Tragedi Arena Tinju Indonesia
Penonton Mabuk Pemicu Kerusuhan Tinju di Nabire
Carol Renwarin mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan terjadinya insiden tersebut
TRIBUNNEWS.COM – Pengurus Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Papua menyesalkan terjadinya kasus kerusuhan yang terjadi di GOR Kota Lama Nabire yang menewaskan 18 orang saat berlangsung final tinju memperebutkan Piala Bupati Nabire.
Ketua Bidang Komisi Teknik Pengda Pertina Papua, Carol Renwarin, mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan terjadinya insiden tersebut dan berharap polisi dapat mengusut penyebab kejadian itu hingga tuntas.
"Kami sangat menyayangkan terjadinya kasus yang menyebabkan puluhan orang meninggal dan luka-luka saat digelarnya final kejuaraan tinju di Nabire itu," kata Carol.
Menurutnya, dari laporan yang diterima baik dari panitia maupun wasit tinju yang bertugas, ternyata kasus itu bukan semata disebabkan saling ejek antar sporter melainkan penonton yang masuk tanpa membeli tiket dan dalam keadaan mabuk.
"Warga yang mabuk itulah yang membuat onar dengan berupaya mendekati Bupati Nabire, namun dihadang oleh Satpol PP, hingga menyebabkan mereka marah dan melakukan aksi pelemparan," ungkap Carol Renwarin seraya berharap polisi mengungkap kasus tersebut apalagi jumlah penonton kemungkinan sudah melebihi kapasitas GOR.
Ketika ditanya tentang adanya dugaan kecurangan wasit, Carol dengan tegas membantah dan menyatakan tidak ada kecurangan serta sudah sesuai ketentuan.
"Tidak ada masalah dalam penilaian wasit sehingga kemenangan Alfius Rumkorem sudah sesuai dengan angka yang diperolehnya," tegas Ketua Bidang Komisi Tehnis Pengda Pertina Papua Carol Renwarin.
Insiden tewasnya 18 orang itu diduga karena para penonton berdesakan keluar dari GOR yang Minggu malam dipadati 1.500 orang hingga diduga mereka terinjak-injak.
Saat ini jenazah para korban sudah disemayamkan di rumah korban masing masing.