilombakan Sabtu (18/1/2014) kemarin, sementara 14 nomor sisanya digelar Minggu ini.

Dari 11 kelas yang dilombakan kemarin, ada beberapa 'race' khusus kuda-kuda asli Indonesiam, yang lebih dikenal dengan nama kuda-kuda Sandel.

"Hari ini pasti makin seru dengan dilombakannya nomor-nomor utama," jelas Eddy Saddak, yang juga pemilik Aragon Horse Racing & Equestrian Sports, Lembang, itu. Seperti suguhan perlombaan hari Sabtu, Ketum PP Pordasi mengharapkan gelaran persaingan pacuan Minggu ini berjalan lancar.

Sabtu malam, Eddy Saddak dengan disertai Ketua Pengprov Pordasi Jateng H.M.Munawir serta dua tokoh equestrian nasional Johanes Lukito dan Bibit Sucipto meninjau kuda-kuda kompetitor di kandang-kandang permanen dan kandang buatan di Arrowhead Stable, Salatiga. Selaku pembina Aragon Eddy Saddak agak prihatin dengan kondisi salah satu kudanya, yakni 'Sondari'' yang Minggu ini akan tampil di kelas remaja jarak 1400 meter.

"Sondari tadi malam sudah ditangani, sudah bisa makan normal. Mudah-mudahan tetap bisa lari," ujar pemilik Aragon itu, berseloroh.

Eddy Saddak pada 16 Januari lalu tepat berusia 53 tahun. Kecintaannya yang luar biasa pada kuda dan olahraga berkuda menurun pada kedua anaknya, si kembar Karissa dan Karina.

Kedua putri Eddy Saddak ini tampaknya lebih banyak menghabiskan masa remajanya dengan turut mengurusi Aragon Horse Racing\ & Equestrian Sports. (tb)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved