Jumat, 3 Oktober 2025

Kabar Artis

Dapat Banyak Pesan Peringatan Imbas Kritik Pemerintah, Jerome Polin: NggakTakut! Lawan!

Jerome Polin mengaku mendapat banyak DM (direct message) imbas aksinya yang vokal mengkritik pemerintah. Akui tak takut dan tak akan gentar.

Tribunnews.com/ Alivio Mubarak
Jerome Polin di acara Renyahnya RITZ, Awali Percakapan di kawasan Sudirman, Jakarta. Jerome Polin mendapat banyak pesan peringatan imbas mengkritik pemerintah. 

TRIBUNNEWS.COM - Influencer Jerome Polin mengaku mendapat banyak DM (direct message) di akun Instagram miliknya.

Kondisi bangsa Indonesia belakangan ini begitu memilukan.

Unjuk rasa terjadi di mana-mana, bahkan berlangsung ricuh.

Sejumlah fasilitas umum hancur jadi sasaran massa, termasuk sebuah halte Transjakarta.

Hal itu turut menyita perhatian Jerome Poline.

YouTuber kelahiran Jakarta, 2 Mei 1998 itu sempat mengunggah ulang konten halte yang dibakar.

Unggahan Jerome tersebut pun mendapat respons dari salah seorang netizen.

Netizen tersebut mengirimkan DM kepada pria lulusan Universitas Waseda, Tokyo, Jepang itu dengan nada peringatan.

“Sudah Jerome, jgn memperkeruh suasana. Km sebagai influencer seharusnya tidak membela siapa2,” bunyi pesan tersebut, dikutip dari Instagram @jeromepolin, Senin (1/9/2025).

Jerome mengaku banyak mendapat pesan serupa setelah aksinya yang vokal mengkritik pemerintah.

Namun, pesan-pesan tersebut tak membuat pemilik kanal YouTube Nihongo Mantappu itu bungkam.

Baca juga: Respons Uya Kuya usai Rumah Dijarah: Semoga Apa yang Kalian Ambil Bermanfaat

"Mulai banyak dm masuk ke aku dengan narasi seperti ini. Gak cuma dari 1 akun. Dan mungkin ini strategi buat bikin aku takut untuk bersuara. GAK TAKUT. LAWANNN!!," tulis Jerome.

Jerome tetap pada tujuan awalnya yakni memperjuangan keadilan.

Ia turut mengajak masyarakat untuk tidak menyerah dalam membela kebenaran.

"Aku tidak mau sampai perjuangan kita akhirnya redup dan berlalu begitu saja; dilupakan. Seakan tidak terjadi apa-apa."

"Sudah sejauh ini perjuangan kita, aku masih punya banyak energi untuk membela kebenaran. Dan aku harap teman2 di sini pun demikian," ujar Jerome.

Pemilik nama lengkap Jerome Polin Sijabat itu juga mengimbau kepada rekan-rekan sesama influencer untuk terus menyuarakan kebenaran.

"Buat temen2ku influencer dan siapa pun kalian, jangan takut untuk menyuarakan kebenaran. Kalau masih belum terlalu paham, gapapa."

"Coba pelajari apa yang sedang terjadi dan mulai bersuara. Gak harus suara sendiri, bisa repost atau share postingan2 yang ada. Semangat berjuang," kata Jerome.

Tak sampai di situ, YouTuber berusia 27 tahun itu tak gentar membela rakyat yang selama ini menurut Jerome haknya sudah dipermainkan oleh pemerintah.

"Ak membela rakyat, karena aku sendiripun rakyat. Kita harus memperjuangkan hak kita yang selama ini disemena-menakan."

"Mungkin dulu kita belum sadar tentang hal ini, tapi sekarang, sudah saatnya kita semua sadar dan mengawal," tegasnya.

Dengan semangat tersebut, Jerome Polin berharap dapat mendorong masyarakat untuk lebih sadar dan aktif dalam memperjuangkan hak-hak rakyat demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

"Kita sudah menjalankan kewajiban kita sebagai rakyat yaitu bayar pajak, dan adalah hak kita untuk tahu ke mana dan bagaiaman uang kita dipakai"

"Demi masa depan Indonesia yang lebih baik," tandasnya.

Unggahan Jerome Polin soal Bayaran Buzzer Pemerintah

Jerome Polin sebelumnya juga membeberkan penawaran fantastis sebesar Rp 150 juta untuk sekali unggah konten di media sosial sebagai bagian dari kampanye ajakan damai di akun Instagram pribadinya.

Jerome, yang dikenal dengan gaya komunikasinya yang lugas dan edukatif, menolak tawaran tersebut sekaligus menyinggung soal transparansi penggunaan uang negara.

"Dear agency dan KOL, aku mohon untuk kali ini, jangan korbanin rakyat buat kepentingan kalian sendiri," tegas Jerome dilansir dari akun Instagram miliknya @jeromepolin, Jumat (29/8/2025).

Pria yang menekuni jurusan Matematika ini menilai tawaran sebesar Rp 150 juta untuk satu unggahan terlalu berlebihan, apalagi jika sumber pendanaannya berasal dari anggaran publik. 

Ia menekankan bahwa dana rakyat seharusnya diprioritaskan untuk kebutuhan mendesak, bukan untuk pencitraan semata.

Dalam unggahan lain, Jerome bahkan menyebut bahwa jika dana sebesar itu dialihkan untuk kepentingan guru, maka puluhan pendidik bisa lebih sejahtera.

"Uang rakyat dipake buat bayar buzzer per orang Rp 150 juta, kalau dipake buat naikin gaji guru per orang Rp 10 juta, udah bisa bikin 15 guru hidup sejahtera selama sebulan," imbuhnya. 

Pesan ini menuai respons luas dari netizen yang menilai kritik Jerome sejalan dengan keresahan masyarakat.

Jerome mengingatkan agar publik tidak lengah dan terus mengawal transparansi anggaran negara. 

Menurutnya, narasi damai seharusnya lahir secara alami dari masyarakat, bukan dibentuk melalui kampanye berbayar.

"Semua lagi susah, kita berjuang bersama, yah? Tolong," tambah Jerome.

Baca juga: Soal Tewasnya Affan Kurniawan, Rieke Diah Pitaloka Minta Presiden Prabowo Evaluasi Kepolisian RI

(Tribunnews.com, Yurika/Alivio) 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved