Sabtu, 4 Oktober 2025

Valentino Rossi dan Sebastian Vettel Berdoa untuk Schumacher

Dukungan dan simpati dari berbagai kalangan terus mengalir pada mantan juara Formula One, Michael Schumacher

Penulis: Deny Budiman
AFP PHOTO/PHILIPPE DESMAZES
Dua fan mengibarkan bendera Ferrari di depan Rumah Sakit University di Grenoble, Alpen, Prancis tempat Michael Schumacher terbaring koma. (1/1/2014) 

TRIBUNNEWS.COM – Dukungan dan simpati dari berbagai kalangan terus mengalir pada mantan juara Formula One, Michael Schumacher (Schumi) yang sampai hari ketiga kemarin (2/1/2013) masih dalam kondisi koma di di University Hospital Center di kota Grenoble, Prancis.

Sejumlah pembalap pun beramai-ramai menyatakan dukungannya. Juara dunia MotoGP lima kali, Valentino Rossi berseru di akun twitternya, "Ayo Schumi, jangan menyerah, kamu kan tak pernah menyerah sebelumnya juga," tulisnya penuh haru.

Juara dunia F1 2013, Sebastian Vettel juga menyuarakan doa dan dukungannya. "Ia seperti seorang ayah untukku. Saya tak bisa kehilangannya saat ini. Schumi, ini pertarungan grand prix paling penting dalam hidupmu," tulisnya.

Kondisi Michael Schumacher saat ini disebut stabil kendatipun legenda hidup F1 tersebut masih berada dalam koma artifisial menyusul kecelakaan ski yang menimpanya di kawasan Meribel, Pegunungan Alpen, Prancis 29 Desember lalu.

Turun di daerah curam, ia menabrak tiga batu besar hingga helmnya sampai terbelah. Helm itu pula yang konon membuatnya masih bisa selamat sampai saat ini. Tim medis mengatakan mereka tak bisa mengklaim kondisi bahaya sudah lewat.

"Tanpa helm itu, bisa lain lagi ceritanya. Kita sekarang harus melewati lagi kondisi kritis sampai 48 jam ke depan," kata Professor Jean Francois Payen, salah seorang tim dokter.

Legenda F1, Niki Lauda mengaku berdoa secara khusus untuk keselamatan Michael Schumacher. "Saya berdoa kepada Tuhan agar segalanya berakhir dengan baik. Tapi yang menyedihkan, saat ini kondisi Schumi masih belum membaik," katanya.

Mantan pembalap yang kini berusia 64 tahun ini pernah berada dalam kondisi nyaris direnggut maut pada 1976 lalu. Ketika itu, di Jerman GP, mobil Ferrari yang dikendarainya menabrak pagar pembatas, dan terbakar dengan dirinya terperangkap di dalamnya. Meski tak sampai mengalami koma, namun Lauda jadi menyadari bahwa ada sesuatu di luar kuasa manusia yang bermain dalam situasi kritis seperti itu.

"Saya percaya ada yang menolong kita di atas sana mengatasi situasi ini. Dia memutuskan hal yang tak kita pahami. Sulit juga dijelaskan dengan nalar, bagaimana pembalap hebat, yang pernah juara tujuh kali dari 300 kali balapan, harus mengalami kecelakaan seperti ini," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved