Ayah Sarwendah Meninggal
Jenazah Ayah Sarwendah Akan Dikremasi 23 Juli, Tanggal Dipilih Berdasarkan Fengshui
Proses kremasi dijadwalkan berlangsung pada 23 Juli 2025, setelah keluarga melakukan perhitungan fengshui untuk menentukan waktu yang tepat
Penulis:
M Alivio Mubarak Junior
Editor:
Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jenazah ayah Sarwendah, Hendrik Lo, saat ini masih disemayamkan di rumah duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara, usai wafat pada 19 Juli 2025.
Proses kremasi dijadwalkan berlangsung pada 23 Juli 2025, setelah keluarga melakukan perhitungan fengshui untuk menentukan waktu yang tepat.
"Enggak ada alasan lain, ini murni berdasarkan hitungan fengshui," kata Sarwendah di rumah duka, Jakarta Utara, Sabtu (19/7/2025).
"Papi kan keturunan Tionghoa, jadi sudah kami hitung dan diputuskan tanggal 23," lanjutnya.
Setelah kremasi, abu jenazah rencananya akan dilarungkan ke laut sesuai tradisi keluarga.
Baca juga: Usai Putusan Cerai, Ruben Onsu Janji Bakal Buka-bukaan Alasan Pisah dari Sarwendah Tan
Sarwendah menuturkan ibunya yang rutin merayakan ulang tahun di atas kapal telah meminta agar abu almarhum juga disebar bersama momentum tersebut.
"Abunya nanti akan ditabur di laut, sekalian sama acara ulang tahun Nenek di kapal. Kan Yeye suka berkumpul jadi Nenek minta abunya ikut," jelasnya.
Sarwendah mengaku masih sulit menerima kepergian ayahnya yang terbilang cepat.
Menurutnya, Hendrik Lo selalu tampil sehat dan tak pernah mengeluh.
"Mungkin memang kondisinya tak terdeteksi karena Papi selalu bilang ‘enggak apa-apa,’" tuturnya.
Sebagai informasi, Fengshui adalah ilmu tradisional Tionghoa yang mengatur harmoni antara manusia dan lingkungan sekitarnya.
Dalam budaya Tionghoa, pemilihan waktu untuk acara penting seperti kremasi sering didasarkan pada perhitungan fengshui agar membawa ketenangan bagi almarhum dan keluarga yang ditinggalkan.
Hendrik Lo menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit.
Ia meninggal pada usia 63 tahun usai dirawat sejak Rabu atau Kamis malam.
Sarwendah menyatakan bahwa ayahnya hanya dirawat selama kurang lebih lima hari di rumah sakit.
Hendrik Lo awalnya hanya mengeluhkan nyeri perut ringan, dan kemudian dilarikan ke rumah sakit setelah kondisinya tak kunjung membaik.
Ayah Sarwendah Meninggal
Tangis Sarwendah Ungkap Cerita Pilu di Balik Jas Biru yang Dikenakan Jenazah Ayahnya, Hendrik Lo |
---|
Penuh Haru, Sarwendah Ungkap Rasa Kehilangan dan Janji Lanjutkan Usaha Ayah |
---|
Ayahnya Meninggal Dunia, Sarwendah Batalkan Agenda Kerjanya ke Korea di Hari yang Sama |
---|
Sarwendah Ceritakan Kronologi Wafatnya Sang Ayah Hendrik Lo |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.